BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Bio Farma

Merasa Ada Benjolan di Payudara? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Kompas.com - 22/10/2022, 12:03 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat menemukan benjolan di sekitar bagian payudara, mayoritas orang, terutama perempuan, sering berasumsi bahwa hal tersebut merupakan tanda penyakit kanker payudara.

Hal tersebut memang tidak salah. Akan tetapi, tidak semua benjolan di payudara menjadi pertanda kanker payudara atau penyakit berbahaya lainnya, sebagaimana dilansir dari cancer.org.

Berikut adalah tujuh jenis benjolan yang muncul pada payudara.

1. Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah benjolan berupa kelenjar air susu yang padat dan mudah digerakkan. Gejala ini umum ditemukan pada perempuan yang memasuki usia reproduksi, yakni 20-30 tahun.

Untuk diketahui, payudara terdiri dari lobulus atau kelenjar penghasil susu beserta salurannya. Area tubuh ini dikelilingi oleh sejumlah jaringan kelenjar yang berserat dan lemak.

Dokter menjelaskan penyakit tipes bisa menyebabkan kematian. Namun, dengan pengobatan tepat dan cepat, penyakit ini mudah disembuhkan.

Baca juga: Fibroadenoma

Umumnya, dari area lobulus, fibroadenoma berkembang dan membentuk benjolan padat. Meski begitu, fibroadenoma dapat hilang dengan sendirinya atau dengan prosedur pengangkatan benjolan lumpektomi dan krioterapi.

Adapun penyebab fibroadenoma belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, seperti dikutip dari breastcancernow.org, sejumlah ahli menduga bahwa fibroadenoma disebabkan oleh peningkatan kepekaan terhadap hormon estrogen.

2. Kista

Penyakit ini biasanya ditemukan pada perempuan berusia 35-50 tahun atau saat menjelang masa menopause.

Benjolan yang disebabkan oleh kista memiliki tekstur yang lembek seperti balon berisi air. Tak jauh berbeda dengan fibroadenoma, kista pada payudara umumnya disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dalam tubuh.

Baca juga: Kenali, Berbagai Jenis Kista dan Gejalanya

Kista pada payudara dapat hilang melalui berbagai cara, seperti operasi, terapi hormon, dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter.

3. Fibrokistik

Fibrokistik kerap disebut sebagai tumor jinak. Penyakit ini tidak berbahaya, tapi bisa mengganggu. Penyakit ini juga dapat menyebar ke seluruh payudara.

Dilansir dari laman mayoclinic.org, lebih dari setengah perempuan memiliki fibrokistik payudara. Namun, kebanyakan dari penderitanya tidak menunjukkan gejala apa pun.

Fibrokistik sering ditemukan pada perempuan berusia antara 30-50 tahun. Sementara, perempuan dengan usia di bawah 21 tahun hanya memiliki risiko sekitar 10 persen.

Benjolan pada fibrokistik biasanya bertekstur kenyal seperti kumpulan tali. Penyakit ini juga disebabkan oleh hormon reproduksi dan estrogen.

Untuk mengatasinya, Anda dapat mengonsumsi pil KB, obat pereda sakit, dan obat suntik sesuai anjuran dokter.

4. Hematoma

Hematoma merupakan tumor jinak nonkanker yang berbentuk benjolan dan dapat ditemukan di area tubuh, seperti payudara. Benjolan ini terlihat seperti pembengkakan.

Baca juga: Hematoma

Kemunculan hematoma biasanya berawal dari luka di area tubuh ataupun trauma. Hematoma bisa diobati dengan banyak beristirahat dan mengompres bagian yang terdapat benjolan.

5. Lipoma

Lipoma merupakan jenis tumor jinak yang tidak berbahaya. Biasanya, penyakit ini ditemukan pada orang berusia 40-60 tahun. Tumor ini berbentuk benjolan lemak di area payudara.

Baca juga: Kenali Apa itu Lipoma, Benjolan Lemak di Bawah Kulit

Lipoma kerap disebabkan oleh faktor keturunan, usia, dan penyakit khusus. Karena tidak berbahaya, lipoma sering kali tidak membutuhkan penanganan khusus.

Namun, jika sudah masuk pada tahap berbahaya, lipoma dapat diatasi dengan operasi.

6. Kanker payudara

Benjolan yang memicu kanker payudara biasanya kerap terbentuk di jaringan payudara. Meski lebih banyak diderita perempuan, penyakit ini juga ditemukan pada laki-laki.

Terdapat beberapa faktor yang disinyalir menjadi pemicu utama dari kemunculan kanker jenis ini, seperti kebiasaan merokok, kelebihan berat badan, dan mengalami menstruasi sejak usia muda.

Baca juga: Pahami, Gejala Awal Kanker Payudara dan Cara Mendeteksinya

Untuk mengatasi kanker payudara, Anda harus melakukan sejumlah penanganan, seperti kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan.

Itulah tujuh jenis benjolan yang muncul di Payudara. Bila menemui benjolan tersebut, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Spesialis Kedokteran Nuklir dr Stepanus Massora, SpKN mengatakan, penting bagi seseorang untuk segera melakukan pengecekan saat menyadari kemunculan benjolan di payudara.

"Benjolan payudara dapat dikenali melalui pemeriksaan sadar payudara sendiri (Sadari). Gerakan Sadari dapat dilakukan setiap mandi atau mengganti pakaian sebagai pencegahan dan penanganan dini untuk kanker payudara atau tumor jinak lain,” ujar Stepanus dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Stepanus menjelaskan, ada tujuh cara untuk mencegah kemunculan benjolan di payudara. Pertama, lakukan pemeriksaan payudara secara teratur. Kedua, kenakan bra yang pas dan nyaman.

Ketiga, hindari konsumsi obat-obatan secara berlebih. Keempat, kurangi konsumsi kafein. Kelima, hindari makanan berlemak.

Keenam, olahraga secara teratur. Ketujuh, hindari paparan radiasi.

“Jika masih terdapat benjolan dan dirasa terus membesar, segera konsultasikan hal tersebut pada ahlinya agar Anda tetap sehat. Dengan begitu, dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas Stepanus.

Bagi yang ingin melakukan konsultasi seputar benjolan di payudara, Anda juga dapat melakukannya secara online dengan sejumlah dokter ahli melalui Medevo.

Aplikasi medevo siap melayani Anda yang hendak melakukan konsultasi kesehatan. Dok. Bio Farma Aplikasi medevo siap melayani Anda yang hendak melakukan konsultasi kesehatan.

Sebagai informasi, Medevo adalah aplikasi digital yang bisa membantu Anda berkonsultasi terkait berbagai permasalahan kesehatan, termasuk kanker.

Anda bisa melakukan konsultasi dengan nyaman melalui video call atau chat dari mana saja, kapan saja, dan dengan harga terjangkau.

Tidak hanya konsultasi virtual, aplikasi Medevo juga memiliki fitur-fitur tambahan, seperti artikel seputar kesehatan, informasi fasilitas kesehatan, dan pengecekan gejala dengan wearable device.

Jadi, Anda tidak perlu bingung untuk menyelesaikan segala kondisi kesehatan. Segera konsultasikan masalah kesehatan yang dialami bersama para ahli di Medevo.

Bagi yang tertarik, silakan unduh aplikasi Medevo di Play Store dan App Store atau kunjungi Instagram @medevo.id untuk informasi selengkapnya.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com