Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2023, 21:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengakhiri status "darurat kesehatan global" untuk Covid-19, Jumat (5/5/2023).

"Dengan harapan besar, saya nyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” kata Dirjen WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers WHO, seperti yang dikutip dari The New York Times pada Jumat (5/5/2023).

WHO tetap mengingatkan bahwa pencabutan status darurat Covid-19 bukan berarti dunia ini bebas dari virus corona sepenuhnya.

Baca juga: Waspadai Lonjakan Covid-19 Arcturus, Tingkat Keterisian Tempat Tidur RS Naik

Virus corona tetap dapat menginfeksi kapan saja, seperti halnya HIV yang tetap ada hingga saat ini.

Namun, pencabutan secara resmi status Covid-19 sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" oleh WHO adalah momen penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Pasalnya, selama kurang lebih 3 tahun, masyarakat dunia mengalami kesulitan dalam menjalani pembatasan aktivitas karena status darurat Covid-19.

K. Srinath Reddy yang memimpin India’s Public Health Foundation mengatakan, keputusan WHO untuk mencabut keadaan darurat Covid-19 itu tepat.

Baca juga: Kenali Apa Itu Konjungtivitis pada Varian Covid-19 Arcturus

Hal itu karena tingkat kekebalan masyarakat global terhadap Covid-19 sudah cukup tinggi melalui vaksinasi, infeksi, atau keduanya.

“Itu (Covid-19) tidak lagi memiliki tingkat bahaya yang sama,” ujar Reddy.

Reddy mengatakan, berakhirnya status darurat Covid-19 juga harus diapresiasi sebagai momen pencapaian manusia dan ilmu pengetahuan.

Ia mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 dapat berakhir karena biologi evolusioner diikuti masyarakat dunia yang menerapkan vaksinasi, penggunaan masker, dan protokol kesehatan lainnya.

Sebagai catatan, ada 765.222.932 kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi secara global, termasuk 6.921.614 kematian, yang dilaporkan ke WHO per 3 Mei 2023.

Peneliti independen memperkirakan, jumlah kematian sebenarnya dari virus tersebut jauh lebih tinggi.

Baca juga: Kemenkes: Jenis Vaksin Booster Covid-19 Ditambah Vaksin Indovac

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com