Itu sebabnya jenis obat tersebut sering diresepkan sebagai pengobatan hipertensi, angina, dan detak jantung tidak teratur.
Obat ini bisa memicu efek samping berupa kelelahan insomnia, dan melambatnya detak jantung yang lambat.
Semua efek tersebut bisa memicu munculnya gaya hidup pasif, yang dapat menyebabkan berat badan ekstra.
"Penambahan berat badan sering terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah memulai beta-blocker seperti atenolol atau metoprolol,” kata Batsis.
Hal ini terjadi karena munculnya perubahan metabolisme, sensitivitas insulin, dan dampak pada metabolisme otot rangka.
Konsumsi obat migrain dan naiknya berat badan bisa menjadi lingkaran setan.
Kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko migrain dan menyebabkan penyakit tersebut semakin parah.
Di sisi lain, obat untuk mengatasi migrain, seperti propranolol (Inderal) dan divalproex sodium (Depakote), juga bisa memicu naiknya berat badan.
Menurut American Migraine Foundation, orang dengan berat badan sehat yang mengalami migrain memiliki peluang sekitar tiga persen untuk mengalami sakit kepala kronis.
Namun, bagi orang yang kelebihan berat badan dan orang dengan obesitas, kemungkinan migrain kronis mencapai lima kali lebih besar.
Bagi Anda yang khawatir dengan efek samping gemuk setelah minum obat tertentu, hindari sembarangan menghentikan atau mencari alternatif obat yang sudah diresepkan dokter. Pastikan tetap konsultasi ke dokter untuk mengantisipasi efek samping tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.