Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Benar Vaksin M72 Mengandung Mikrocip, Ini Penjelasan Ahli...

Kompas.com - 13/05/2025, 06:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Munculnya berbagai informasi keliru soal vaksin kembali meresahkan masyarakat.

Kali ini, isu yang menyeret vaksin M72, vaksin terbaru untuk mencegah tuberkulosis (TB), dikaitkan dengan dugaan adanya mikrocip di dalamnya.

Padahal, hingga kini, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan keberadaan mikrocip dalam vaksin apa pun, termasuk vaksin M72.

Kementerian Kesehatan RI melalui laman Sehat Negeriku juga telah menegaskan bahwa isu mikrocip dalam vaksin, baik vaksin Covid-19 maupun vaksin lainnya, adalah hoaks.

Hal senada disampaikan oleh pakar paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) yang memastikan bahwa vaksin M72 tidak mengandung cip dan telah melewati uji klinis yang ketat.

Baca juga: Bukan Kelinci Percobaan, Ini Alasan Indonesia Ikut Uji Klinis Vaksin TBC

Hoaks mikrocip dalam vaksin masih beredar

Isu soal vaksin yang ditanamkan mikrocip magnetis sempat beredar luas sejak masa vaksinasi Covid-19.

Narasi ini menyebutkan bahwa suntikan vaksin mengandung partikel logam yang bisa membuat benda seperti koin menempel di lengan.

Beberapa unggahan video di media sosial sempat memperlihatkan koin uang logam Rp1.000 yang ditempelkan di bekas suntikan vaksinasi, seolah menegaskan narasi tersebut.

Namun, seperti dikutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI pada Jumat (28/5/2021), narasi tersebut tidak berdasar.

Dokter Anak Konsultan Infeksi & Penyakit Tropis Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro menegaskan bahwa lubang jarum suntik terlalu kecil untuk menyuntikkan partikel logam, apalagi cip magnetis.

“Vaksin berisi protein, garam, lipid, pelarut, dan tidak mengandung logam. Jadi perlu dijelaskan bahwa berita itu hoaks,” katanya.

Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, juga menambahkan bahwa cairan vaksin yang disuntikkan hanya berjumlah 0,5 cc dan langsung menyebar ke jaringan tubuh, tanpa menyisakan cairan atau benda asing di permukaan kulit.

Ia pun menjelaskan bahwa logam seperti nikel, yang digunakan pada uang logam, tidak memiliki daya magnet.

Koin bisa menempel di kulit bukan karena efek vaksin, melainkan karena permukaan kulit yang lembap akibat keringat.

Baca juga: Uji Klinis Vaksin TBC M72 Masuki Tahap Kunci, Indonesia Libatkan 2.095 Partisipan

Vaksin M72 terbukti aman dan bebas dari cip

Dokter Spesialis Paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (9/5/2025), menegaskan bahwa vaksin M72 adalah vaksin yang aman dan tidak mengandung cip.

“Vaksinnya aman, tidak ada chip,” ujar Erlina singkat menanggapi isu tersebut.

Dalam unggahan di akun X miliknya yang dikutip Kompas.com dengan izin, Erlina menjelaskan bahwa vaksin M72 merupakan hasil riset panjang selama 26 tahun oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation.

Vaksin ini dikembangkan melalui tahapan uji laboratorium, uji hewan, hingga uji klinis pada manusia secara bertahap dan ketat.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang dilibatkan dalam uji klinis besar vaksin M72, bersama dengan Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi. Dari lebih dari 20.000 partisipan secara global, sebanyak 2.095 berasal dari Indonesia.

Semua proses uji klinis diawasi langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Komite Etik masing-masing institusi.

Jika ditemukan kendala dalam prosesnya, pemerintah memiliki wewenang untuk menghentikan uji coba.

“Keamanan dan keselamatan partisipan menjadi prioritas. Kendali ada di tangan kita,” tulisnya.

Vaksin M72 dirancang untuk memberikan perlindungan yang lebih efektif bagi remaja dan orang dewasa dari ancaman TB, melengkapi vaksin BCG yang selama ini hanya efektif pada anak-anak.

Bila terbukti efektif, vaksin ini diharapkan mampu menurunkan angka penularan dan kematian akibat TB di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Baca juga: Gates Foundation Belum Terlibat Program Makan Bergizi Gratis, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau