KOMPAS.com – Tuberkulosis (TB) masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan, terutama di negara dengan jumlah kasus tinggi seperti Indonesia.
Meski vaksin BCG sudah lama digunakan untuk melawan TB, efektivitasnya terbatas pada anak-anak.
Kini, dunia berharap pada kehadiran vaksin M72 yang tengah dikembangkan dan diuji di sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk memberikan perlindungan lebih luas bagi remaja dan orang dewasa.
Baca juga: Vaksin M72, Harapan Baru untuk Atasi Tuberkulosis pada Remaja dan Dewasa
Menurut Dokter Spesialis Paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), selama ini vaksin BCG memang digunakan untuk melindungi bayi dan balita dari TB. Namun, seiring pertambahan usia, perlindungan dari vaksin tersebut menurun secara signifikan.
"Vaksin BCG buat balita, kita butuh vaksin baru untuk remaja dan orang dewasa," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/5/2025).
TB masih menjadi penyebab kematian yang tinggi di Indonesia, dengan lebih dari satu juta kasus per tahun dan sekitar 130 ribu kematian.
Angka ini mencerminkan betapa mendesaknya kebutuhan akan vaksin yang dapat memberikan perlindungan menyeluruh di berbagai kelompok usia.
Vaksin M72, yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation, merupakan hasil penelitian selama 26 tahun.
Kandidat vaksin ini telah menunjukkan potensi besar dalam melindungi kelompok dewasa dari TB, khususnya TB paru.
Harapannya, jika terbukti aman dan efektif, vaksin ini dapat digunakan secara luas pada tahun-tahun mendatang dan membantu menekan laju penularan serta kematian akibat TB di seluruh dunia.
“Vaksin ini bukan sekadar produk medis. Ini tentang masa depan bebas TB, terutama bagi generasi muda dan dewasa yang selama ini belum terlindungi secara optimal,” pungkasnya.
Baca juga: Bukan Kelinci Percobaan, Ini Alasan Indonesia Ikut Uji Klinis Vaksin TBC
Indonesia menjadi salah satu negara yang ambil bagian dalam uji klinis vaksin M72, bersama dengan Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Total, lebih dari 20.000 partisipan dari lima negara terlibat dalam studi ini. Indonesia menyumbang 2.095 partisipan, menandai keterlibatan aktif dalam riset skala global ini.
Dalam unggahannya di platform X yang dikutip Kompas.com dengan izin, ia menjelaskan bahwa vaksin M72 dikembangkan untuk menjawab kebutuhan vaksin yang dapat melindungi kelompok usia yang selama ini kurang terlindungi, yakni remaja dan dewasa.
Proses uji klinis vaksin dilakukan secara bertahap, dimulai dari uji coba pada hewan hingga manusia dalam skala besar.
"Indonesia dipilih karena tingginya beban TB dan kesiapan infrastruktur kesehatan serta tenaga ahli," tulis Erlina.
Menurutnya, ini menunjukkan bahwa Indonesia bukan sekadar pengamat, melainkan pemain kunci dalam upaya global melawan TB.
Seluruh proses uji klinis dilakukan di bawah pengawasan ketat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Komite Etik masing-masing institusi medis.
Fokus utama dalam pelaksanaan uji klinis adalah menjamin keamanan partisipan dan memastikan efektivitas vaksin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.