Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kita Kelinci Percobaan Vaksin TBC Bill Gates? Ini Kata Sang Peneliti…

Kompas.com - 13/05/2025, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Vaksin tuberkulosis (TB) M72 yang didanai oleh yayasan milik Bill Gate, Gates Foundation masih menuai pro kontra masyarakat Indonesia.

Pendapat pro kontra mencuat usai Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (7/5/2025) menyampaikan bahwa Indonesia menjadi lokasi uji coba vaksin M72.

“Beliau sedang mengambangkan vaksin TB untuk dunia, tetapi Indonesia akan menjadi salah satu tempat uji coba. Kita mengetahui bahwa TB memakan korban yang cukup besar di negara kita, dengan angka kematian hampir 100.000 setiap tahunnya,” ujar Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta.

Masyarakat yang kontra beranggapan bahwa ini merugikan karena penduduk Indonesia akan dijadikan “kelinci percobaan” dalam uji coba vaksin TBC Bill Gates.

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSC, Sp.P (K) melalui siaran video di akun Instagram Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) angkat suara dan menepis anggapan miring tersebut.

Baca juga: Indonesia Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Baru, Ini Penjelasan Presiden & Bill Gates

Apakah masyarakat Indonesia jadi kelinci percobaan vaksin TBC Bill Gates?

Dalam video berdurasi sekitar tujuh menit, Erlina memperkenalkan dirinya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Persahabatan.

Selain itu, ia adalah peneliti utama nasional dari vaksin tuberkulosis M72 yang saat ini ramai dibicarakan.

“Enggak betul itu, enggak jelas banget kalau ada pendapat seperti itu, karena uji klinis yang kita lakukan ini adalah riset yang sangat ilmiah dan ada tahapan-tahapannya,” kata Erlina mengawali penjelasannya, yang dikutip Kompas.com, Selasa (13/5/2025).

Ia mengungkapkan bahwa uji klinik vaksin M72 terdiri tiga fase yang sangat dipantau, bukan saja oleh negara Indonesia, tapi juga oleh dunia.

“Karena penelitian ini dilakukan di banyak negara, sifatnya global. Jadi, sebetulnya beruntung sekali Indonesia bisa ikut terlibat dalam penelitian vaksin TB ini,” ungkapnya.

Berdasarkan rilis Kemenkes RI pada 8 Mei 2025, Indonesia telah menyelesaikan proses rekrutmen partisipan untuk uji klinik fase 3 kandidat vaksin tuberkulosis (TB) M72.

Ada sebanyak 2.095 partisipan dari kelompok usia remaja dan dewasa dari Indonesia yang telah direkrut untuk berpartisipasi dalam studi global ini.

Total partisipan uji klinik fase 3 ini berjumlah 20.081 orang dari lima negara.

Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar dengan 13.071 partisipan, diikuti Kenya (3.579), Indonesia (2.095), Zambia (889), dan Malawi (447).

Baca juga: Menkes: Vaksin TBC M72 Tak Berbahaya, Sudah Lewati Tahap Risiko

Vaksin M72 lolos percobaan pada hewan

Erlina menerangkan bahwa dalam bidang penelitian ada tiga fase uji coba yang umum dilakukan sebelum diizinkan untuk digunakan secara luas.

Fase pertama, dilakukan uji coba di laboratorium, yang disebut sebagai Preklinik.

Kedua, uji coba pada hewan yang kemudian subjeknya sering disebut sebagai “kelinci percobaan”.

Tahap akhir yang menentukan adalah uji coba pada manusia.

Setiap tahap harus dilalui dengan standar keefektifan dan keamanan yang sudah ditetapkan secara global.

Dalam uji coba vaksin TB M72 pada hewan, Erlina mengatakan bahwa membutuhkan waktu sekitar 10 tahun hingga mendapatkan hasil yang efektif dan aman.

“Setelah lulus dipercobaan hewan, maka kemudian harus beranjak ke uji klinis pada manusia,” lanjutnya.

Uji klinis pada manusia pun para peneliti harus mengantongi izin dari komite etik serta badan otoritas di setiap negara memilikinya.

“Seperti kalau di Indonesia Badan POM, kalau di Amerika ada FDA, di Eropa juga ada badannya sendiri. Jadi enggak main-main, enggak sembarangan kalau uji klinis di manusia,” bebernya.

“Nah, harus hati-hati nih ya dengan istilah kelinci percobaan,” imbuhnya.

Baca juga: TBC Jadi Penyakit Mematikan di Dunia dengan 8,2 Juta Kasus Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau