KOMPAS.com - Penyakit tuberkulosis (TB) menjadi penyebab 10 juta orang jatuh sakit setiap tahun di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatatkan bahwa TB sebagai penyakit menular nomor satu di dunia yang menyebabkan kematian, khususnya pada penderita HIV.
Pada data 2023, tercatat ada sekitar 1,25 juta orang mengalami kematian akibat tuberkulosis setiap tahunnya.
Baca juga: Kenapa Kasus Tuberkulosis Masih Jadi Perhatian Dunia? Ini Kata Ahli...
“Apalagi, kalian tahu enggak sih Indonesia ini ranking dua lho di dunia kalau kita melihat jumlah pasien tuberkulosisnya,” ujar Dokter Spesialis Paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) dalam siarannya di akun Instagram Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), Minggu (11/5/2025).
Merujuk data WHO 2023, kasus tuberkulosis di Indonesia berkontribusi 10 persen dari kasus di dunia, setelah India (26 persen).
“Jadi, kalau di dunia ada 10 jutaan kasus tuberkulosis, di Indonesia ini ada 1.000.000 kasus. Bayangkan, kita harus segera mengatasi ini,” ujarnya.
Baca juga: Apakah Kita Kelinci Percobaan Vaksin TBC Bill Gates? Ini Kata Sang Peneliti…
Mengutip Medical News Today, TB terjadi ketika bakteri Mycobacterium tuberculosis menginfeksi paru-paru.
Jika seseorang tidak menerima perawatan tuberkulosis, penyakit menular ini dapat berakibat fatal.
Pasalnya, tanpa pengobatan, tingkat kematian penderita TB akan lebih dari 50 persen.
Kematian akibat tuberkulosis bisa terjadi karena dipicu komplikasi serius, seperti:
Baca juga: TBC Jadi Penyakit Mematikan di Dunia dengan 8,2 Juta Kasus Baru
Adapun beberapa faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat tuberkulosis, meliputi:
Selain itu, resistensi obat juga menjadi faktor tambahan yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami kematian akibat tuberkulosis.
Resistensi obat terjadi ketika obat-obatan yang digunakan untuk mengobati TB tidak lagi bisa membunuh bakteri penyebabnya.
Penanganan penyakit TB yang sudah resisten terhadap obat terkenal rumit, jika pengobatannya tidak tepat diterapkan akan mengakibatkan kematian.
Baca juga: Ciri-ciri Penyakit TBC yang Sudah Parah Tidak Bisa Disepelekan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.