Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin M72 Jadi Pilihan untuk Mengurangi Kematian akibat Tuberkulosis

Kompas.com - 14/05/2025, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pengembangan vaksin tuberkulosis (TB) M72 yang didanai oleh yayasan milik Bill Gates, Gates Foundation, menjadi harapan untuk bisa mengurangi angka kematian.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2023, kasus tuberkulosis stabil di angka 10,8 juta, dengan angka kematian akibat tuberkulosis dilaporkan 1,25 juta.

Indonesia menempati peringkat kedua (10 persen) sebagai negara dengan jumlah kasus TB terbanyak di dunia, setelah India (26 persen).

Baca juga: Kenapa Kasus Tuberkulosis Masih Jadi Perhatian Dunia? Ini Kata Ahli...

“Jadi, kalau di dunia ada 10 jutaan kasus tuberkulosis, di Indonesia ini ada 1.000.000. Bayangkan, kita harus segera mengatasi ini,” kata Dokter Spesialis Paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) dalam siarannya melalui Instagram Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), Minggu (11/5/2025).

Dengan memerhatikan jumlah kasus dan angka kematian akibat tuberkulosis tersebut, Erlina mengatakan bahwa vaksin TB baru dibutuhkan untuk remaja dan orang dewasa, melengkapi vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) yang diperuntukkan untuk anak-anak kecil.

“Jadi, memang vaksin itu sangat dibutuhkan dan sebetulnya untuk tuberkulosis ada vaksinnya, tapi sudah jadul banget. Itu diciptakan tahun 1920-an, dan vaksin itu sebetulnya berfungsi untuk anak-anak,” ujarnya.

Lantas, apa itu vaksin M72? Berikut artikel ini akan menjelaskannya lebih lanjut.

Baca juga: Apakah Kita Kelinci Percobaan Vaksin TBC Bill Gates? Ini Kata Sang Peneliti…

Apa itu M72?

Erlina selaku peneliti utama nasional dari vaksin tuberkulosis M72 mengatakan bahwa vaksin ini ditujukan untuk remaja dan orang dewasa.

Ia menerangkan vaksin TB yang saat ini tersedia hanya berfungsi pada anak-anak.

Vaksin yang sudah berusia 100 tahun lebih itu, tidak bisa bekerja pada manusia usia remaja hingga dewasa.

“Jadi kita sangat berkepentingan agar masalah (TB) ini cepat teratasi, obatnya tersedia, juga gratis diberikan pemerintah, alat diagnostiknya juga ada. Nah, sekarang kita butuh upaya pencegahan. Salah satunya adalah vaksin, terutama untuk remaja dan dewasa,” ungkapnya.

Merujuk Kemenkes RI, M72 adalah kandidat vaksin TB yang paling maju yang tengah dikembangkan secara global.

Hingga saat ini, ada sekitar 15 kandidat vaksin TB yang sedang dikembangkan secara global.

Vaksin M72 yang paling maju karena telah mencapai fase 3, yakni tahap akhir sebelum digunakan secara luas.

Baca juga: Seberapa Mematikan Penyakit TBC? Ini Kata Spesialis Paru…

Pengembangan vaksin yang didukung oleh Gates Foundation ini diharapkan seluruh rangkaian uji klinik selesai pada akhir 2028.

Uji klinik merupakan tahapan krusial dalam proses pengembangan vaksin untuk memastikan keamanan, efektivitas, serta mengidentifikasi potensi efek samping sebelum digunakan oleh masyarakat.

“Kalau dalam dunia research itu sudah ada aturannya. Ada tahap-tahapannya, khususnya untuk vaksin TB yang sekarang kita bicarakan, M72 yang kebetulan disponsori oleh Bill and Melinda Gates Foundation,” terangnya.

Proses uji klinik vaksin dilakukan secara bertahap, dimulai dari uji pra-klinik pada hewan.

Kemudian, fase 1 pada sejumlah kecil partisipan manusia (20-50 orang), fase 2 pada kelompok yang lebih besar (200-300), hingga fase 3 yang melibatkan puluhan ribu partisipan lintas negara.

Fase 3 menjadi fondasi utama dalam proses evaluasi regulator sebelum vaksin mendapatkan izin edar.

Baca juga: TBC Jadi Penyakit Mematikan di Dunia dengan 8,2 Juta Kasus Baru

Uji klinik vaksin M72

Erlina mengatakan bahwa uji klinik fase 1 dan 2 untuk vaksin M72 sudah berhasil.

“Pada uji klinik fase 2 ini hasilnya bagus. Didapatkan efikasinya lumayan 50 persen bisa mencegah dan safety profile untuk keamanannya juga bagus, maka kemudian diizinkanlah kembali untuk melanjutkan ke fase 3,” ungkapnya.

Pada uji klinik fase 3 vaksin M72, dibutuhkan partisipan manusia lebih banyak, yaitu sebanyak 20.081 dari lima negara.

Afrika Selatan menjadi kontributor terbesar dengan 13.071 partisipan, diikuti Kenya (3.579), Indonesia (2.095), Zambia (889), dan Malawi (447).

Seluruh pelaksanaan uji klinik vaksin M72 di Indonesia diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan RI, serta para ahli vaksin TB nasional dan global.

“Para peneliti Indonesia sangat antusias, karena kami tahu beban kerja kami, beban TB di Indonesia, dan juga tahu bahwa kita membutuhkan vaksin,” ucapnya.

“Kami juga mau TB ini tidak lagi menjadi endemik, kalau bisa tereliminasi sesuai dengan target dunia,” imbuhnya.

Secara global, jumlah kasus tuberkulosis diharapkan berkurang 80 persen dan angka kematian akibat tuberkulosis berkurang 90 persen pada 2030, seperti yang dikutip dari TB Alert.

Baca juga: Apa Penyebab Seseorang Bisa Terkena TBC? Ini Penjelasannya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau