Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Dari Menkes, Apa Bahaya Perut Buncit? Ini Ulasannya…

Kompas.com - 15/05/2025, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin disorot publik atas pernyataannya tentang pria memiliki ukuran celana 33-34 cm lebih cepat menghadap Allah SWT.

“Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33 sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat, dibandingkan dengan yang celana jeans-nya 32,” demikian pernyataan Budi yang menuai kontroversi, seperti yang telah diberitakan Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

Dalam sekejap, pernyataan itu menuai banyak kritikan publik.

Dalam klarifikasinya, Budi menjelaskan bahwa pernyataannya itu adalah analogi yang memperingatkan bahaya memiliki perut buncit.

“Gini, ini saya tuh kalau diomongin suka salah. Gini ya, liver ini, kalau lemak itu kita makan, normalnya masuk di bawah kulit, subkutan. Kalau dari situ lebih, dia nempel ke organ (lain), jantung, lever, ini. Itu namanya visceral fat, ini bahaya,” ujarnya dalam klarifikasi.

Dari insiden Budi tersebut, kita bisa belajar fakta tentang perut buncit dan bahayanya.

Baca juga: Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…

Apa bahaya perut buncit?

Budi mengatakan orang dengan perut buncit memiliki tumpukan lemak di rongga perut dan mengelilingi organ penting, yang disebut visceral fat.

Mengutip WebMD, jenis lemak ini aktif secara metabolik, melepaskan lemak, hormon, dan zat kimia inflamasi lainnya ke dalam darah.

Inflamasi yang berkelanjutan ini diduga berperan dalam banyak penyakit tidak menular kronis.

Penyakit tidak menular kronis meliputi penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit pernapasan, dan diabetes.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 43 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit tidak menular pada 2021.

Penyakit kardiovaskular menyumbang sebagian besar kematian akibat penyakit tidak menular atau setidaknya 19 juta kematian pada 2021.

Diikuti oleh kanker (10 juta), penyakit pernapasan kronis (4 juta), dan diabetes (lebih dari 2 juta termasuk kematian akibat penyakit ginjal sebagai komplikasinya).

Pada 2021, 18 juta kematian akibat penyakit tidak menular terjadi di usia sebelum 70 tahun.

Dengan begitu, perut buncit yang berisi visceral fat berlebih berbahaya bagi kesehatan.

Baca juga: Penderita Diabetes dan Obesitas Rentan Alami Jamur Kulit

Ukuran perut yang sehat

Perut buncit atau obesitas sering diukur dengan lingkar pinggang.

Merujuk Kemenkes, lingkar pinggang yang aman untuk kesehatan adalah 80 cm untuk perempuan dan 90 cm pada pria.

Ukuran lingkar pinggang lebih dari 80 cm pada perempuan dan 90 cm pada pria meningkatkan risiko mengalami penyakit tidak menular.

Selain lingkar pinggang, mengukur indeks massa tubuh (body mass index) juga menjadi cara cepat untuk menilai apakah seseorang memiliki berat badan sehat.

BMI yang sehat berada di angka 25.

Seseorang dikatakan mengalami obesitas, jika memiliki BMI 30 atau lebih tinggi.

Mengukur BMI dapat membantu untuk mengetahui apakah mengalami obesitas atau tidak.

Ini juga untuk pemeriksaan kesehatan lanjutan dapat dilakukan dengan tes darah, meliputi kolesterol, fungsi hati, glukosa puasa, tiroid.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Obesitas? Ini Rekomendasinya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau