Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Atasi Sakit Kepala dengan Obat Warung? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 21/05/2025, 10:00 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Saat sakit kepala menyerang, banyak orang memilih solusi cepat: membeli obat pereda nyeri di warung atau minimarket. Namun, amankah cara ini?

Menurut dr. Jeffry Foraldy Haryanto, Sp.N, spesialis neurologi dari Rumah Sakit Hermina Bitung, penggunaan obat warung tidak selalu berbahaya, tapi harus disesuaikan dengan kondisi sakit kepala yang dialami.

“Kalau kita mau ngomong bahaya, ini luas. Kalau sakit kepalanya ternyata ada tanda-tanda bahayanya, mendadak sakit, ada gejala-gejala saraf yang lain, tapi dia cuma minum obat warung, itu bahaya,” tegas dr. Jeffry, dikutip acara Bincang Sehat ANTARA TV, Rabu (21/5/2025)

Baca juga: Jenis-jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Dokter

Obat warung boleh dikonsumsi, tapi perhatikan ini

Obat warung atau obat over-the-counter (OTC) seperti paracetamol biasanya aman untuk digunakan sebagai pertolongan pertama, terutama jika sakit kepala tergolong ringan atau karena faktor non-serius, seperti kelelahan, kurang tidur, atau stres.

“Kalau untuk sakit-sakit kepala yang umum, kita mau minum obat-obat warung itu sebagai pertolongan pertama, itu boleh,” kata dr. Jeffry.

Obat seperti paracetamol memiliki dosis yang relatif rendah dan jarang menyebabkan alergi atau efek samping akut, jika digunakan sesuai aturan.

Baca juga: Apa Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala? Ini Penjelasan Dokter

Jangan abaikan tanda bahaya

Yang jadi masalah adalah saat obat warung digunakan untuk menunda pemeriksaan, padahal sakit kepala yang dialami menunjukkan gejala serius seperti:

- Sakit kepala muncul tiba-tiba dan sangat berat
- Disertai lemah tubuh sebelah, bicara cadel, pandangan kabur
- Tidak membaik dalam beberapa hari meski sudah minum obat

“Kalau sakit kepalanya ada itu langsung tanda-tanda bahayanya, tidak usah pikir panjang, tidak usah tunggu ini itu, langsung ke rumah sakit,” jelas dr. Jeffry.

Baca juga: Apa Beda Pusing dan Sakit Kepala? Ini Penjelasan Dokter

Waspadai risiko konsumsi jangka panjang

Beberapa orang terbiasa mengonsumsi obat warung setiap kali sakit kepala tanpa pernah memeriksakan diri. Ini bisa menimbulkan efek samping, terutama jika dilakukan dalam jangka panjang.

“Kalau misalnya contoh paracetamol, dalam jangka panjang bisa mengakibatkan gangguan liver atau hati. Untuk beberapa jenis obat lain, itu bisa juga biasanya kenanya di lambung atau di ginjal,” kata dr. Jeffry.

Efek samping lain yang bisa muncul antara lain:

  • Nyeri ulu hati, mual, kembung
  • Perdarahan saluran cerna (pada kasus berat)
  • Gangguan ginjal (misalnya kencing berkurang atau bengkak)
  • Gangguan hati (seperti kulit atau mata menguning

Baca juga: Merendam Tangan ke dalam Air Disebut Hilangkan Sakit Kepala, Dokter Peringatkan Bahayanya

Ketergantungan obat pereda nyeri

Ada pula kondisi di mana pasien merasa tidak bisa lepas dari obat sakit kepala. Bahkan, ketika obat tidak lagi efektif, mereka tetap mengonsumsinya karena sudah terbiasa.

“Ada juga nyeri kepala akibat terlalu banyak mengkonsumsi obat antinyeri. Dia bilang kalau tidak minum obat nyeri kepala itu tidak enak. Bisa jadi karena itu,” ungkap dr. Jeffry.

Obat warung bisa digunakan untuk meredakan sakit kepala ringan sebagai langkah awal.

Namun, jika sakit kepala terasa sangat berat, muncul tiba-tiba, atau disertai gejala neurologis lainnya, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Konsumsi obat berulang tanpa pemeriksaan justru bisa memunculkan risiko kesehatan baru.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau