KOMPAS.com - Dalam pengobatan tuberkulosis (TBC) turut diperlukan seorang sosok yang disebut pengawas menelan obat (PMO), yang mampu mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur.
Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P(K) mengatakan bahwa adanya sosok PMO dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan tuberkulosis.
“Jadi, kita berusaha ada orang dari keluarganya atau dari siapa yang bisa dekat yang bisa mengawasi dia (pasien) minum obat setiap hari,” ujar Faisal seperti yang lansir dari Antara, Rabu (21/5/2025).
Baca juga: Seberapa Mematikan Penyakit TBC? Ini Kata Spesialis Paru…
Menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (DPKR) itu, sosok PMO berperan penting dalam mengawasi kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis.
Ia merekomendasikan bahwa sosok PMO adalah anggota keluarga serumah, tetangga, atau kerabat terdekat.
Seperti yang diketahui bahwa pengobatan TBC dilakukan dengan minum obat secara teratur setiap hari tanpa putus sesuai dengan resep dokter.
“Karena memang (konsumsi) obatnya lama, enam bulan, apalagi sembilan bulan, kadang-kadang orang bosan,” jelasnya.
Baca juga: Apakah Kita Kelinci Percobaan Vaksin TBC Bill Gates? Ini Kata Sang Peneliti…
Ia menerangkan, jika pasien tuberkulosis putus obat, akibatnya bisa memengaruhi durasi pengobatan selanjutnya.
Pengobatan mungkin harus diulang dari awal, sehingga durasi pengobatan menjadi lebih lama, karena pengobatan pertama harus dituntaskan.
Dengan demikian, selain kepatuhan pasien, peran PMO yang mengawasi pasien minum obat, diharapkan mampu berkontribusi positif dalam pengobatan.
Pasalnya, PMO merupakan sosok yang tidak digaji atau mengawasi secara suka rela.
Dokter di Rumah Sakit Persahabatan ini juga menjelaskan terkait pengobatan TBC bagi ibu hamil masih aman.
“Banyak kok (pasien) pas TBC dalam kondisi hamil, lahirannya bisa normal saja kok, tetap minum obat,” ujarnya.
Namun, ia tidak merekomendasikan penggunaan obat suntik streptomisin dalam pengobatan tuberkulosis pada ibu hamil.
Keputusan penggunaan obat suntik, dikatakannya, perlu dikonsultasikan dengan dokter kandungan.
Baca juga: Kenapa Kasus Tuberkulosis Masih Jadi Perhatian Dunia? Ini Kata Ahli...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.