Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos tentang Risiko Kanker Paru-paru, Jangan Lagi Percaya

Kompas.com - 17/11/2022, 22:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Sel-sel kanker dapat tumbuh di paru-paru secara tak terkendali sehingga menyebabkan seseorang didiagnosis menderita kanker paru-paru.

Seseorang yang didiagnosis mengalami kanker paru-paru, umumnya akan merasakan gejala-gejala terkait gangguan pernapasan seperti:

  • sesak napas
  • nyeri dada hingga area tulang rusuk
  • napas berbunyi atau mengi
  • batuk berkepanjangan
  • batuk disertai darah

Selain gangguan pernapasan di atas, orang yang menderita kanker paru-paru juga merasakan beberapa keluhan lain, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, hilang napsu makan, hingga penurunan berat badan.

Baca juga: 6 Cara Alami Mengatasi Rasa Sakit Akibat Kanker Paru-paru

Bicara mengenai kanker paru-paru dan agar lebih waspada akan kesehatan sistem pernapasan, ada baiknya kita mengetahui mitos-mitos tentang risiko yang meningkatkan seseorang berpeluang terkena penyakit ini.

1. Berhenti merokok tidak menurunkan risiko kanker paru-paru

Kebiasaan merokok selama bertahun-tahun yang dilakukan pria atau wanita sering dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker paru-paru.

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa mereka akan sia-sia jika berhenti merokok, karena residu dari rokok sudah menumpuk di paru-paru mereka.

Faktanya, berhenti merokok dapat memberi manfaat yang cepat. Orang yang berhenti merokok akan memiliki suplai udara yang bersih sehingga paru-paru dapat bekerja lebih optimal.

Hal itu seiring waktu akan menurunkan risiko kanker paru-paru. Sepuluh tahun setelah berhenti merokok bahkan membuat seseorang terhindar dari 50 persen risiko kematian akibat kanker paru-paru.

 

2. Rokok rendah tar tergolong aman

Beberapa orang tidak langsung memutuskan berhenti merokok, melainkan memilih rokok dengan kandungan tar yang lebih rendah.

Mereka berpikir rokok rendah tar seperti rokok elektrik, rokok mild, atau rokok herbal, atau rokok mentol lebih aman bagi paru-paru dan organ tubuh lainnya.

Faktanya, semua rokok sama-sama memicu risiko kanker paru-paru. Orang juga harus mewaspadai rokok mentol yang lebih sulit dihindari.

Sensasi dingin rokok mentol membuat seseorang merasa tenggorokannya lebih segar, sehingga terdorong untuk menghisap dalam-dalam dan membiarkannya di paru-paru sebelum diembuskan kembali.

Baca juga: 12 Makanan untuk Penderita Kanker Paru-paru Melawan Penyakit

3. Suplemen antioksidan dapat mencegah risiko kanker paru-paru

Orang yang tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok mungkin mencari alternatif untuk mencegah risiko yang ditimbulkan rokok, salah satunya dengan konsumsi suplemen antioksidan.

Faktanya, perokok tetap memiliki risiko kanker paru-paru yang tinggi meski sudah konsumsi suplemen antioksidan.

Jadi, Anda lebih dianjurkan untuk berhenti merokok dan bila ingin mendapat tambahan asupan antioksidan, pilihlah dari sumber alami yaitu buah dan sayurana.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com