Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Tanda-tanda Paru-paru Basah pada Anak yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 20/12/2022, 15:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tanda-tanda paru-paru basah pada anak mungkin berbeda dengan orang dewasa.

Jadi, penting bagi para orangtua mempelajari gejala paru-paru basah pada anak karena mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Mengutip BLF, bayi dan anak kecil memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga membuat mereka rentan terkena penyakit paru-paru ini.

Baca juga: Benarkah Telapak Tangan Sering Berkeringat Gejala Paru-paru Basah?

Paru-paru basah pada anak-anak bisa mematikan. Tetapi, Anda bisa mencegahnya dengan mempelajari tanda-tandanya.

Mengutip Unicef, paru-paru basah atau dikenal juga sebagai pneumonia adalah pembunuh menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.

Setiap tahun, penyakit ini merenggut nyawa lebih dari 700.000 anak di bawah usia 5 tahun, termasuk lebih dari 153.000 bayi baru lahir, yang sangat rentan terhadap infeksi.

Setiap hari, setidaknya satu anak meninggal setiap 45 detik akibat pneumonia.

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Tanda-tanda paru-paru basah pada anak

Mengutip Cleveland Clinic, paru-paru basah pada anak atau bayi mungkin tidak menunjukkan gejala atau gejalanya berbeda dengan orang dewasa.

Berikut tanda-tanda paru-paru basah pada anak secara umum yang harus diperhatikan orangtua:

  • Demam, menggigil, ketidaknyamanan umum, berkeringat/kulit memerah
  • Batuk
  • Kesulitan bernapas atau napas cepat (takipnea)
  • Kehilangan selera makan
  • Muntah
  • Kekurangan energi
  • Gelisah atau rewel
  • Suara mendengus dengan pernapasan atau pernapasan berisik
  • Jumlah pipis yang berkurang atau popok yang kurang basah dari biasanya
  • Kulit pucat
  • Limbung/kehilangan keseimbangan/tampak pincang
  • Lebih sering menangis dari biasanya
  • Kesulitan untuk makan.

Baca juga: Memahami Penularan Paru-Paru Basah dan Cara Mencegahnya

Mengutip BLF, demam sebagai gejala pneumonia pada anak bayi mungkin bisa di atas 38 Celcius.

Sementara, gambaran kondisi kesulitan bernapas pada anak bayi yang mungkin terjadi adalah mereka mendengus atau menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah setiap napas.

Mereka mungkin bernapas dengan keras dan mengeluarkan suara mengi. Mereka mungkin juga terlihat seperti bernapas dengan perut.

Acuan waktu untuk mengukur jumlah buang air kecil pada anak bayi dengan gejala paru-paru basah bisa sekitar 12 jam atau lebih.

Selain itu, kulit biru di dalam bibir atau di bawah lidah juga bisa menjadi tanda-tanda pneumonia pada anak yang masih bayi.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Olahraga Malam Bisa Menyebabkan Paru-paru Basah?

Bagaimana tanda-tanda paru-paru basah pada anak butuh bantuan medis segera?

Berikut tanda-tanda paru-paru basah pada anak di mana orangtua harus segera membawanya ke pusat layanan kesehatan:

  • Pernapasan anak Anda berhenti selama lebih dari 20 detik. Hal ini sangat penting untuk bayi muda atau prematur, karena mungkin merupakan satu-satunya gejala.
  • Anak Anda demam dan kesulitan bernapas. Mereka mungkin mendengus atau menarik otot di bawah dada saat bernapas. Ini membuat mereka terlihat seperti bernapas dengan perut mereka.
  • Warna kulit bayi Anda di dalam bibir atau di bawah lidah berubah menjadi biru.

Di pusat layanan kesehatan, anak bisa mendapatkan pertolongan pertama. Saat anak Anda menunjukkan tanda-tanda penyakit paru-paru ini, dokter akan melakukan diagnosis.

Pneumonia terkadang sulit didiagnosis. Ini karena gejalanya sama dengan kondisi lain, seperti bronkiolitis dan asma.

Baca juga: Tanda-tanda Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com