Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Penyebab Dislipidemia, dari Genetik hingga Gaya Hidup

Kompas.com - 18/01/2023, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak faktor penyebab dislipidemia, mulai dari kelainan bawaan hingga gaya hidup Anda.

Dikutip dari Verywell Health, dislipidemia adalah kondisi medis yang mengacu pada tingkat lipid darah yang tidak normal.

Lipid adalah zat lemak, yang meliputi kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida.

Baca juga: Apa Itu Dislipidemia?

Kadar lipid yang terlalu tinggi disebut hiperlipidemia, sedangkan terlalu rendah disebut hipolipidemia.

Ketika hanya kadar kolesterol yang tinggi atau rendah, ini masing-masing disebut sebagai hiperkolesterolemia atau hipokolesterolemia.

Ketika hanya trigliserida terpengaruh, ini bisa disebut sebagai hipertrigliseridemia (kadar trigliserida tinggi) atau hipotrigliseridemia (kadar trigliserida rendah).

Jika yang terpengaruh kadar trigliserida dan kolesterol, ini disebut sebagai dislipidemia gabungan.

Baca juga: 12 Gejala Dislipidemia yang Perlu Diwaspadai

 

Penyebab dislipidemia

Dikutip dari Medical News Today, dislipidemia disebabkan oleh dua kategori utama, yaitu dislipidemia primer dan sekunder.

  • Penyebab dislipidemia primer

Dislipidemia primer disebabkan oleh faktor genetik atau diwariskan dari orangtua.

Penyebab dislipidemia primer terdiri dari beberapa macam, meliputi:

    • Familial combined hyperlipidemia: biasanya berkembang pada usia remaja atau dewasa awal. Ini menyebabkan kolesterol tinggi.
    • Familial hyperapobetalipoproteinemia: mutasi pada kelompok lipoprotein LDL yang disebut apoliprotein
    • Familial hypertriglyceridemia: yang menyebabkan kadar trigliserida tinggi.
    • Homozygous familial atau polygenic hypercholesterolemia: mutasi pada reseptor kolesterol LDL.

Baca juga: 9 Kacang yang Berkhasiat Menurunkan Kolesterol

Dislipidemia sekunder disebabkan oleh faktor gaya hidup atau kondisi medis yang mengganggu kadar lipid dalam darah dari waktu ke waktu.

Penyebab dislipidemia sekunder yang umum meliputi:

  • Obesitas, terutama kelebihan berat badan di sekitar pinggang
  • Diabetes
  • Hipotiroidisme
  • Gangguan penggunaan alkohol, yang juga dikenal sebagai alkoholisme
  • Sindrom polikistik ovarium
  • Sindrom metabolik
  • Konsumsi lemak yang berlebihan, terutama lemak jenuh dan trans
  • Sindrom Cushing
  • Sindrom iritasi usus besar (IBS)
  • Infeksi berat, seperti HIV
  • Aneurisma aorta

Jika Anda sudah mengalami dislipidemia parah, itu bisa menyebabkan Anda memiliki penyakit arteri koroner dan penyakit arteri perifer.

Baik penyakit arteri koroner maupun penyakit arteri perifer bisa memicu komplikasi kesehatan serius, seperti serangan jantung dan stroke.

Sehingga, gejala dislipidemia yang terjadi bisa mirip dengan tanda-tanda penyakit jantung, seperti nyeri dada terus-menerus.

Baca juga: Benarkah Kacang Bisa Menurunkan Kolesterol?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com