Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kekurangan Gizi Menyebabkan Stunting?

Kompas.com - 25/01/2023, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Stunting merupakan masalah nasional, di mana kekurangan gizi kronis menjadi penyebabnya.

Stunting adalah balita dengan perawakan pendek dengan tinggi badan menurut usia di bawah 2 standar deviasi (SD). Penyebab stunting adalah kekurangan gizi kronik.

Prof.dr.Damayanti R Sjarif, Ph.D,Sp.A(K) dalam webinar "Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting di Indonesia" pada Selasa (24/1/2023) menjelaskan bagaimana kekurangan gizi menyebabkan stunting.

Baca juga: Stunting Menurunkan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia

"Stunting dimulai ketika anak mengalami kekurangan gizi dan gizi buruk secara kronik, yang menyebabkan anak tidak mengalami kenaikan berat badan yang normal," kata Prof. Damayanti.

Peningkatan berat badan yang adekuat sesuai usia, berdasarkan Nelson Texbook of Pediatrics 2018, sebagai berikut:

  • 0-3 bulan: 25-30 gram/hari atau 750 gram/bulan
  • 4-6 bulan: 20 gram/hari atau 600 gram/bulan
  • 7-9 bulan: 15 gram/hari atau 450 gram/bulan
  • 10-12: 12 gram/hari atau 360 gram/bulan
  • 1-3 tahun: 8 gram/hari atau 240 gram/bulan
  • 4-6 tahun: 6 gram/hari atau 180 gram/bulan

Jika kenaikan berat badan anak kurang dari standar usianya, ia mengalami kondisi yang disebut weight faltering.

"Jika tidak segera dicari penyebabnya berat badannya bisa semakin menurun hingga di bawah minus 2 SD. Ini namanya underweight," ujarnya.

Baca juga: Manfaat Protein Hewani untuk Mencegah Stunting yang Perlu Diketahui

Berat badan anak yang kurang akan menurunkan daya tahan tubuh, sehingga anak mudah terinfeksi penyakit, sulit makan, hingga gizi buruk.

Semua kondisi tersebut kemudian akan memengaruhi pembentukan hormon pertumbuhan.

Dikutip dari Kementerian Keseshatan RI, hormon pertumbuhan (human growth hormon) memiliki peran sangat besar, yaitu meningkat ukuran dan volume otak, rambut, otot, dan organ-organ di dalam tubuh.

Hormon pertumbuhan ini bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak kecil sampai tumbuh besar. Setelah dewasa, hormon ini berfungsi untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima.

"Jika hormon pertumbuhan berkurang, pertumbuhan tinggi badan juga akan berhenti. Jika tidak segera diatasi, anak akan mengalami stunting," urainya mengenai kekurangan gizi menjadi penyebab stunting.

 

Baca juga: 7 Manfaat Protein untuk Anak, Termasuk Cegah Stunting

Faktor penyebab anak kekurangan gizi

Prof. Damayanti kemudian menjelaskan bahwa kekurangan gizi penyebab stunting pada anak itu bisa terjadi karena beragam faktor yang patut dipahami semua pihak.

Faktor penyebab kekurangan gizi dan stunting pada anak meliputi:

  • Asupan gizi tidak adekuat

Asupan gizi tidak adekuat pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor lagi, seperti kemiskinan dalam keluarga, penelantaran anak, dan ketidaktahuan orangtua tentang nutrisi tepat (berbasis bukti ilmiah) untuk 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.

Baca juga: Kualitas Hidup Ibu Kunci Penurunan Stunting di Indonesia

  • Kebutuhan gizi meningkat

Kebutuhan gizi meningkat pada anak bisa disebabkan karena anak sering sakit.

Penyakit yang sering menjadi penyebab anak mengalami peningkatan kebutuhan gizi, seperti:

    • Penyakit terkait higienisitas: diare berulang
    • Penyakit infeksi yang dapat dicegah: TBC, hepatitis, dan lain-lain
    • Kondisi bawaan lahir: berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, alergi makanan, kelainan metabolisme, dan sebagainya.

"Ini penyebab stunting paling banyak. Ada tatalaksana medis khusus untuk menangani kondisi tersebut dan untuk mencegah stunting," ujar Prof. Damayanti.

Baca juga: Bahaya Anemia pada Ibu Hamil Bisa Memicu Stunting, Ini Kata Ahli...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com