Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Komplikasi Anemia pada Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua

Kompas.com - 15/02/2023, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Komplikasi anemia pada anak bisa terjadi karena kekurangan asupan zat besi, seperti detak jantung cepat hingga pertumbuhan terlambat.

Mengutip Healthline, anemia adalah kondisi di mana terjadi penurunan kadar hemoglobin dalam sel darah merah.

Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin terbentuk atas bantuan dari zat besi. 

Baca juga: 13 Tanda-tanda Anemia pada Anak yang Bisa Berbahaya

Dokter spesialis gizi klinik, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK mengatakan bahwa  anemia di Indonesia terjadi pada 28,1-38,5 persen balita (bayi bawah 5 tahun).

Sekitar 26 persen pada anak usia 5-14 tahun dan sekitar 18,4-32 persen pada anak remaja (15-24 tahun).

Sebanyak 50-60 persen anemia pada anak Indonesia disebabkan oleh kurangnya asupan/defisiensi zat besi.

Mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, kebutuhan zat besi anak sebagai berikut:

  • Usia 1-3 tahun: 7 mg
  • Usia 4-6 tahun: 10 mg

Baca juga: 3 Cara Cegah Anemia Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

 

Komplikasi anemia pada anak

Disari dari Healthline dan WebMD, sebagian besar kasus anemia defisiensi besi ringan dan tidak menimbulkan komplikasi.

Kondisi ini biasanya bisa dengan mudah diobati. Namun jika tidak diobati, bisa menyebabkan komplikasi anemia defisiensi besi, meliputi:

  • Sakit kepala

Anemia bisa menurunkan jumlah oksigen yang mencapai otak anak. Ini menyebabkan arteri di area tersebut membengkak, yang membuat sakit kepala pada anak.

Komplikasi anemia pada anak ini bisa terjadi karena zat besi membantu menjaga kadar bahan kimia otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin, agar tetap stabil.

Saat zat besi rendah, hormon ini bisa berfluktuasi dan memicu sakit kepala migrain.

Baca juga: 14 Makanan Sumber Zat Besi yang Bisa Mencegah Stunting pada Anak

  • Detak jantung cepat atau tidak teratur

Anemia pada anak bisa menyebabkan jantung harus memompo lebih banyak darah untuk mengimbangi pasokan oksigen yang rendah.

Hal tersebut bisa menyebabkan detak jantung anak tidak teratur.

Dalam kasus yang parah, komplikasi anemia pada anak bisa menyebabkan gagal jantung atau pembesaran jantung.

  • Sindrom kaki gelisah

Anemia pada anak juga bisa menyebabkan sindrom kaki gelisah. Namun, dokter tidak yakin apa hubungan anemia dengan sindrom kaki gelisah.

Satu teori tentang komplikasi anemia ini adalah bahwa kadar zat besi yang rendah menurunkan kadar dopamin, zat kimia otak yang membantu mengontrol aktivitas dan gerakan otot.

MRI orang-orang dengan sindrom kaki gelisah telah menunjukkan bahwa beberapa memiliki kadar zat besi yang lebih rendah di bagian otak tempat sel pembuat dopamin.

Baca juga: 4 Manfaat Zat Besi untuk Anak, Bisa Mencegah Stunting

  • Pertumbuhan terlambat

Anak yang sangat kekurangan zat besi bisa mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, seperti terlambat berjalan, berbicara, dan masalah perilaku (seperti sulit berinteraksi dengan orang lain dan fokus pada tugas).

Ini juga meningkatkan kemungkinan anak akan mengembangkan kecacatan intelektual ringan atau sedang.

Mereka juga mungkin lebih rentan terhadap infeksi penyakit.

  • Gangguan sistem kekebalan tubuh

Zat besi membantu menjaga sistem kekebalan tetap kuat, sehingga dapat melawan penyakit, seperti pilek dan flu.

Sel kekebalan yang sangat penting yaitu sel T membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk membantu melawan infeksi.

Anemia pada anak bisa menyebabkan sel T tidak melakukan tugasnya dengan optimal.

Penelitian menunjukkan bahwa jika orang memiliki zat besi rendah saat menerima vaksin, tubuh tidak dapat menghasilkan respons kekebalan terhadapnya.

Sehingga, komplikasi anemia pada anak membuat vaksin menjadi kurang efektif dan mempersulit untuk melawan penyakit, seperti Covid-19.

Baca juga: 11 Ciri-ciri Anak Kekurangan Zat Besi, Orangtua Perlu Waspada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com