Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Efek Samping Kemoterapi yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 29/03/2023, 09:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kemoterapi bisa mengobati berbagai jenis kanker secara efektif, tetapi terkadang ada efek sampingnya.

Mengutip Mayo Clinic, kemoterapi adalah perawatan obat yang menggunakan bahan kimia kuat untuk membunuh sel abnormal yang tumbuh cepat di tubuh Anda.

Kemoterapi paling sering digunakan sebagai cara mengobati kanker, karena sel kanker tumbuh dan berkembang biak jauh lebih cepat dari pada kebanyakan sel normal dalam tubuh manusia.

Baca juga: Apa Itu Kemoterapi, Prosedur, dan Efek Sampingnya

Ada banyak macam obat kemoterapi yang tersedia. Ada obat kemoterapi yang digunakan sendiri atau dalam kombinasi untuk mengobati berbagai jenis kanker.

Meskipun kemoterapi adalah cara mengobati berbagai jenis kanker yang efektif, pengobatan kemoterapi juga memiliki risiko efek samping obat.

Beberapa efek samping kemoterapi ringan dan dapat diobati, sementara lainnya dapat menyebabkan komplikasi serius.

Oleh karena itu, penting untuk menyadari kemungkinan efek samping dari kemoterapi, sehingga Anda tahu apa yang harus diwaspadai dan dapat berbicara dengan tim perawatan kesehatan Anda untuk mencegah dan meredakannya.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang efek samping kemoterapi, pengobatan kanker paling umum.

Baca juga: Obat Kemoterapi untuk Kanker Rahim dan Efek Sampingnya

Apa saja macam efek samping kemoterapi?

Disari dari Mayo Clinic dan Cancer.net, efek samping obat kemoterapi bisa ringan sampai signifikan.

Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda, dan tidak setiap obat menyebabkan setiap efek samping. Tanyakan kepada dokter Anda tentang efek samping dari obat tertentu yang akan Anda terima.

Berikut macam efek samping dari pengobatan kanker ini yang umum terjadi:

  • Efek samping yang terjadi selama pengobatan kemoterapi

    • Demam
    • Mual
    • Muntah
    • Diare
    • Sembelit
    • Rambut rontok: beberapa jenis kemoterapi, tapi tidak semua, menyebabkan kerontokan rambut. Ini biasanya dimulai setelah beberapa minggu pertama kemoterapi.
    • Kehilangan selera makan: Anda mungkin makan lebih sedikit dari biasanya, tidak merasa lapar sama sekali, atau merasa kenyang setelah makan sedikit. Ini bisa menyebabkan Anda kehilangan massa dan kekuatan otot, sehingga mempersulit pemulihan kemoterapi.
    • Kelelahan: perasaan lelah meskipun Anda cukup tidur. Ini adalah efek samping yang paling umum.
    • Luka mulut: ini menyebabkan mukositis. Luka mulut biasanya terjadi 5 hingga 14 hari setelah perawatan.
    • Nyeri: rasa sakit yang bisa termasuk nyeri otot, nyeri perut, sakit kepala, dan nyeri akibat kerusakan saraf (seperti terbakar, mati rasa, atau nyeri menusuk, biasanya di jari tangan dan kaki).
    • Mudah memar dan berdarah: ini karena kemoterapi juga dapat mengurangi jumlah sel trombosit, yang bekerja dalam pembekuan darah dan mencegah pendarahan.
    • Perubahan dalam berpikir dan memori: beberapa orang mengalami kesulitan berpikir jernih dan berkonsentrasi setelah kemoterapi. Para penyintas kanker sering menyebutnya chemobrain. Kondisi ini biasanya membaik atau sembuh setelah kemoterapi berakhir.

Banyak dari efek samping pengobatan kanker ini dapat dicegah atau diobati. Sebagian besar efek samping mereda setelah pengobatan berakhir.

Baca juga: Pengobatan Kanker Usus Besar Stadium Awal dan Akhir

  • Efek samping yang bertahan lama dan berkembang terlambat

Obat kemoterapi juga dapat menyebabkan efek samping yang tidak terlihat sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pengobatan.

Efek samping yang terlambat bervariasi tergantung pada obat kemoterapi tetapi dapat meliputi:

    • Kerusakan pada jaringan paru-paru
    • Masalah jantung
    • Infertilitas: kelelahan atau sakit karena kanker atau pengobatan dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk menikmati seks dan kemampuan memiliki anak.
    • Masalah ginjal
    • Kerusakan saraf (neuropati perifer)
    • Risiko kanker kedua

Tanyakan kepada dokter Anda apakah Anda memiliki risiko efek samping yang terlambat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com