Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita Berbeda-beda?

Kompas.com - 03/08/2023, 16:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Ayah dan ibu mungkin menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berbeda-beda.

Beberapa anak mungkin terlihat lebih tinggi atau pendek dari teman sebayanya, kemudian ada yang lebih cepat berjalan atau berbicara, kemudian ada anak yang memiliki kemampuan sosial dan belajar yang lebih baik.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berbeda-beda, yaitu dari genetik hingga pola asuh orangtua.

Baca juga: Apa Saja Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak?

Untuk mengetahui lanjut tentang faktor yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan berbeda-beda, simak penjelasan berikut.

6 Alasan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berbeda-beda

Disarikan dari Raising Children dan Verywell Family, berikut beberapa alasan anak balita memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda.

  • Genetik

Seorang anak umumnya mewarisi fisik dari ayah dan ibu. Misalnya, tubuh tinggi atau pendek maupun kurus atau gemuk.

Selain itu, anak-anak yang lahir dari orangtua dengan etnik atau ras tertentu tentunya memiliki kekhasan yang membuatnya berbeda dari orang lain. Misalnya, anak yang orangtuanya berasal dari ras Eropa memiliki tubuh yang lebih cepat tinggi.

  • Jenis kelamin

Anak laki-laki biasanya terlihat memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandikan anak perempuan.

Sementara, fungsi reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki.

  • Kelainan kromosom

Kelainan kromosom dapat memengaruhi pertumbuhan si kecil dengan membuat mereka mengalami kegagalan pertumbuhan seperti down syndrome.

Baca juga: 7 Faktor Penghambat Tumbuh Kembang Anak, Orangtua Perlu Tahu

  • Nutrisi

Pertumbuhan dan perkembangan ank usia di bawah lima tahun juga sangat dipengaruhi oleh nutrisi dari makanan yang mereka konsumsi.

Sebagai contoh, anak-anak yang kekurangan protein mungkin terlihat lebih kurus dibanding anak yang mendapatkan makanan berprotein dengan cukup.

Kemudian, anak yang kekurangan zat besi umumnya tampak lemas dan mengalami hambatan dalam belajar.

Untuk itu, orangtua perlu memenuhi kebutuhan nutrisi anak balita untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Berikan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

  • Stimulasi

Stimulasi tumbuh kembang anak perlu dilakukan setiap hari untuk merangsang kemampuan berpikir hingga gerak si kecil.

Stimulasi berfungsi dalam menunjang sel pertumbuhan, perkembangan sensori, bahasa, dan fungsi kognitig, hingga menghindari penyimpanan atau kelainan tumbuh kembang.

Baca juga: Apa Itu Stimulasi Tumbuh Kembang Anak? Simak Penjelasan dan Caranya

Ada beberapa jenis pola asuh yang umumnya diterapkan orangtua, yaitu otoritatif, otoriter, permisif, dan neglectful.

Jenis pola asuh yang sebaiknya diterapkan oleh orangtua yaitu pola asuh otoritatif.

Pola asuh otoritatif adalah jenis pengasuhan yang mengutamakan komunikasi dua arah antara orangtua dan anak.

Dilansir dari laman RS Siloam, orangtua dengan pola asuh otoritatif selalu berusaha untuk mendukung, responsif, mendengarkan sudut pandang anak, dan menciptakan rasa kesadaran pada anak dengan menjelaskan setiap aturan secara bijak.

Sementara itu, pola asuh otoriter, permisif, dan neglectful dapat menghambat tumbuh kembang anak, terutama dalam perkembangan sosialnya.

Pada pola asuh otoriter, anak-anak cenderung terlalu dikekang sehingga merasa rendah diri dan tidak mandiri. Anak-anak juga juga rentan memiliki masalah mental.

Kemudian, orangtua dengan gaya pengasuhan cenderung memprioritaskan kenyamanan anak, sehingga mereka akan bersikap layaknya teman kepada anak.

Anak yang menerima pola asuh ini juga jarang mendapatkan aturan yang ketat atau hukuman.

Namun di sisi lain, orang tua menjadi lemah terhadap setiap keinginan anak, sehingga anak cenderung agresif, tidak mandiri, egois, dan berisiko menghadapi masalah dalam hubungan dan interaksi sosial.

Lebih lanjut, orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan neglectful berisiko menyebabkan si kecil kurang percaya diri, terlihat tidak bahagia, dan tidak bisa mengendalikan emosi.

Baca juga: 4 Gangguan Tumbuh Kembang Anak, Orangtua Perlu Tahu

Dengan mengetahui alasan mengapa pertumbuhan dan perkembangan anak balita berbeda-beda, orangtua dapat mengupayakan yang terbaik untuk menunjang tumbuh kembang anak.

Ayah dan ibu mungkin juga perlu meuangkan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter atau di klinik tumbuh kembang untuk memantau apakah si kecil sudah bertumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usianya atau belum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau