Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobosan Kesehatan: Skrining Kanker Serviks dengan HPV DNA Mulai Diuji Coba

Kompas.com - 29/11/2024, 11:22 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Roche Indonesia, Bio Farma, dan USAID MOMENTUM bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan program percontohan skrining kanker leher rahim atau kanker serviks berbasis HPV DNA.

Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya integrasi layanan kesehatan primer di Puskesmas, yang bertujuan mempermudah akses skrining melalui metode self-sampling dan model hub and spoke.

Langkah kolaboratif ini mendukung target Kemenkes untuk mengeliminasi kanker leher rahim pada 2030, khususnya dengan meningkatkan akses deteksi dini bagi perempuan di seluruh Indonesia. Program percontohan ini pertama kali diterapkan di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, dengan cakupan sekitar 6.800 perempuan berusia 30-69 tahun.

Konsep self-sampling memungkinkan perempuan untuk mengumpulkan sampel sendiri, sehingga lebih nyaman dan memudahkan proses skrining.

Model hub and spoke diterapkan untuk mengoptimalkan efisiensi layanan. Model hub menggunakan instrumen otomatis untuk wilayah dengan populasi besar, sedangkan model spoke mengandalkan perangkat manual untuk wilayah berpopulasi kecil.

“Model ini membantu tenaga kesehatan di Puskesmas, pos pelayanan terpadu (posyandu), dan rumah sakit bekerja sama secara efisien, sehingga layanan skrining bisa diakses perempuan di seluruh pelosok Indonesia,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes.

Tantangan dan solusi

Dengan geografis Indonesia yang beragam dan terbatasnya tenaga kesehatan, pendekatan ini diharapkan menjadi solusi dalam mempercepat pencapaian target nasional. Lee Poh Seng, Direktur Diagnostics Division Roche Indonesia, menegaskan komitmen Roche untuk mendukung deteksi dini kanker leher rahim.

“Skrining berbasis HPV DNA yang fleksibel dan efisien menjadi kunci. Kami percaya, jika cakupan skrining diperluas dan kesadaran masyarakat meningkat, angka kematian akibat kanker leher rahim bisa ditekan,” jelasnya.

Dalam program ini, Roche Indonesia menyediakan instrumen cobas 5800 dan 6.500 alat tes HPV DNA, sementara Bio Farma menyuplai 1.300 kit cerviscan untuk wilayah spoke. Selain itu, tenaga kesehatan akan dilatih untuk mengoptimalkan layanan dan meningkatkan pencatatan serta pelaporan.

Maryjane Lacoste, Chief of Party USAID MOMENTUM, menyatakan bahwa inisiatif ini mendukung program Integrasi Layanan Primer (ILP) Kemenkes. “Kami berharap, data yang diperoleh dari program ini dapat membantu pemerintah merancang pendekatan skrining yang lebih efektif dan efisien,” katanya.

Menuju eliminasi kanker leher rahim pada 2030

Dengan 36.633 kasus yang tercatat pada 2021 (Data Profil Kesehatan Indonesia), kanker leher rahim masih menjadi penyebab kematian tertinggi kedua bagi perempuan. Deteksi dini melalui skrining HPV DNA merupakan langkah strategis untuk menekan angka tersebut.

Inisiatif ini mencerminkan pentingnya kolaborasi pemerintah, sektor swasta, dan organisasi internasional dalam mendukung kesehatan perempuan di Indonesia. Jika diterapkan secara luas, model ini diharapkan menjadi tonggak penting menuju eliminasi kanker leher rahim pada 2030.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau