KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin optimistis Indonesia dapat menghentikan penyebaran Tuberkulosis (TBC) pada 2029.
Keyakinan ini didukung oleh berbagai strategi yang telah disiapkan oleh pemerintah, salah satunya melalui pemberian vaksin guna memutus mata rantai penularan penyakit tersebut.
Menurut Menkes, vaksinasi merupakan langkah paling efektif dalam mengendalikan penyakit menular. Ia mencontohkan keberhasilan vaksin dalam mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia.
“Penyakit menular seperti COVID-19 berhenti ketika vaksin tersedia dan diberikan secara luas. Hal yang sama bisa diterapkan untuk TBC,” ujar Budi Sadikin, seperti ditulis Antara, Jumat (29/11/2024).
Baca juga: Eliminasi TBC di Indonesia, Menkes: Dimulai dengan Deteksi Pakai PCR dan USG
Sebelumnya dikabarkan bahwa sudah ada tiga kandidat vaksin TBC yang diproyeksikan oleh pemerintah.
Kandidat vaksin pertama adalah vaksin TB yang dikembangkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline (GSK) asal Amerika Serikat. Vaksin ini dikembangkan dengan memanfaatkan protein rekombinan.
Kemudian yang kedua dikembangkan melalui kerja sama perusahaan farmasi asal Tiongkok, CanSino, dan perusahaan biofarmasi asal Indonesia, Etana.
Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi viral-vector dan sedang dalam uji klinis fase pertama.
Kandidat vaksin ketiga dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, dan perusahaan farmasi asal Indonesia, Biofarma. Pengembangan vaksin ini menggunakan teknologi mRNA.
Baca juga: Bagaimana Ciri-ciri Orang yang Menderita Penyakit TBC?
Selain vaksinasi, edukasi mengenai pola hidup sehat juga menjadi elemen penting. Menkes menyebutkan pentingnya mengajarkan kebiasaan seperti menjaga kebersihan, mencuci tangan, dan menggunakan masker kepada masyarakat, sebagaimana dilakukan saat penanganan COVID-19.
“Edukasi tentang perilaku sehat sangat membantu mengurangi penyebaran penyakit menular,” tambahnya.
Menkes juga menyampaikan bahwa eliminasi TBC menjadi target bersama dengan World Health Organization (WHO), yang menetapkan penghentian kasus TBC pada 2030. Namun, ia optimistis Indonesia dapat mencapainya setahun lebih cepat, yaitu pada 2029.
Berdasarkan laporan Global TB Report 2023, Indonesia mencatat sekitar 1.060.000 kasus baru TBC, termasuk 30.000 kasus TBC resisten obat.
Tahun lalu, Indonesia berhasil mendeteksi 821.000 kasus baru, atau 78 persen dari total estimasi WHO.
Dengan upaya yang lebih terintegrasi, mulai dari vaksinasi hingga peningkatan kesadaran masyarakat, Menkes berharap eliminasi TBC dapat segera terwujud sehingga masyarakat dapat hidup lebih sehat dan nyaman.
Baca juga: Cegah Penularan TBC dengan Penguatan Sistem Imun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.