Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Faktor yang Tingkatkan Risiko Demensia Usia Muda

Kompas.com - 26/04/2025, 20:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Penyakit demensia dapat disebut sebagai demensia usia muda’ ketika gejalanya muncul sebelum usia 65 tahun. Penyakit ini paling sering muncul pada orang-orang berusia antara 45 dan 65 tahun, tetapi dapat menyerang orang-orang dari segala usia.

"Demensia yang terjadi pada usia muda memiliki dampak yang sangat serius, karena orang yang terkena biasanya masih memiliki pekerjaan, anak-anak, dan kehidupan yang sibuk," kata ahli saraf Stevie Hendriks, dari Universitas Maastricht, Belanda.

Gejala demensia usia muda mirip dengan demensia usia lanjut, antara lain:

- Gangguan memori

Lupa hal-hal sederhana, seperti janji temu, percakapan baru-baru ini, atau di mana meletakkan barang.

- Kesulitan berpikir dan memecahkan masalah
Sulit membuat keputusan, mengatur rencana, atau memahami konsep yang sebelumnya familiar.

- Perubahan perilaku atau kepribadian
Jadi lebih mudah marah, curiga, apatis, atau mengalami perubahan mood ekstrem.

- Kesulitan berkomunikasi
Susah menemukan kata yang tepat saat berbicara, atau kesulitan mengikuti percakapan.

- Disorientasi
Bingung tentang waktu, tempat, atau bahkan identitas orang-orang dekat.

Baca juga: Jakarta Bersiap Jadi Kota Ramah Lansia dan Demensia

Selama ini, penelitian soal penyebab demensia usia muda (Young Onset Dementia/YOD) sebagian besar berfokus pada faktor genetik yang diwariskan dari generasi ke generasi sehingga seolah penyakit ini tidak bisa dicegah.

Tapi sebuah studi terbaru membawa informasi berbeda. Untuk pertama kalinya, para peneliti berhasil mengidentifikasi 15 faktor gaya hidup dan kesehatan yang ternyata berkaitan erat dengan risiko YOD.

"Ini adalah studi terbesar dan paling kuat di bidang ini yang pernah dilakukan," ujar David Llewellyn, ahli epidemiologi dari University of Exeter, Inggris, saat mengumumkan hasil riset ini pada Desember 2023.

Yang lebih menggembirakan, menurut Llewellyn, temuan ini membuka peluang baru: risiko demensia usia muda mungkin bisa dikurangi dengan mengelola berbagai faktor tersebut, mulai dari gaya hidup hingga kondisi kesehatan tertentu.

Baca juga: Keterampilan Multitasking Sebabkan Pelupa pada Orang Muda

Dalam studi ini, tim peneliti menganalisis data lebih dari 356.000 orang berusia di bawah 65 tahun di Inggris, menjadikannya penelitian terbesar dalam sejarah terkait YOD. Hasilnya memberikan harapan baru bahwa demensia usia muda bukan lagi sesuatu yang sepenuhnya ditentukan oleh faktor keturunan, melainkan sesuatu yang bisa diintervensi lebih awal.

Beberapa faktor yang ditemukan antara lain: status sosial ekonomi yang rendah, isolasi sosial, gangguan pendengaran, riwayat stroke, diabetes, penyakit jantung, dan depresi. Semua faktor ini ditemukan berkaitan dengan peningkatan risiko demensia usia muda (YOD).

Selain itu, kekurangan vitamin D dan tingginya kadar protein C-reaktif (zat yang diproduksi hati saat tubuh mengalami peradangan) juga meningkatkan risiko.

Faktor genetik juga tetap berperan: memiliki dua varian gen ApoE4 ε4, yang sebelumnya sudah diketahui berkaitan dengan penyakit Alzheimer, turut memperbesar kemungkinan seseorang mengalami YOD.

"Kami sudah tahu dari penelitian sebelumnya pada orang yang mengalami demensia di usia lanjut bahwa ada serangkaian faktor risiko yang dapat dimodifikasi," kata ahli neuroepidemiologi Sebastian Köhler dari Universitas Maastricht.

Meskipun hasilnya tidak membuktikan bahwa demensia disebabkan oleh faktor-faktor ini, tapi dapat membantu membangun gambaran yang lebih rinci. Seperti biasa dalam penelitian semacam ini, mengetahui lebih banyak tentang penyebabnya dapat membantu mengembangkan perawatan dan tindakan pencegahan.

Baca juga: Dokter Jelaskan Pentingnya Deteksi Dini Demensia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau