KOMPAS.com - Masihkah kamu merokok, minum alkohol berlebihan, dan kebiasaan buruk lainnya?
Mungkin banyak orang berpikir masih memiliki banyak waktu sebelum memutuskan untuk berhenti dan mengubah gaya hidup lebih sehat, karena merasa masih berusia muda.
Namun, para peneliti telah menemukan bukti bahwa dampak gaya hidup tidak sehat di usia dini bisa muncul mulai usia 36 tahun.
Penelitian dilakukan oleh Tiia Kekäläinen, Johanna Ahola, dkk., yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Medicine (2025).
Berikut fakta yang ditemukan oleh para peneliti.
Baca juga: Apa Manfaat dari Gaya Hidup Aktif? Ini 5 Daftarnya...
Dikutip dari Medical Daily, para peneliti tersebut melacak kesehatan fisik dan mental ratusan orang selama lebih dari 30 tahun.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa kebiasaan buruk, seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan kurang olahraga dapat memunculkan dampak serius pada kesehatan lebih awal daripada perkiraan.
Menurut analisis para peneliti, orang-orang dengan ketiga kebiasaan buruk tersebut memiliki kesehatan fisik dan mental yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan orang-orang yang sama sekali tidak memiliki gaya hidup tidak sehat itu.
Jika diteliti secara individual, para peneliti mengatakan masing-masing kebiasaan buruk itu memiliki dampak buruk yang unik terhadap kesehatan.
Kurang olahraga sangat terkait dengan kesehatan fisik yang buruk.
Lalu, kebiasaan merokok utamanya dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk.
Sementara, kebiasaan mabuk-mabukan atau minum alkohol berlebihan dikaitkan dengan penurunan fisik maupun mental secara bersamaan.
Temuan yang lebih mengejutkan adalah dampak buruk terhadap kesehatan itu bisa mulai terlihat saat individu tersebut mencapai usia pertengahan usia 30-an.
Studi tersebut juga mencatat bahwa semakin banyak kebiasaan tidak sehat yang dimiliki seseorang, dan semakin lama kebiasaan itu dilakukan, semakin buruk dampaknya terhadap kesehatan.
Baca juga: Gaya Hidup Aktif Makin Disukai Masyarakat Indonesia
Seiring berjalannya waktu, gaya hidup tidak sehat itu memengaruhi kesejahteraan mental dan meningkatkan faktor risiko metabolik yang memicu berbagai penyakit kronis.
“Temuan kami menyoroti pentingnya mengatasi kebiasaan tidak sehat yang berisiko, seperti merokok, minum alkohol berlebihan, dan kurang aktivitas fisik, sedini mungkin,” kata penulis utama Dr. Tiia Kekäläinen.
Kekalainen mengatakan bahwa hal itu untuk mencegah kerusakan yang ditimbulkan menumpuk selama bertahun-tahun, yang berakhir pada kesehatan mental dan fisik yang buruk di kemudian hari.
“Penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan kanker menyebabkan hampir tiga perempat kematian di seluruh dunia. Namun, dengan menjalani gaya hidup sehat, seseorang dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini dan mengurangi kemungkinan kematian dini," ungkapnya.
Jika ingin memiliki peluang hidup panjang umur, satu hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah berhenti merokok.
Mengutip WebMD, merokok sudah diketahui sebagai penyebab berbagai penyakit, dari penyakit jantung hingga gangguan paru-paru.
Baik rokok konvensional maupun elektrik, menurut Medical News Today, semuanya bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, kerusakan pembuluh darah, dan sesak napas.
Semua efek negatif merokok bisa meningkatkan penuaan biologis manusia, meski usia kronologisnya masih muda.
Baca juga: Gaya Hidup Sehat pada Anak untuk Cegah Gagal Ginjal dan Cuci Darah
Setiap alkohol yang diminum akan meresap ke dalam setiap sel.
Minum alkohol berlebihan akan merusak gen dan menyebabkan peradangan pada hati.
Menurut WebMD, orang dengan kebiasaan minum alkohol berlebihan cenderung mengembangkan sirosis, yaitu kerusakan hati permanen.
Alkohol juga bisa menyebabkan ginjal kesulitan untuk berfungsi normal.
Selain itu, minum alkohol berlebihan dalam jangka waktu lama dapat menyusutkan sel-sel otak dan menyebabkan kerusakan otak terkait alkohol (ARBD) dan beberapa jenis demensia.
Batas minum alkohol, seperti wine, yang dianggap masih aman adalah satu gelas untuk wanita dan dua gelas untuk pria.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kurang aktivitas fisik sebagai salah satu faktor risiko utama kematian akibat penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan gangguan kognitif.
Orang yang kurang bergerak memiliki risiko kematian sebesar 20-30 persen lebih tinggi daripada orang yang aktif bergerak, misalnya dengan olahraga rutin.
Aktivitas fisik dengan intensitas sedang maupun berat dapat meningkatkan kesehatan.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk melakukan melakukan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang 150 menit atau intensitas berat 75 menit setiap pekan.
Aktivitas aerobik sedang bisa meliputi berjalan kaki, bersepeda, atau berdansa.
Lalu, aktivitas aerobik berat, misalnya lari, berenang, atau lompat tali.
Dengan olahraga, gula darah, tekanan darah, dan kolesterol, bisa lebih terkendali.
Selain itu, orang-orang juga bisa mengurangi berat badan dan mencegah obesitas.
Dengan demikian, semua risiko kesehatan dari gaya hidup tidak sehat itu bisa dicegah.
Baca juga: Penyebab Cuci Darah pada Anak, Bisa Kelainan Bawaan dan Gaya Hidup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.