Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi E.coli di Usia Muda Tingkatkan Risiko Kanker Kolorektal

Kompas.com - 07/05/2025, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kanker kolorektal umumnya terjadi pada orang lanjut usia, dengan sebagian besar kasus dialami oleh mereka yang berusia di atas 65 tahun. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, terjadi peningkatan signifikan pada kasus kanker ini di kalangan orang dewasa muda dan paruh baya.

Para peneliti terus berupaya mencari tahu penyebab pergeseran usia tersebut. Studi terbaru mengungkap bahwa salah satu pemicu potensialnya adalah keberadaan jenis bakteri tertentu dari Escherichia coli (E. coli) di usus sejak masa kanak-kanak.

Bakteri E. coli sebenarnya termasuk bakteri yang secara alami sudah ada di dalam usus manusia dan hewan. Keberadaan bakteri ini pun umumnya tidak berbahaya. Namun, beberapa di antaranya memproduksi racun sehingga bisa menyebabkan diare dan infeksi. Bahkan ada yang menyebabkan racun bernama kolibaktin yang mampu merusak DNA manusia.

Baca juga: Kenali Bahaya E.coli: Pelajaran dari Wabah di McDonalds AS

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan DNA akibat kolibaktin menjadi ciri khas pada pasien kanker kolorektal yang didiagnosis di bawah usia 40 tahun. Hal ini berbeda dibandingkan dengan pasien yang terdiagnosis setelah usia 70 tahun.

“Dalam studi kami, kami menemukan bahwa kanker kolorektal yang muncul pada usia muda sangat berbeda dari yang muncul di usia lanjut,” ujar penulis senior studi tersebut, Prof. Ludmil Alexandrov, PhD, dari Departemen Bioteknologi serta Departemen Kedokteran Seluler dan Molekuler di UC San Diego.

Ia menambahkan bahwa lebih dari setengah kasus kanker kolorektal yang terjadi di usia muda memiliki mutasi yang dipicu oleh kolibaktin.

Temuan ini mengindikasikan bahwa paparan terhadap bakteri penghasil kolibaktin kemungkinan besar terjadi dalam 10 tahun pertama kehidupan. Artinya, anak-anak yang terinfeksi jenis E. coli tertentu dan mengalami mutasi di usus besar mereka, berisiko lebih tinggi mengembangkan kanker kolorektal di usia muda.

Baca juga: Cara Sederhana untuk Kurangi Risiko Kanker Kolorektal

Berdasarkan hasil tersebut, Prof. Alexandrov dan timnya kini tengah mengembangkan tes deteksi dini berbasis sampel tinja untuk mengidentifikasi mutasi akibat kolibaktin. Deteksi dini ini diharapkan dapat membuka peluang baru dalam pencegahan, pemantauan, dan penanganan kanker kolorektal sejak usia muda.

Perubahan mikrobioma usus

Meski temuan tersebut menjanjikan, sebagian ahli masih meragukan hubungan langsung antara infeksi E. coli dan perkembangan kanker kolorektal.

Mariana Byndloss, PhD, asisten profesor patologi, mikrobiologi, dan imunologi di Vanderbilt University Medical Center, yang meneliti jenis E. coli berbahaya, menduga bahwa penggunaan antibiotik seperti untuk infeksi telinga atau radang tenggorokan, juga bisa menjadi faktor pemicu.

“Beberapa bakteri bisa resistan terhadap antibiotik, sementara antibiotik justru membunuh mikroba baik yang melindungi tubuh dari kolonisasi E. coli,” jelas Dr. Byndloss, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.

Baca juga: Rutin Minum Susu Turunkan Risiko Kanker Usus

Ia juga mencatat bahwa pola makan tinggi lemak, rendah serat, serta konsumsi makanan olahan dapat memperburuk kondisi. Pasalnya, pola makan semacam itu tidak cukup mendukung pertumbuhan mikroba baik yang penting untuk kesehatan usus.

Meski kolibaktin diyakini berperan dalam perkembangan kanker kolorektal, para ahli menekankan bahwa penyebab penyakit ini bersifat multifaktorial. Penelitian lanjutan tetap dibutuhkan untuk mengonfirmasi temuan saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Suami Najwa Shihab Meninggal karena Stroke, Waspadai Gejala dan Cara Mencegahnya
Suami Najwa Shihab Meninggal karena Stroke, Waspadai Gejala dan Cara Mencegahnya
Health
Bolehkan Atasi Sakit Kepala dengan Obat Warung? Ini  Penjelasan Dokter
Bolehkan Atasi Sakit Kepala dengan Obat Warung? Ini Penjelasan Dokter
Health
Waspadai Kehamilan Berisiko, Ini Pentingnya Pemeriksaan Prenatal
Waspadai Kehamilan Berisiko, Ini Pentingnya Pemeriksaan Prenatal
Health
Jenis-jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Dokter
Jenis-jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Dokter
Health
Tips Masak Skala Besar agar Tak Picu Keracunan Massal Menurut Pakar
Tips Masak Skala Besar agar Tak Picu Keracunan Massal Menurut Pakar
Health
Mau Gigi Sehat? Pakar IPB Sarankan Obat Kumur yang Tepat
Mau Gigi Sehat? Pakar IPB Sarankan Obat Kumur yang Tepat
Health
Cegah Obesitas Anak, Dokter Sarankan Konsumsi Protein Hewani
Cegah Obesitas Anak, Dokter Sarankan Konsumsi Protein Hewani
Health
Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan Jelang Puncak Haji
Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan Jelang Puncak Haji
Health
Tren Diet Ekstrem #SkinnyTok Viral tapi Berbahaya untuk Remaja
Tren Diet Ekstrem #SkinnyTok Viral tapi Berbahaya untuk Remaja
Health
Belajar dari Joe Biden, Ketahui Di mana Saja Kanker Prostat Bisa Menyebar
Belajar dari Joe Biden, Ketahui Di mana Saja Kanker Prostat Bisa Menyebar
Health
Suami Najwa Shihab Meninggal akibat Stroke, Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Penyakitnya…
Suami Najwa Shihab Meninggal akibat Stroke, Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Penyakitnya…
Health
Mengenal 6 Manfaat Pepaya untuk Kesehatan, Termasuk Mencerahkan Kulit
Mengenal 6 Manfaat Pepaya untuk Kesehatan, Termasuk Mencerahkan Kulit
Health
Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Meninggal Dunia karena Stroke, Ini Penjelasan Penyakitnya…
Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Meninggal Dunia karena Stroke, Ini Penjelasan Penyakitnya…
Health
Dari Kasus Joe Biden, Kanker Prostat Bisa Menyebar? Kenali Ini Gejalanya…
Dari Kasus Joe Biden, Kanker Prostat Bisa Menyebar? Kenali Ini Gejalanya…
Health
Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia Usai Alami Stroke, Kenali Gejalanya
Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia Usai Alami Stroke, Kenali Gejalanya
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau