Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja dan Rokok Elektronik: Promosi Kian Masif, Pemerintah Soroti Bahayanya

Kompas.com - 07/05/2025, 19:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan menyoroti maraknya penggunaan rokok elektronik di kalangan remaja.

Rokok jenis ini dinilai semakin gencar dipasarkan kepada generasi muda lewat berbagai varian rasa yang menarik.

"Sekarang isu di perokok pemula atau remaja itu lebih pada bagaimana kita membentengi anak-anak kita, terutama terhadap rokok elektronik," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, seperti dikutip dari Antara, Rabu (7/5/2025).

Siti Nadia menyebutkan, saat ini produsen rokok aktif menargetkan anak muda dengan strategi promosi yang berbeda dari rokok konvensional.

"Karena dengan rokok elektronik itu perisa rasanya saja itu bisa lebih banyak ketimbang rokok konvensional dan itu kan lebih mudah untuk kemudian mempromosikannya," ujarnya.

Baca juga: Jonathan Frizzy Tersangka Usai Vape Etomidate Disita Polisi, Apa Itu Etomidate?

Pendekatan baru untuk sosialisasi

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau (PPAT), Benget Saragih, menilai edukasi terhadap generasi muda tidak cukup hanya dengan menyampaikan bahaya merokok. Menurutnya, pesan hidup sehat harus lebih ditekankan.

"Pendekatan harus diubah. Jangan sampaikan kalau rokok itu berbahaya. Tapi sampaikan bahwa hidup itu harus sehat. Bergerak, olah raga, makan yang sehat, tidak merokok," kata Benget.

Ia menambahkan bahwa pelarangan semata kerap tidak efektif jika tidak dibarengi dengan pendekatan yang lebih persuasif.

"Kalau dilarang, ngelunjak. Tapi kita ajak hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum alkohol dan disadarkan di keluarga, lingkungannya. Pendekatan harus diubah," ucapnya.

Benget juga mengingatkan pentingnya konsistensi dalam kampanye anti rokok, mengingat Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045.

Menurutnya, masa depan bangsa dipertaruhkan jika anak-anak muda tidak dibekali dengan pemahaman pola hidup sehat sejak dini.

"Karena tahun 2045 Indonesia Emas, kalau kita enggak gerak bersama anak-anak ini, yang terjadi Indonesia cemas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau