KOMPAS.com – Olahraga lari kini menjadi salah satu pilihan gaya hidup sehat yang banyak digemari masyarakat, termasuk kaum muda.
Namun, tak sedikit orang yang langsung berlari tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Padahal, kebiasaan ini bisa menimbulkan risiko serius, termasuk gangguan pada jantung.
Pemanasan sebelum berolahraga bukan sekadar formalitas. Menurut dokter yang juga memiliki gelar Ahli Ilmu Faal Olahraga Klinis, dr. Iwan Wahyu Utomo, AIFO.K, pemanasan sangat penting untuk mempersiapkan tubuh, terutama jantung, sebelum menerima beban kerja yang lebih berat saat berlari.
"Jantung perlu diberi beban secara bertahap. Kalau kita langsung lari tanpa pemanasan, beban kerja jantung meningkat secara mendadak. Ini yang bisa membahayakan, terutama bagi orang yang memiliki gangguan jantung yang tidak terdeteksi," ujar Iwan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/5/2025).
Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Jantung Sebelum Olahraga Lari, Ini Kata Dokter
Latihan kardio seperti lari termasuk dalam kategori olahraga yang bersifat endurance. Meski intensitasnya bertahap, risiko tetap ada jika dilakukan tanpa tahapan yang benar.
"Pemanasan itu meningkatkan suhu tubuh, memperlancar aliran darah, dan membantu otot berkontraksi lebih efisien. Detak jantung pun naik secara perlahan sehingga jantung siap bekerja lebih keras saat inti latihan dimulai," jelasnya.
Tanpa pemanasan, tubuh tidak sempat memberi sinyal jika ada yang tidak beres. Seseorang bisa saja langsung merasa pusing, nyeri dada, atau bahkan mengalami henti jantung saat baru memulai aktivitas fisik.
Baca juga: Waspadai Risiko Henti Jantung Saat Olahraga Lari, Dokter Ingatkan Deteksi Dini
Bagi pemula, risikonya lebih tinggi karena tubuh belum terbiasa menghadapi tekanan fisik.
Iwan menyarankan agar latihan dilakukan bertahap dan disertai pemanasan minimal 10–15 menit, diikuti dengan sesi inti, lalu diakhiri dengan pendinginan.
"Prinsipnya seperti menyalakan mobil. Sebelum digunakan, kita panaskan dulu supaya mesinnya awet. Kalau ada yang salah, bisa langsung terasa di tahap awal," ujarnya.
Selain pemanasan, pelari pemula juga sebaiknya tidak memaksakan diri mengejar kecepatan atau jarak tertentu.
Overtraining justru bisa menimbulkan cedera otot, gangguan irama jantung, hingga kelelahan ekstrem.
Baca juga: Olahraga Lari Aman untuk Pemula, Dimulai dari Jantung yang Sehat
Saat berlari, tubuh bisa memberi sinyal ketika terjadi sesuatu yang tidak normal. Menurut Iwan, berikut beberapa gejala yang patut diwaspadai karena bisa menjadi pertanda gangguan jantung:
Rasa nyeri, sesak, atau tekanan di dada bisa menjadi tanda awal serangan jantung. Ini adalah gejala yang tidak boleh diabaikan, terutama jika muncul saat aktivitas fisik.
Jantung yang berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan bisa menandakan adanya gangguan irama jantung (aritmia).
Baca juga: Olahraga Tanpa Takaran Bisa Bahaya, Ini Cara Mengukurnya Menurut Dokter