KOMPAS.com - Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang dapat menyerang berbagai kelompok usia, dari anak-anak hingga dewasa.
Namun, ternyata asma pada anak dan dewasa memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari onset munculnya penyakit hingga respons terhadap pengobatan.
Dalam talkshow yang disiarkan oleh Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Selasa (6/5/2025), dr. Luthfia Nur Aini, Sp.P, spesialis paru dari Rumah Sakit Paru Ario Wirawan, menjelaskan perbedaan asma pada anak dan dewasa.
Baca juga: Mengenal Berbagai Pemicu Asma yang Tidak Diduga, Ini Kata Dokter
Luthfia mengatakan, secara prinsip asma pada anak dan dewasa sama. Yakni sama-sama menyebabkan penyempitan saluran pernapasan dan gejala yang serupa.
Namun, terdapat perbedaan mendasar pada onset dan mekanisme molekulernya.
"Secara prinsipnya sama. Terjadi obstruksi saluran pernapasan. Jadi hiperaktivitas bronkus di mana saluran pernapasan itu menyempit. Namun yang berbeda adalah onset-nya. Onset dan mekanisme molekulernya," jelas Luthfia.
Luthfia menambahkan bahwa asma pada anak-anak umumnya terkait dengan mekanisme alergi (tipe 2), sedangkan pada dewasa bisa terkait dengan faktor non-alergi (tipe 1).
"Di mana pada saat, untuk anak-anak itu biasanya pada tipe dua seperti yang saya jelaskan tadi. Karena faktor-faktor dari atopi. Dia muncul karena adanya pemicu atau alergen yang menstimulus terjadinya asma," terangnya.
Baca juga: Yang Terjadi pada Tubuh saat Serangan Asma
Pada anak-anak, asma sering kali dipicu oleh faktor alergi atau atopi. Kondisi ini biasanya terkait dengan riwayat alergi dalam keluarga.
"Untuk asma pada anak biasanya tipe 2, karena faktor-faktor dari atopi. Dia muncul karena adanya pemicu atau alergen yang dia menstimulus terjadinya asma. Itu pada anak-anak," ungkap Luthfia.
Luthfia juga menjelaskan bahwa riwayat alergi dalam keluarga dapat muncul dalam bentuk yang berbeda pada keturunannya.
"Meskipun mungkin dari keluarga tidak berbentuk sebagai asma, alerginya tidak berbentuk sebagai asma atau sesak, seperti batuk. Mungkin hanya muncul sebagai rinitis alergi. Misalkan pada saat pagi hari dia bersin-bersin, kemudian rinore atau muncul ingus. Itu bisa pada saat keturunannya bisa muncul berbentuk sebagai asma," jelasnya.
Baca juga: Atlet Olimpiade Rentan Sakit Asma karena Latihan Berat
Berbeda dengan anak-anak, asma pada dewasa sering kali tidak dipicu oleh mekanisme alergi. Luthfia menjelaskan bahwa asma pada dewasa dapat terjadi dalam dua situasi: asma yang muncul saat dewasa atau asma sejak anak-anak yang berlanjut hingga dewasa.
"Pada asma-asma yang pada dewasa itu banyak faktor. Misalkan memang ada dipicu oleh rokok. Yang tidak diperantarai oleh suatu mekanisme alergi," ujar Luthfia.
Lebih detail, dokter spesialis paru tersebut menjelaskan perbedaan pada tingkat sel imun.