KOMPAS.com – Hipertensi tak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga bisa dialami anak-anak, bahkan sejak bayi.
Dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, Rabu (7/5/2025), dr. Reza Fahlevi, Sp.A(K), menyebutkan hipertensi anak sering tidak terdeteksi karena jarang diperiksa.
“Saya ingin meningkatkan awareness masyarakat bahwa ternyata anak-anak ini juga bisa mengalami tekanan darah tinggi, jadi tak terbatas usia,” ujar Reza.
Baca juga: Sudah Minum Obat Hipertensi, tapi Tekanan Darah Tetap Tinggi? Ini Kata Dokter…
Reza menjelaskan, hipertensi anak terbagi dua: primer (tanpa kelainan organ, biasanya karena keturunan atau obesitas) dan sekunder (akibat penyakit lain, seperti ginjal).
“Sekunder artinya ada penyakit lain yang memicu terjadinya tekanan darah tinggi pada anak. Paling sering itu adalah penyakit ginjal,” ujarnya.
Penyebab lain termasuk hipertiroid, penyakit jantung, autoimun, dan gangguan hormonal. Bayi prematur atau berat lahir rendah juga berisiko tinggi.
“Bayi dengan berat lahir rendah itu juga risiko terjadi hipertensi meningkat di kemudian hari,” jelasnya.
Baca juga: Apa Itu Hipertensi Resisten dan Siapa yang Berisiko? Ini Penjelasannya...
Faktor risiko hipertensi pada anak meliputi:
“Satu komplikasi obesitas pada anak yang paling sering adalah hipertensi,” tegas Dr. Reza.
Baca juga: Konsumsi Obat pada Penderita Hipertensi, Pentingkah? Ini Kata Dokter
Untuk remaja ≥13 tahun, hipertensi jika tekanan darah ≥130/80 mmHg. Anak <13 tahun dinilai dari persentil berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.
“Dikatakan dia mengalami hipertensi kalau tekanan darahnya itu sudah melewati persentil 95,” jelasnya.
Diagnosis tak bisa dari satu kali pengukuran.
“Kita belum langsung buru-buru mendiagnosis tersebut hipertensi,” tambahnya.
Cara mencegah hipertensi pada anak
Baca juga: Jika Hipertensi Capai 180/120 MmHg, Ini yang Akan Terjadi…
“Gula berlebih bisa menyebabkan obesitas. Nah, obesitas tadi komplikasi terseringnya adalah hipertensi,” kata Reza.