KOMPAS.com – Apa itu egg freezing? Istilah ini belakangan mulai sering terdengar seiring meningkatnya kesadaran perempuan terhadap kesehatan reproduksi dan perencanaan kehamilan.
Egg freezing atau pembekuan sel telur merupakan salah satu pilihan medis yang memungkinkan perempuan menyimpan sel telurnya untuk digunakan di masa depan.
Prosedur ini umumnya disarankan bagi perempuan yang akan menjalani perawatan medis seperti kemoterapi, atau bagi mereka yang menunda kehamilan karena alasan tertentu, termasuk belum menikah di usia matang.
Namun, praktik ini masih memunculkan perdebatan etik di Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, ketahui apa itu egg freezing, manfaatnya, efek sampingnya, dan tingkat keberhasilannya menurut dokter berikut ini.
Baca juga: Inseminasi: Solusi untuk Pasangan yang Kesulitan Hamil
Apa itu egg freezing? Menurut dr. Adelina Amelia Febriani Bofe, Sp.OG KFER, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, prosedur ini dilakukan untuk menyimpan sel telur dengan kualitas baik agar dapat digunakan di kemudian hari.
“Biasanya dilakukan pada pasien yang sudah menstruasi dan akan menjalani kemoterapi dengan obat-obatan yang berisiko menurunkan cadangan sel telur. Bisa juga pada pasien yang belum berencana menikah di usia lebih dari 35 tahun, karena kualitas dan cadangan sel telur cenderung menurun seiring bertambahnya usia,” ujar dr. Adelina saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/5/2025).
Manfaat egg freezing antara lain:
Prosedur ini diawali dengan stimulasi ovarium pada fase proliferasi siklus menstruasi, dilanjutkan dengan proses “panen” sel telur (ovum pick up) yang kemudian disimpan dalam kondisi beku.
Baca juga: Konsumsi Nanas Saat Hamil Sebabkan Keguguran: Mitos atau Fakta?
Meski terbilang aman, prosedur pembekuan sel telur tetap memiliki potensi efek samping, terutama saat proses stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur.
“Efek samping biasanya dirasakan pasien saat stimulasi ovarium dan ovum pick up. Sedangkan pada sel telurnya sendiri, efeknya sangat tergantung pada laboratorium embriologi yang melakukan proses pembekuan,” jelas Adelina.
Setiap pasien dianjurkan berkonsultasi secara menyeluruh dengan dokter spesialis fertilitas sebelum menjalani prosedur ini, agar memahami risiko serta kesiapan fisik dan emosional yang diperlukan.
Baca juga: Minum Kopi Saat Hamil, Aman atau Tidak? Ini Kata Dokter Kandungan
Tingkat keberhasilan dari prosedur egg freezing, baik dalam hal kehamilan maupun kelahiran hidup, dipengaruhi oleh beberapa faktor.
“Keberhasilan sangat bergantung pada kualitas sperma yang akan digunakan untuk membuahi sel telur yang telah disimpan beku,” ungkapnya.
Selain itu, usia saat pembekuan dan kualitas sel telur juga turut menentukan keberhasilan prosedur ini di masa depan.
Oleh karena itu, pemilihan waktu yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan hasil dari egg freezing.
Sebagai prosedur yang tergolong baru di Indonesia, egg freezing masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama dari segi regulasi dan etika.
Namun bagi sebagian perempuan, memahami apa itu egg freezing bisa menjadi langkah awal dalam merencanakan masa depan reproduksi secara lebih bijak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.