Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahap Duka Setelah Putus Cinta, dari Penyangkalan hingga Penerimaan

Kompas.com - 12/05/2025, 15:00 WIB
Khairina

Penulis

KOMPAS.com- Ketika hubungan berakhir, rasa kehilangan yang muncul bisa terasa seperti akhir dunia. Bahkan ketika Anda yang mengakhiri hubungan tersebut, Anda tetap bisa merasakan kesedihan dan duka yang mendalam.

Seperti dilansir Cleveland Clinic, menurut psikolog klinis Adam Borland, PsyD, duka akibat putus cinta memiliki banyak kesamaan dengan duka yang dirasakan setelah kehilangan orang terdekat.

Memahami tahapan duka ini dapat membantu seseorang mengenali emosi yang muncul dan menyadari bahwa semuanya merupakan bagian dari proses penyembuhan yang normal.

Baca juga: Bersedih Secukupnya setelah Putus Cinta Baik untuk Kesehatan Mental

1. Penyangkalan

Segera setelah putus cinta, seseorang mungkin merasa terkejut dan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar, atau sulit tidur juga bisa muncul.

"Anda mungkin bertanya-tanya, 'Apakah ini benar-benar terjadi?' atau merasa bahwa pasangan Anda akan kembali dan hubungan bisa diperbaiki," kata Borland.

Emosi yang umum pada tahap ini meliputi:

-Ketakutan

-Kebingungan

-Kesepian

-Kecemasan

Perubahan dalam rencana hidup, tujuan, hingga keraguan terhadap identitas diri dan masa depan bisa memicu rasa cemas yang mendalam.

Baca juga: Bukan Sekadar Sedih, Begini Ciri-ciri Orang yang Sedang Depresi

2. Kemarahan dan perasaan negatif lainnya

Pada tahap ini, emosi negatif mulai muncul secara lebih intens. Rasa marah atau kecewa terhadap mantan pasangan sering kali mendominasi.

Namun, kemarahan ini bisa juga tampak sebagai:

-Rasa dikhianati

-Frustrasi

-Luka batin

-Rasa kesal atau tidak adil

Kondisi yang melatarbelakangi perpisahan, seperti perselingkuhan atau kebiasaan buruk, dapat memperkuat emosi negatif yang muncul.

3. Tawar menawar

Tahap ini ditandai dengan munculnya penyesalan dan pikiran seperti, "Seandainya saya melakukan ini atau itu, mungkin hubungan masih bisa diselamatkan."

Anda bisa mulai memikirkan atau bahkan mencoba memperbaiki kesalahan masa lalu demi mendapatkan kesempatan kedua, terutama jika Anda merasa menjadi penyebab utama berakhirnya hubungan.

4. Depresi

Pada titik ini, rasa kehilangan bisa terasa sangat nyata. Banyak orang merasa sulit membayangkan hidup tanpa kehadiran mantan pasangannya.

"Bagi sebagian orang, mantan pasangan adalah sahabat terbaik, tempat bercerita, dan orang yang paling bisa membuat tertawa," ujar Borland.

Gejala umum yang muncul antara lain:

-Perubahan suasana hati, seperti sedih, putus asa, dan mudah tersinggung

-Kehilangan motivasi dan minat terhadap aktivitas

-Gangguan pola tidur dan makan

Baca juga: Dokter: Konsumsi Gula Berlebih Tingkatkan Risiko Depresi

5. Penerimaan

Seiring waktu, Anda mulai menerima bahwa hubungan tersebut telah berakhir. Meski masih ada perasaan kehilangan, Anda mulai menata hidup dan memprioritaskan perawatan diri.

"Mungkin Anda masih berharap hubungan itu berakhir dengan cara yang berbeda, tetapi Anda menerima kenyataan dan mulai fokus pada penyembuhan yang sehat," jelas Borland.

Beberapa langkah yang bisa mendukung tahap penerimaan, antara lain:

-Merawat kesehatan fisik dan mental

-Mencari dukungan dari keluarga dan teman

-Menekuni hobi atau aktivitas baru

-Berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan

Tahap tambahan dan kemungkinan kambuh

Selain 5 tahap utama, beberapa orang juga mengalami:

-Ambivalensi, yaitu perasaan bimbang dan tidak yakin apakah putus cinta adalah keputusan yang tepat

-Rasa bersalah, terutama jika merasa bertanggung jawab atas berakhirnya hubungan

-Pertumbuhan diri, yakni kesempatan untuk menjadi versi diri yang lebih baik setelah melewati masa sulit

-Perlu diingat bahwa proses duka tidak selalu berjalan linier. Anda bisa merasakan beberapa tahap sekaligus atau kembali ke tahap sebelumnya meski sudah merasa "sembuh."

Borland juga menekankan, tidak jarang seseorang mencoba kembali menjalin hubungan dengan mantan karena kebutuhan emosional yang familiar, meski belum tentu merupakan pilihan terbaik.

Mengapa proses duka perlu dihadapi

"Berduka adalah proses alami setelah kehilangan, termasuk karena putus cinta. Menghindari proses ini justru dapat memperburuk perasaan seperti sedih, kesepian, rasa bersalah, dan marah." kata Borland.

Jika dibiarkan, emosi tersebut bisa memengaruhi harga diri, hubungan sosial, bahkan memicu depresi klinis atau kebiasaan tidak sehat seperti konsumsi alkohol berlebihan.

Menghadapi duka secara sadar dan sehat akan membantu Anda menjadi lebih siap secara emosional untuk membuka lembaran baru, termasuk dalam hubungan yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau