KOMPAS.com- Sebanyak 214 siswa di Kota Bogor mengalami keracunan menu makan bergizi gratis (MBG) akibat menu makanan yang disediakan mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella.
Wali Kota Bogor Dedie Rachim, Senin (12/5/2025) mengatakan, hal ini diketahui berdasarkan hasil uji sampel Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor, Jawa Barat.
Dilansir dari Web MD, E.coli adalah jenis bakteri yang biasanya hidup di usus manusia. Bakteri ini juga ditemukan di saluran pencernaan beberapa hewan.
Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya dan bahkan membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan. Namun, beberapa strain dapat menyebabkan diare jika Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi atau minum air yang tercemar.
Baca juga: Kemenkes Sebut Air Isi Ulang Terkontaminasi Bakteri E Coli
Infeksi E. coli adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Infeksi ini menyebabkan banyak penyakit yang berhubungan dengan diare seperti diare pelancong (dikenal juga sebagai "Montezuma's revenge") dan disentri.
Infeksi ini juga dapat menyebabkan penyakit di luar usus seperti pneumonia dan peritonitis bakteri spontan.
Ada beberapa strain (jenis) E. coli. Berikut enam jenis yang dapat menyebabkan penyakit di usus:
-Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC)
Menyebabkan diare berair dan sering ditemukan di makanan dan air di daerah dengan sanitasi yang buruk. Ini adalah jenis yang paling bertanggung jawab atas diare pelancong.
-Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)
Menyebabkan diare berair terutama pada anak-anak dan bayi, dan sering ditemukan di makanan dan air di daerah dengan sanitasi buruk. Dapat menyebabkan wabah di tempat penitipan anak.
-Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC)
Menyebabkan diare akut dan kronis tanpa demam dan muntah. Ditemukan di negara berkembang dan maju, juga merupakan sumber diare pelancong.
-Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)
Terkait dengan bakteri shigella dan biasanya berasal dari konsumsi sayuran yang terkontaminasi, daging hamburger yang kurang matang, atau susu mentah. Dapat menyebabkan tinja berdarah dan berlendir, kram perut, muntah, demam, dan menggigil.
-Diffusely adherent Escherichia coli (DAEC)
Merupakan strain E. coli yang kurang dikenal. Tampaknya lebih memengaruhi anak usia prasekolah dan menyebabkan muntah serta diare.
-Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)
Juga dikenal sebagai Escherichia coli penghasil toksin Shiga (STEC). Menyebabkan sakit dengan memproduksi toksin Shiga yang merusak lapisan usus. Sering ditemukan pada daging giling (terkontaminasi saat pemrosesan dan tidak dimasak cukup matang), susu mentah, dan sayuran yang dipupuk dengan pupuk kandang mengandung EHEC/STEC. Jenis ini dapat menyebabkan diare ringan hingga berdarah.
Strain EHEC yang sangat berbahaya, dikenal sebagai O157:H7, dapat menyebabkan sakit parah. Menyebabkan kram perut, muntah, dan diare berdarah. Ini adalah penyebab utama gagal ginjal akut pada anak-anak. Dapat menyebabkan gejala yang mengancam jiwa seperti:
-Gagal ginjal pada orang dewasa
-Demam
-Perdarahan
-Kebingungan
-Kejang
Segera cari bantuan medis jika mengalami gejala ini.
Baca juga: Infeksi E. coli: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah
Seseorang bisa terinfeksi jika menelan bahkan sedikit bakteri E. coli. Hal ini bisa terjadi melalui:
-Daging giling
Jika Anda makan daging giling yang mengandung E. coli dan tidak dimasak hingga matang. Saat daging diproses, bakteri dari usus hewan bisa mencemari daging. Ini lebih sering terjadi pada daging giling karena berasal dari beberapa hewan.
-Susu yang tidak dipasteurisasi
Minum susu mentah yang belum dipanaskan untuk membunuh bakteri E. coli bisa masuk ke dalam susu dari ambing sapi atau alat pemerahan.
-Buah dan sayur
Konsumsi buah dan sayuran segar yang tercemar air mengandung E. coli, sering terjadi ketika pupuk kandang bercampur dengan sumber air. Selada dan bayam sangat rentan terhadap wabah E. coli.
-Makanan dan minuman lain
Juga bisa berasal dari jus buah dan yogurt yang tidak dipasteurisasi serta keju dari susu mentah.
Anda juga bisa mencemari makanan di dapur sendiri jika menggunakan pisau atau talenan yang telah menyentuh daging mentah lalu dipakai untuk makanan mentah seperti salad.
-Air yang terkontaminasi
Menelan air yang mengandung E. coli saat berenang di kolam, danau, atau sungai. Kotoran hewan atau manusia dapat mencemari air. E. coli bahkan bisa tumbuh kembali setelah pengobatan klorin. Air sumur pribadi juga bisa terkontaminasi jika tidak didesinfeksi.
-Orang lain
E. coli bisa menyebar dari orang ke orang. Contohnya, jika Anda merawat orang sakit, menangani kotorannya, dan tidak mencuci tangan dengan benar, Anda bisa tertular E. coli. Hal serupa bisa terjadi jika menyentuh makanan atau benda yang telah disentuh oleh orang terinfeksi.
-Hewan
E. coli O157 secara alami hidup di usus hewan ternak sehat seperti sapi, domba, dan kambing. Bisa menyebar ke kulit, bulu, dan lingkungan sekitar mereka. Cuci tangan setelah menyentuh hewan atau mengunjungi peternakan.
-Tanah yang terkontaminasi
Menggunakan pupuk kandang mentah atau setengah matang di kebun bisa membawa E. coli ke tanaman pangan. Air yang tercemar juga bisa meresap ke dalam tanah.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Keracunan Makanan?
Gejala biasanya muncul 2–5 hari setelah terpapar. Gejala umum meliputi:
-Kram perut
-Diare (bisa berdarah)
-Mual
-Kelelahan berkepanjangan
-Demam mungkin tidak muncul, atau hanya ringan.
Gejala parah termasuk:
-Diare lebih dari 3 hari
-Diare berdarah
-Demam di atas 39°C
-Muntah hebat
Segera hubungi dokter jika mengalami gejala ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.