Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Krisis Hipertensi Sebabkan Stroke? Ini Kata Dokter…

Kompas.com - 13/05/2025, 07:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ketika krisis hipertensi terjadi, berbagai masalah kesehatan harus diwaspadai, salah satunya stroke.

Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi mengatakan bahwa krisis hipertensi adalah keadaan darurat medis di mana tekanan darah tiba-tiba meningkat secara drastis sampai 180/120 mmHg atau lebih.

“Jika tidak segera ditangani dengan tepat, maka dapat berakibat fatal dengan berbagai risiko komplikasi yang mengancam jiwa,” ujar Santi kepada Kompas.com, Minggu (11/5/2025).

Salah satu komplikasi krisis hipertensi yang umum terjadi adalah stroke.

Krisis hipertensi dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan,” katanya.

Baca juga: Krisis Hipertensi: Kenaikan Tekanan Darah yang Parah dan Mendadak

Cara krisis hipertensi menyebabkan stroke

Santi menerangkan bahwa seseorang dengan krisis hipertensi dapat mengalami stroke, karena tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan pecah pembuluh darah di otak.

Stroke akibat pecah pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan di otak disebut sebagai stroke hemoragik.

“Krisis hipertensi dapat menyebabkan stroke terutama stroke pendarahan,” sebutnya.

Jika suatu pembuluh darah otak pecah, bagian otak yang mendapat suplai darah melaluinya menjadi kekurangan darah.

“Padahal, darah berfungsi sebagai penyedia nutrisi dan oksigen bagi keberlangsungan otak,” ungkapnya.

Semantara itu, kondisi pendarahan akibat pecah pembuluh darah juga kan menekan jaringan otak dan meningkatkan tekanan dalam rongga kepala.

“Hal ini akan menambah kerusakan otak yang telah terjadi akibat putusnya pasokan darah,” jelasnya.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda krisis hipertensi.

Baca juga: Kenali Gejala Krisis Hipertensi, Ketika Tekanan Darah 180/120 MmHg

Tanda-tanda peringatan krisis hipertensi

Santi mengatakan, krisis hipertensi yang disertai kerusakan organ, seperti otak yang menyebabkan stroke, disebut juga sebagai hipertensi emergensi.

Gejala krisis hipertensi ini akan tergantung dengan pada pembuluh darah area mana yang pecah,” ucapnya.

Secara umum, ia menyebutkan tanda-tanda peringatan krisis hipertensi bisa meliputi:

  • Sakit kepala hebat
  • Penglihatan kabur
  • Nyeri dada
  • Kebingungan
  • Kejang
  • Mual dan muntah
  • Sesak napas
  • Penurunan kesadaran sampai pingsan

Jika terjadi tekanan darah 180/120 mmHg atau lebih dan muncul gejala nyeri dada, sesak napas, atau gejala stroke, mengutip Mayo Clinic, seseorang harus segera dibawa ke layanan gawat darurat.

Gejala stroke meliputi:

  • Mati rasa atau kesemutan
  • Hilangnya rasa pada wajah, lengan, atau kaki, sering kali hanya pada satu sisi tubuh
  • Kesulitan berjalan
  • Kesulitan berbicara
  • Perubahan dalam penglihatan

“Hipertensi emergensi membutuhkan penanganan agresif di rumah sakit secepatnya,” ungkapnya.

Baca juga: Krisis Hipertensi Bisa Terjadi pada Orang Tanpa Riwayat Tekanan Darah Tinggi?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau