KOMPAS.com - Jantung manusia memiliki empat katup utama, yaitu mitral, trikuspid, pulmonal, dan aorta, yang berfungsi mengatur aliran darah satu arah di dalam jantung dan dari jantung ke seluruh tubuh. Katup-katup ini secara normal akan membuka saat darah mengalir dan menutup rapat untuk mencegah aliran balik.
Namun, jika katup tidak bekerja sebagaimana mestinya, bisa terjadi gangguan katup jantung, yang sering disebut masyarakat awam sebagai “kebocoran jantung.”
Gangguan katup jantung terjadi ketika katup tidak membuka atau menutup dengan sempurna. Kondisi ini bisa dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu Stenosis ketika katup menjadi kaku atau menyempit, sehingga aliran darah terganggu, serta regurgitasi (kebocoran katup), di mana katup tidak menutup rapat, menyebabkan darah kembali mengalir ke ruang jantung sebelumnya.
Kedua kondisi tersebut membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk menjaga sirkulasi darah tetap optimal. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan irama jantung, bahkan stroke.
Baca juga: Bedah Modern Penggantian Katup Jantung
Penyebab gangguan katup jantung
Beberapa penyebab umum gangguan katup meliputi, faktor penuaan, infeksi bakteri, demam rematik, kelainan bawaan, hipertensi yang tidak dikontrol, gangguan autoimun, serta kerusangan jaringan akibat penyakit jantung lainnya.
Menurut dr. Sidhi Laksono, Sp.JP, Subsp.KI(K), dari RS Siloam Jantung Diagram Cinere, beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain sesak napas, terutama saat aktivitas, nyeri dada atau rasa tertekan di dada, jantung berdebar, pusing, gampang lelah, serta ada pembengkakan di kaki, perut, dan tumit.
“Gangguan katup sangat penting untuk dideteksi dan ditangani sedini mungkin guna mencegah komplikasi serius,” ujar dr. Sidhi.
Inovasi penanganan gangguan katup
Dulu, gangguan katup jantung hampir selalu ditangani melalui operasi terbuka, yang membutuhkan pembukaan rongga dada. Namun kini, kemajuan teknologi memungkinkan prosedur minim invasif, yang jauh lebih aman dan nyaman bagi pasien.
Salah satu terobosan terbaru adalah penggunaan teknik zero fluoroscopy untuk menangani kebocoran pada sekat atau katup jantung.
Baca juga: Apa Penyebab Penyakit Jantung Bawaan dan Gejalanya
Zero fluoroscopy adalah prosedur intervensi non-bedah yang tidak menggunakan radiasi sinar-X, berbeda dari metode konvensional yang mengandalkan fluoroskopi (citra berbasis radiasi). Sebagai gantinya, dokter menggunakan teknologi pencitraan canggih seperti TEE (Trans-Esophageal Echocardiogram), yang memberikan visualisasi detail struktur jantung dari dalam kerongkongan.
Kelebihan teknik ini antara lain:
- Aman bagi pasien dengan gangguan ginjal, karena tidak menggunakan zat kontras
- Minim paparan radiasi, aman untuk bayi, anak-anak, ibu hamil, dan tenaga medis
- Presisi tinggi, karena citra jantung yang dihasilkan sangat rinci
- Efek samping minimal, seperti mual atau muntah ringan akibat anestesi
“Prosedur ini sangat membantu pasien yang memiliki sensitivitas terhadap radiasi atau kontraindikasi terhadap penggunaan kontras,” jelas dr. Sidhi.
Baca juga: Jantung Bisa Menua Lebih Cepat dari Usia Sebenarnya
Ia menambahkan, gangguan katup jantung, termasuk kebocoran katup, adalah kondisi serius yang dapat berdampak pada kualitas hidup dan keselamatan pasien.
Dengan deteksi dini dan pemilihan metode penanganan yang tepat, termasuk inovasi seperti zero fluoroscopy, pasien memiliki peluang lebih besar untuk pulih dengan aman dan tanpa harus menjalani operasi besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.