Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Lupus Bisa Hamil dan Hidup Normal, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 13/05/2025, 15:00 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Banyak orang mengira penyakit lupus membatasi penderitanya untuk menjalani kehidupan secara normal, termasuk merencanakan kehamilan.

Padahal, menurut dr. Fenda Adita, Sp.PD, FINASIM, pasien lupus tetap bisa hidup aktif, bahkan memiliki anak, namu perlu memahami risikonya.

“Pasien lupus bisa banget hidup sehat dan punya anak, asal lupusnya dalam kondisi remisi atau aktivitas penyakitnya rendah,” ujar dr. Fenda dalam Talkshow Keluarga Sehat bersama Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jumat (10/5/2025).

Baca juga: Banyak Diderita Perempuan Muda, Ini Penyebab Lupus

Kehamilan aman asal lupus terkontrol

Lupus atau systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang bisa menyerang berbagai organ tubuh seperti ginjal, jantung, paru, sendi, dan sistem saraf. Meski tergolong penyakit kronis, bukan berarti kehamilan tak mungkin terjadi.

“Kalau mau hamil, nanti tunggu dulu derajat aktivitas lupusmu bagus dulu. Jangan buru-buru. Kita tunggu sampai remisi atau aktivitas rendah, lalu 6–12 bulan setelah itu baru program hamil,” jelas dr. Fenda.

Hal ini penting untuk mencegah terjadinya komplikasi selama kehamilan, seperti keguguran, hipertensi dalam kehamilan, atau serangan lupus (flare) yang membahayakan ibu dan janin.

Baca juga: Dokter Ungkap Pengidap Lupus Tak Perlu Minder, Bisa Hidup Normal

Ada obat yang harus dihentikan sebelum hamil

Dr. Fenda mengingatkan bahwa beberapa obat lupus tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan karena bisa berisiko pada janin. Oleh karena itu, pengobatan harus disesuaikan sebelum merencanakan kehamilan.

“Obat-obat yang akan dikonsumsi selama hamil harus dikonsultasikan dulu, karena ada beberapa yang tidak boleh, seperti mycophenolate mofetil atau cyclophosphamide. Itu harus dihentikan dulu beberapa bulan sebelum program hamil,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya melakukan KB (keluarga berencana) dulu selama fase aktif lupus. Jenis KB yang disarankan, kata dr. Fenda, adalah IUD atau kondom.

Baca juga: 4 Faktor Penyebab Lupus yang Harus Diketahui: Ada Genetik dan Lingkungan

Hidup normal dengan lupus itu sangat mungkin

Bukan hanya kehamilan, dr. Fenda menyatakan bahwa pasien lupus tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari seperti sekolah, kuliah, hingga bekerja, selama penyakitnya terkontrol dengan baik.

“Jangan sampai karena lupus kamu minder. Banyak kok pasien lupus yang bisa jadi dokter, bahkan polisi atau tentara. Mereka hidupnya normal karena penyakitnya terkontrol,” tegasnya.

Ia mendorong para pasien untuk tetap menjalani gaya hidup sehat, berolahraga (pagi sebelum jam 7 atau sore setelah jam 4), serta menghindari paparan sinar matahari secara langsung dengan menggunakan pelindung seperti topi dan tabir surya (SPF 30-50).

Baca juga: 7 Gejala Lupus yang Perlu Diwaspadai: Ada Kaku Sendi dan Ruam Kulit

Kuncinya: terapi teratur dan dukungan sosial

Menurut dr. Fenda, keberhasilan manajemen lupus sangat tergantung pada penerimaan pasien terhadap diagnosis, kepatuhan minum obat, dan dukungan dari orang sekitar.

“Jangan sampai pasien lupus takut minum obat yang diresepkan dokter. Itu sudah berdasarkan penelitian. Yang penting konsultasi rutin dan jangan menghilang dari dokter,” kata dia.

Ia menambahkan, stigma bahwa lupus adalah penyakit menular juga perlu diluruskan.

Baca juga: Dokter Ajak Anak Perempuan Waspada Lupus sejak Dini

“Lupus bukan penyakit menular. Kalau menular, saya tiap hari ketularan karena saya pegang pasien lupus terus. Yang menular itu infeksinya, bukan lupunya,” ujar dr. Fenda menegaskan.

Pasien lupus tetap memiliki harapan hidup yang tinggi, termasuk untuk hamil dan melahirkan anak yang sehat, selama berada dalam kondisi remisi dan mendapatkan pengawasan medis yang tepat. Dengan pengobatan yang teratur, gaya hidup sehat, dan dukungan keluarga, hidup normal dengan lupus bukan hanya mimpi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau