KOMPAS.com - Salah satu kekhawatiran yang sering muncul terkait penggunaan pil KB adalah anggapan bahwa alat kontrasepsi hormonal ini dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim, terutama kanker leher rahim. Namun, benarkah demikian?
Menurut vaksinolog sekaligus dosen dan aktivis kesehatan, dr. Enny Listiawati, MPH, anggapan tersebut termasuk mitos.
"Itu mitos," kata dr. Enny dikutip dari wawancara Tribun Health, Selasa (13/5/2025).
"Karena penggunaan alat KB itu tidak menyebarkan penyakit kan. Kan penyebabnya adalah virus. Bukan karena kadar hormonal seperti itu," tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa kanker leher rahim atau kanker serviks tidak disebabkan oleh konsumsi pil KB, melainkan oleh infeksi virus, khususnya Human Papillomavirus (HPV). Artinya, fluktuasi hormonal akibat pil KB bukanlah faktor utama pemicu kanker jenis ini.
Baca juga: Apakah Miom Menyebabkan Kanker Rahim?
Untuk memahami lebih dalam, dr. Enny juga menjelaskan secara sederhana apa itu kanker leher rahim. Menurutnya, kanker merupakan pertumbuhan sel yang berlebihan dan bentuknya sudah sangat berbeda dari sel aslinya.
"Kalau misalnya ini ada sel leher rahim, kita lihat di bawah mikroskop, kalau dia sel yang pertumbuhan yang baik itu modelnya sama terus. Tapi kalau dia sudah kanker, itu modelnya sudah sangat beda. Bahkan kadang-kadang kita akan sulit mengenali itu sebetulnya sel apa," jelasnya.
Leher rahim atau serviks adalah bagian bawah dari rahim yang berbatasan langsung dengan vagina. Oleh karena itu, kanker serviks bisa dideteksi dengan cara “mengintip” melalui lubang vagina, menggunakan pemeriksaan seperti pap smear atau IVA test.
"Makanya kanker leher rahim itu biasanya kita bisa intip. Intipnya dari mana? Kita intip dari lubang vagina-nya itu," ujar dr. Enny.
Baca juga: 8 Ciri-ciri Kanker Rahim Stadium Awal, Pantang Disepelekan
Sebagai penyakit yang sering dikaitkan dengan risiko kematian, dr. Enny menekankan pentingnya deteksi dini. Semakin awal kanker ditemukan, semakin besar peluang untuk mendapatkan penanganan yang efektif.
"Kanker itu pasti selalu menakutkan ya buat kita. Karena kanker itu resiko selalu berisiko dengan kematian. Walaupun kanker itu beda-beda, ada yang risiko kematiannya tinggi, ada yang rendah," ujarnya.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Rahim?
Ia juga mengingatkan bahwa stadium kanker sangat menentukan tingkat keparahan dan risiko penyebarannya ke organ lain (metastasis). Karena itu, skrining rutin menjadi langkah penting dalam pencegahan dan penanganan kanker serviks.
Dari penjelasan dr. Enny, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pil KB tidak terbukti menyebabkan kanker leher rahim. Kanker jenis ini lebih erat kaitannya dengan infeksi virus HPV, bukan dengan fluktuasi hormonal akibat alat kontrasepsi.
Jadi, anggapan bahwa pil KB bisa memicu kanker serviks adalah mitos, bukan fakta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.