Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Apakah Anda Berisiko Alami Krisis Hipertensi?

Kompas.com - 14/05/2025, 08:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Cek tekanan darah secara berkala sangatlah penting, salah satunya untuk mengantisipasi terjadinya krisis hipertensi.

Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia dr. Santi mengatakan bahwa krisis hipertensi adalah keadaan darurat medis.

“Tekanan darah tiba-tiba meningkat secara drastis sampai 180/120 mmHg atau lebih,” sebut Santi kepada Kompas.com, Minggu (11/5/2025).

Merujuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), tekanan darah normal berkisar 120-129/80-84 mmHg.

Tekanan darah sudah dikatakan tinggi atau hipertensi, jika mencapai 140/90 mmHg.

Memiliki tekanan darah tinggi sampai 180/120 mmHg akan membuat individu berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi kesehatan.

Santi mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang membuat seseorang berisiko mengalami krisis hipertensi.

Baca juga: Bisakah Krisis Hipertensi Sebabkan Stroke? Ini Kata Dokter…

Faktor risiko krisis hipertensi

Santi mengatakan bahwa ada beberapa penyebab krisis hipertensi bisa terjadi pada seseorang.

Pertama, hipertensi yang tidak terkontrol. Pasalnya, ini sering terjadi pada orang yang tidak rutin cek tekanan darah, sehingga tidak tahu telah mengalami hipertensi.

Tekanan darah tinggi tidak selalu memunculkan gejala, sehingga penting untuk cek tekanan darah rutin.

Namun, hipertensi yang tidak terkontrol sering terjadi juga pada orang yang telah didiagnosis tekanan darah tinggi.

Ia mengatakan, hal itu biasa terjadi karena pasien tidak minum obat hipertensi sesuai anjuran dokter.

Krisis hipertensi dikatakannya memang umum terjadi pada orang yang telah menderita tekanan darah tinggi.

“Tetapi, bukan berarti orang tanpa riwayat hipertensi pasti terbebas dari kemungkinan terkena krisis hipertensi,” ujarnya.

Baca juga: Krisis Hipertensi Bisa Terjadi pada Orang Tanpa Riwayat Tekanan Darah Tinggi?

Selain itu, penyebab krisis hipertensi terjadi bisa karena efek penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk narkoba yang bersifat stimulan.

“Konsumsi obat-obatan yang berpotensi meningkatkan tekanan darah, seperti kokain, methamphetamine, dekongestan, beberapa jenis pereda nyeri, dan kortikosteroid,” sebutnya.

Ia juga memeringatkan bahwa kondisi medis tertentu juga bisa menjadi penyebab krisis hipertensi.

Kondisi medis tertentu itu, seperti penyakit ginjal, gagal jantung, stroke, kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia, serta gangguan endokrin.

Tidak hanya itu, ia mengatakan bahwa stres yang sangat berat atau kecemasan yang ekstrem juga bisa menjadi pemantik terjadinya krisis hipertensi.

Adapun Santi menyebutkan krisis hipertensi lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki faktor risiko, seperti usia di atas 40 tahun.

Lalu, sering makan makanan tinggi sodium (natrium), misalnya, makanan yang tinggi kadar garam meja, penyedap rasa, micin (MSG), makanan olahan, serta makanan yang mengandung pengawet, baking soda, dan baking powder.

Kebiasaan merokok juga disebutnya meningkatkan risiko seseorang bisa mengalami krisis hipertensi.

Baca juga: Jika Hipertensi Capai 180/120 MmHg, Ini yang Akan Terjadi…

Tanda-tanda peringatan krisis hipertensi

Santi mengatakan krisis hipertensi bisa memunculkan beberapa tanda-tanda peringatan, seperti:

  • Sakit kepala hebat
  • Penglihatan kabur
  • Nyeri dada
  • Kebingungan
  • Kejan
  • Mual dan muntah
  • Sesak napas
  • Penurunan kesadaran sampai pingsan

Namun, krisis hipertensi tidak selalu memunculkan tanda-tanda peringatan atau gejala.

Bahkan, sering kali tidak bergejala, jika belum terjadi kerusakan organ.

Organ yang rentan terpengaruh oleh tekanan darah yang sangat tinggi ini meliputi otak, jantung, ginjal, dan mata.

Jika krisis hipertensi sudah menyebabkan kerusakan organ, ini adalah jenis yang disebut sebagai hipertensi emergensi.

Jika kerusakan organ belum terjadi, jenis krisis hipertensi ini disebut sebagai hipertensi urgensi.

Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi (140/90 mmHg) saja dikenal sebagai “the silent killer”, karena orang dengan kondisi ini sering tidak memiliki keluhan kesehatan, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit kronis lainnya yang menyebabkan kematian dan pembiayaan kesehatan yang besar.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk rutin cek tekanan darah secara berkala.

Baca juga: Kenali Gejala Krisis Hipertensi, Ketika Tekanan Darah 180/120 MmHg

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau