Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minuman Matcha Sedang Tren, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan

Kompas.com - 14/05/2025, 16:05 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Dengan warna hijau cerah dan tradisi yang telah berumur ratusan tahun, matcha kini semakin populer dan sering disebut sebagai superfood yang menyehatkan. Berbagai cafe pun kini menjadikan minuman ini sebagai menu utamanya. Tapi, apa yang sebenarnya membedakannya dari teh hijau biasa atau bahkan kopi?

Seperti teh hijau dan teh hitam, matcha berasal dari tanaman Camellia sinensis. Namun, yang membedakannya adalah cara penanaman dan pengolahannya.

Teh hitam melewati proses fermentasi, sementara teh hijau dikeringkan setelah dipetik. Matcha, di sisi lain, ditanam di tempat teduh selama beberapa minggu sebelum dipanen. Metode ini mengubah komposisi kimia tanaman, meningkatkan kadar klorofil dan asam amino, serta memberikan rasa khas dan warna hijau yang kaya.

Baca juga: Matcha Jadi Langka di Jepang, Dampaknya Sampai ke Singapura

Setelah dipanen, daun matcha dikeringkan dan digiling halus menjadi bubuk. Nama "matcha" sendiri secara harfiah berarti "teh bubuk" dalam bahasa Jepang.

Walau kini erat kaitannya dengan budaya Jepang dan upacara minum teh Zen, asal-usul matcha sebenarnya dari Tiongkok. Pada abad ke-12, teh ini dibawa ke Jepang oleh para biksu Buddha yang menggunakannya untuk membantu meditasi. Seiring waktu, matcha menjadi bagian penting dalam tradisi minum teh Jepang, terutama dalam upacara formal.

Beragam manfaat matcha untuk kesehatan

Dari sisi kesehatan, matcha memiliki banyak manfaat serupa dengan teh hijau berkat kandungan polifenolnya yang tinggi, termasuk flavonoid yang dikenal sebagai antioksidan kuat. Namun, karena matcha dikonsumsi dalam bentuk bubuk, kandungan senyawa bermanfaatnya jadi lebih terkonsentrasi.

Matcha dipercaya memiliki berbagai manfaat potensial, seperti efek antioksidan, antimikroba, antiradang, antiobesitas, bahkan antikanker. Tak hanya itu, matcha juga dikaitkan dengan peningkatan fungsi otak, pengurangan stres, kesehatan jantung, dan pengaturan gula darah.

Baca juga: 8 Manfaat Minum Teh Hijau Setiap Hari yang Jadi Pola Hidup Sehat

Meski terdengar menjanjikan, perlu dicatat bahwa sebagian besar bukti masih berasal dari studi laboratorium atau uji pada hewan. Bukti klinis pada manusia masih terbatas, sehingga klaim tersebut belum bisa dianggap sepenuhnya konklusif.

Ilustrasi matcha.Dok. Unsplash/Matcha & CO Ilustrasi matcha.

Satu hal yang pasti: matcha mengandung kafein lebih banyak daripada teh hijau biasa, meski umumnya masih lebih rendah dibanding kopi.

Dalam jumlah sedang, kafein bisa memberikan manfaat seperti peningkatan fokus, suasana hati, metabolisme, dan bahkan menurunkan risiko penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson. Tapi, konsumsi berlebihan justru bisa menyebabkan insomnia, kecemasan, hingga tekanan darah tinggi. Jadi, prinsip "lebih banyak lebih baik" tidak berlaku di sini.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Minum Matcha Setiap Hari?

Matcha vs kopi: mana yang lebih baik?

Matcha dan kopi sama-sama kaya antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan jantung. Namun, penelitian tentang kopi jauh lebih banyak, dan batas konsumsi yang direkomendasikan pun lebih jelas, sekitar 3–4 cangkir per hari.

Sebaliknya, untuk matcha, batas yang disarankan lebih konservatif: sekitar 1–3 cangkir per hari, karena tingginya kadar polifenol.

Baik teh maupun kopi mengandung tanin dan polifenol yang dapat menghambat penyerapan zat besi dari sumber nabati. Jika dikonsumsi berlebihan, terutama saat makan, minuman ini dapat meningkatkan risiko anemia.

Selain itu, keduanya juga sedikit asam dan bisa menyebabkan ketidaknyamanan di lambung. Meski begitu, banyak orang menganggap matcha lebih "ramah" di perut dibanding kopi.

Keunggulan lain dari matcha adalah kandungan L-theanine, asam amino yang membantu tubuh lebih rileks dan mengurangi efek gelisah akibat kafein. Karena itu, matcha bisa menjadi alternatif yang lebih lembut bagi mereka yang sensitif terhadap kopi.

Baik matcha maupun kopi memiliki kelebihan masing-masing. Kopi mungkin cocok untuk kamu yang sudah terbiasa mengonsumsi kafein dan mencari dorongan energi dalam jumlah besar. Sementara itu, matcha bisa menjadi pilihan tepat bagi yang ingin efek kafein yang lebih halus, namun tetap mendapatkan manfaat dari antioksidan tinggi.

Apa pun pilihannya, pastikan untuk mengonsumsinya dalam batas wajar, terutama jika kamu berisiko mengalami kekurangan zat besi atau memiliki masalah pencernaan.

Baca juga: Matcha, Teh Kuno Jepang yang Jadi Cara Tersehat Menikmati Kafein

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau