Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Kompas.com - 14/05/2025, 22:18 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberi penjelasan terkait pernyataannya soal pria dengan ukuran celana jeans 33 atau lebih yang disebut bisa "lebih cepat menghadap Allah".

Menurut Budi, pernyataan tersebut merupakan analogi untuk menggambarkan bahaya visceral fat, atau lemak dalam rongga perut yang membungkus organ-organ penting.

“Gini ya, lever ini, kalau lemak itu kita makan, normalnya masuk di bawah kulit subcutaneous. Kalau dari situ lebih, dia nempel ke organ (lain), jantung, lever, ini. Itu namanya visceral fat, ini bahaya,” ujar Budi dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: 8 Akibat Kelebihan Protein, Ada Obesitas dan Dehidrasi

Ia menambahkan, kelebihan lemak yang menempel di organ bisa memicu pelepasan pro-inflamasi sitokin, zat yang dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

“Jadi memang sebaiknya kita harus menurunkan BMI (body mass index) kita di bawah 24. BMI 24 kan susah ngomongnya, yang lebih gampang adalah lingkar perut laki-laki di bawah 90, lingkar perut wanita di bawah 80,” tambah Budi.

“Itu baik buat kesehatan supaya kita tidak ada visceral fat-nya, supaya tidak keluar yang pro-inflammatory sitokin itu,” imbuhnya.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama Bisa Picu Obesitas hingga Penyakit Jantung, Ini Cara Pencegahannya

Apa itu visceral fat dan mengapa berbahaya?

Visceral fat adalah lemak yang tersimpan di dalam rongga perut, membungkus organ-organ seperti hati, pankreas, dan usus.

Lemak ini tidak tampak dari luar, namun bersifat aktif secara metabolik dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

Sebuah ulasan dari jurnal Nature Reviews Endocrinology menyebut bahwa visceral fat memproduksi adipokin dan sitokin inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α). Senyawa ini berperan dalam proses inflamasi kronis yang menjadi akar berbagai penyakit, termasuk:

Baca juga: Angka Obesitas Global Naik Pesat di Negara Berkembang

  • Penyakit jantung koroner
  • Diabetes tipe 2
  • Sindrom metabolik
  • Resistensi insulin
  • Beberapa jenis kanker

Dalam studi lain yang diterbitkan di The Lancet Diabetes & Endocrinology, peneliti menegaskan bahwa akumulasi visceral fat lebih berkaitan erat dengan mortalitas dini dibanding lemak subkutan, bahkan pada individu dengan indeks massa tubuh (BMI) yang normal.

Baca juga: Penderita Diabetes dan Obesitas Rentan Alami Jamur Kulit

Pria lebih rentan terhadap visceral fat

Secara biologis, pria cenderung menyimpan lemak di bagian perut dibandingkan wanita yang cenderung menyimpan lemak di paha dan pinggul.

Karena itu, pria memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan visceral fat, terutama jika pola makan tidak sehat dan kurang aktivitas fisik.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut ukuran lingkar perut atau bahkan celana jeans bisa menjadi indikator awal.

“Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat, dibandingkan dengan yang celana jeans-nya 32,” ucap Budi.

“Saya bukannya body shaming, tapi memang artinya begitu,” tambahnya.

Baca juga: Obesitas Berpotensi Jadi Faktor Risiko Kanker pada Anak, Ini Kata Ahli

Bagaimana cara mengurangi visceral fat?

Menurut Harvard Health Publishing, cara efektif menurunkan visceral fat antara lain:

  • Membatasi konsumsi makanan ultra-proses dan tinggi lemak trans
  • Rutin berolahraga, terutama aktivitas aerobik (jalan cepat, bersepeda, berenang)
  • Mengurangi konsumsi gula tambahan dan minuman manis
  • Menjaga pola tidur dan mengelola stres

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau