Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lemak Visceral yang Bikin Ukuran Celana Melebar

Kompas.com - 15/05/2025, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Ukuran celana yang besar akibat timbunan lemak di area perut menjadi salah satu tanda obesitas sentral. Lemak di perut atau sering disebut visceral fat adalah lemak yang berbahaya.

Ada 2 jenis lemak di tubuh kita; ada lemak subkutan yang dapat kita cubit dan rasakan, dan ada lemak visceral, lemak lebih dalam yang membungkus organ perut kita seperti htai, pankreas, dan usus.

Meskipun tidak terlihat dari luar, kelebihan lemak visceral dapat memicu berbagai penyakit serius, bahkan pada individu dengan berat badan normal.

Bahaya akan lemak visceral juga disampaikan oleh Mentri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia menyebut, laki-laki yang memakai celana jeans ukuran 33 sudah pasti obesitas sehingga berpotensi lebih cepat meninggal dunia.

"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Sudah pasti obesitas," kata Budi.

Keberadaan lemak visceral biasanya diketahui dari lingkar pinggang dan indeks massa tubuh kita.

Baca juga: Waspada Lingkar Pinggang Berlebih, Bisa Jadi Tanda Utama Sindrom Metabolik

Mengapa lemak visceral berbahaya

Lemak visceral berkontribusi pada peradangan sistemik dan resistensi insulin, dua faktor utama yang memperburuk kesehatan jantung.

Penelitian menunjukkan bahwa akumulasi lemak visceral secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan serangan jantung, terlepas dari indeks massa tubuh (BMI) seseorang.

Lemak visceral merupakan komponen utama dalam sindrom metabolik, yang mencakup tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, kadar HDL rendah, dan resistensi insulin. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Baca juga: Kenali Apa Itu Resistensi Insulin, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Menerka kondisi kesehatan lewat lingkar pinggang.Getty Images: Peter Hince Menerka kondisi kesehatan lewat lingkar pinggang.

Langkah-langkah mengukur lingkar pinggang dengan benar:

- Gunakan alat yang tepat
Gunakan pita ukur lentur (tape measure) yang tidak melar, dan pastikan ukurannya dalam satuan sentimeter (cm) atau inci.

- Posisi tubuh
Berdirilah tegak, relaks, dan lepaskan napas secara normal (jangan menarik perut ke dalam). Pengukuran dilakukan saat akhir hembusan napas alami.

Tentukan titik ukur yang tepat:
- Ukur di pertengahan antara tulang rusuk bawah (tulang rusuk paling bawah) dan tulang panggul. Biasanya berada sekitar 2–2,5 cm di atas pusar.

Hindari mengukur di atas pusar atau pada lekukan celana, karena itu bisa menyesatkan.

- Pastikan pita sejajar dan pas:
Pita harus melingkar sejajar lantai dan tidak terlalu ketat atau longgar.

Baca juga: Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Menurut WHO, ukuran lingkar pinggang yang perlu diwaspadai pada pria adalah lebih dari 90 cm, sedangkan pada wanita lebih dari 80 cm.

Mengurangi lemak visceral

Meskipun lemak visceral tidak dapat diukur secara langsung tanpa alat medis khusus, beberapa langkah dapat membantu menguranginya:

- Aktivitas fisik teratur
Latihan aerobik dan latihan kekuatan dapat membantu mengurangi lemak visceral.

- Pola makan sehat
Mengonsumsi makanan tinggi serat, rendah gula tambahan, dan lemak trans dapat membantu.

- Manajemen stres
Stres kronis dapat meningkatkan penumpukan lemak visceral; teknik relaksasi seperti meditasi dapat membantu.

- Tidur cukup
Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan lemak visceral.

- Hindari alkohol berlebihan
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan lemak perut.

Baca juga: Bahaya Lemak Perut pada Pria

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau