Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Anak Perlu Dijauhkan dari Gawai sebelum Tidur, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 15/05/2025, 19:00 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com - Paparan gawai di malam hari bisa berdampak pada kualitas tidur anak. Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia, dr. Yuni Astria, SpA, menjelaskan setidaknya ada dua alasan utama mengapa anak perlu dijauhkan dari gawai sebelum tidur.

Hal ini disampaikannya dalam acara “Tidur Nyenyak Anak Hebat” yang digelar di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Kamis (15/5/2024).

Baca juga: Sinar Matahari Bisa Perbaiki Kualitas Tidur, Ini Penjelasannya

1. Paparan sinar biru hambat produksi melatonin

Menurut dr. Yuni, cahaya biru dari gawai dan lampu terang dapat menghambat produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang memicu rasa kantuk. Akibatnya, anak menjadi sulit mengantuk atau tertidur.

“Studinya ini sudah ada di Indonesia bahkan, jadi kalau gawai itu kita berikan sebelum tidur jangan berharap anak akan tidur, jangan berharap juga dia akan mengantuk,” kata dr. Yuni.

Ia menjelaskan, tubuh membutuhkan suasana gelap untuk menghasilkan melatonin. Bila anak masih terpapar cahaya dari layar atau lampu, tubuh tidak bisa memproduksi hormon ini secara optimal.

“Kalau dengan gawai itu akan dihambat produksinya, karena ada yang namanya sinar biru itu termasuk juga lampu,” jelasnya.

Baca juga: 7 Manfaat Berjemur di Pagi Hari, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur

2. Gawai bisa menstimulasi anak jadi aktif kembali

Selain karena efek cahaya, konten dalam gawai juga dapat merangsang otak anak sehingga justru membuatnya kembali aktif di malam hari. Hal ini tentu mengganggu proses anak untuk rileks dan bersiap tidur.

“Orang tua jangan ajak anak untuk melakukan stimulasi berlebihan sebelum tidur,” ujar dr. Yuni.

Sebagai alternatif, dr. Yuni menyarankan agar suasana kamar dibuat lebih tenang dan minim cahaya. Orang tua juga dianjurkan mematikan atau meredupkan lampu saat akan menidurkan anak.

“Lampu harus dimatikan sebaiknya ya atau redup deh minimal. Karena dengan cahaya lampu itu hormon melatonin akan lebih susah untuk keluar,” tambahnya.

Baca juga: Tips Mengelola Stres agar Kualitas Tidur Lebih Baik

Pentingnya rutinitas tidur yang konsisten

Lebih jauh, dr. Yuni menekankan pentingnya menjaga rutinitas tidur anak, baik dari sisi waktu tidur maupun waktu bangun. Rutinitas yang konsisten akan membantu anak memiliki pola tidur yang lebih sehat.

“Jadi itu konsistensi, apa yang harus kita konsistensikan jadwal bangun dan juga jadwal tidur kalau bisa jangan terlalu melenceng setiap harinya bahkan termasuk di akhir pekan karena anak itu perlu sesuatu yang predictable dan juga konsistensi,” jelasnya.

Baca juga: Riset Buktikan Kualitas Tidur Pengaruhi Kesehatan Mata

Ia menambahkan, tidur yang cukup dan berkualitas penting untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, termasuk dalam hal fungsi kognitif, sistem imun, dan regenerasi sel tubuh.

“Kalau tidur itu terganggu menjadi berbahaya karena fungsi kognitif juga bisa terganggu akhirnya efisiensi kemampuan pembelajaran juga bisa terganggu termasuk juga pertumbuhannya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau