KOMPAS.com - Salah satu komplikasi serius dari diabetes yang sering terjadi adalah ulkus kaki diabetik (diabetic foot ulcer), yaitu luka terbuka pada kaki yang sulit sembuh dan rentan terinfeksi. Kondisi ini bukan hanya menyakitkan, tetapi juga berisiko tinggi menyebabkan amputasi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Menurut dr. Sendi Kurnia Tantinius, dokter spesialis bedah vaskular di RS Bethsaida Gading Serpong, ulkus kaki pada pasien diabetes muncul akibat kombinasi kerusakan saraf (neuropati), gangguan sirkulasi darah, dan infeksi.
"Diabetic foot terjadi karena kadar gula darah yang tidak terkontrol memengaruhi saraf dan pembuluh darah, sehingga luka kecil sekalipun bisa berkembang menjadi luka serius yang sulit sembuh," jelas dr. Sendi.
Baca juga: Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya
Mengapa pasien diabetes rentan mengalami ulkus kaki?
1. Neuropati (kerusakan saraf)
Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak saraf, terutama di bagian ekstremitas seperti kaki. Akibatnya, penderita kehilangan sensitivitas terhadap nyeri, tekanan, atau luka. Luka kecil yang seharusnya terasa sakit bisa tidak disadari dan dibiarkan memburuk.
2. Gangguan sirkulasi darah
Diabetes juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah, terutama di tungkai dan kaki. Aliran darah yang buruk memperlambat proses penyembuhan luka karena oksigen dan nutrisi tidak sampai secara optimal ke jaringan yang rusak.
3. Infeksi
Sirkulasi yang buruk dan luka yang terbuka menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri untuk berkembang. Infeksi yang terjadi bisa menyebar ke jaringan dalam, tulang, bahkan menyebabkan gangren (kematian jaringan) yang berujung pada amputasi.
Baca juga: Kenali Apa Itu Gangren, Jenis, Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya
Gejala ulkus kaki yang perlu diwaspadai
Beberapa tanda awal ulkus kaki sering kali tampak sepele, tapi bisa berkembang dengan cepat. Waspadai gejala seperti:
- Luka terbuka di kaki yang sulit sembuh
- Kemerahan, pembengkakan, atau kulit berubah warna
- Bau tidak sedap dari luka
- Lepuh atau kuku tumbuh ke dalam
- Adanya benjolan seperti kutil di telapak kaki
- Kesemutan atau mati rasa (tanda awal kerusakan saraf)
"Gejala seperti kesemutan sering diabaikan, padahal itu sinyal awal dari neuropati yang bisa berkembang menjadi ulkus kaki," tambah dr. Sendi.
Baca juga: Diabetes Anak dan Remaja Meningkat, Dokter Paparkan Pencegahannya
Perawatan dan terapi
Penanganan ulkus kaki tergantung pada tingkat keparahan luka. Prinsip dasarnya meliputi membersihkan luka dan mengangkat jaringan mati, menjaga luka tetap kering dan steri, menggunakan sepatu khusus untuk mengurangi tekanan pada area luka, serta kontrol gula darah yang ketat
Dalam kasus tertentu, dokter bisa merekomendasikan terapi oksigen hiperbarik yang membantu penyembuhan luka dengan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
Cara terbaik untuk mencegah ulkus kaki adalah mengelola diabetes dengan baik. Beberapa langkah penting antara lain rutin memeriksa kadar gula darah, konsumsi makanan sehat, berolahraga, disiplin konsumsi obat sesuai anjuran dokter, merawat kaki setiap hari dengan memeriksa ada tidaknya luka, bengkak, atau perubahan warna.
Baca juga: 5 Tips Sarapan Sehat untuk Penderita Diabetes agar Gula Darah Tetap Stabil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.