Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benjolan di Leher Bisa Jadi Gejala TB, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 16/05/2025, 09:00 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com - Benjolan di leher kerap dianggap sebagai kondisi biasa seperti pembengkakan kelenjar akibat infeksi ringan. Namun, dalam beberapa kasus, benjolan tersebut bisa menjadi tanda dari penyakit tuberkulosis (TB), khususnya TB kelenjar getah bening atau TB limfadenitis.

Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular, dr. Saladdin Tjokronegoro, Sp.BTKV, menjelaskan bahwa benjolan di leher dapat terjadi akibat infeksi TB, baik sebagai infeksi primer maupun karena penyebaran dari organ lain seperti paru-paru.

“Kalau memang terbukti bahwa kebesaran kelenjar getah beningnya karena TB, maka kita anggap sebagai lymphadenitis TB, atau TBC ekstraparu,” jelas dr. Saladdin dalam Talkshow Keluarga Sehat yang disiarkan Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Seberapa Mematikan Penyakit TBC? Ini Kata Spesialis Paru…

Leher termasuk salah satu area tubuh yang paling mudah terdeteksi jika terjadi pembengkakan kelenjar.

Ini karena leher memiliki ruang yang relatif kecil dan kelenjar getah beningnya terletak dekat permukaan kulit, sehingga benjolan akan lebih cepat terlihat atau teraba.

“Lokasi kelenjar yang relatif di bawah kulit, ini kita anggap, kalau memang terbukti, maka kita kategorikan sebagai TBC ekstraparu,” lanjutnya.

Baca juga: Angka Kematian TBC Tembus 1,25 Juta Jiwa, Vaksin M72 Jadi Terobosan Penting

Perlu pemeriksaan biopsi

Diagnosis TB kelenjar leher tidak cukup hanya dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lanjutan seperti biopsi jaringan kelenjar penting untuk memastikan adanya infeksi TB.

Dalam beberapa kasus, biopsi lebih disarankan daripada metode jarum halus karena dapat memberikan sampel jaringan yang lebih besar dan hasil diagnosis yang lebih akurat.

“Untuk pembesaran kelenjar seperti ini, maka yang perlu dilakukan adalah diagnostiknya dengan biopsi dari si kelenjar getah bening tadi. Mungkin lebih baik dengan operasi, karena jaringan yang ditemui lebih banyak, sehingga penegakannya akan lebih kuat, lebih cukup,” ujar dr. Saladdin.

Meski begitu, ia menambahkan bahwa metode biopsi lain seperti FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) juga bisa dilakukan, tetapi hasilnya bisa terbatas jika ukuran benjolan kecil atau jaringan yang diambil terlalu sedikit.

Baca juga: Menkes: Vaksin TBC M72 Tak Berbahaya, Sudah Lewati Tahap Risiko

Tetap bisa diobati dengan OAT

Jika hasil biopsi menunjukkan adanya infeksi TB, pengobatan akan dilakukan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai protokol medis.

TB kelenjar umumnya termasuk kategori TB ekstraparu, dan durasi pengobatannya bisa lebih panjang dibandingkan TB paru.

“Obatnya tetap dengan OAT, dengan obat TBC,” tegas dr. Saladdin.

Baca juga: Dinkes Bengkulu Sebut Ada 280 Warga Terinfeksi TBC, Kenali Gejalanya

Pentingnya deteksi dini

Masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan benjolan yang muncul di leher, terlebih jika ukurannya membesar, tidak nyeri, dan menetap lebih dari dua minggu.

Jika memiliki riwayat TB atau berada di lingkungan dengan risiko tinggi, pemeriksaan medis harus segera dilakukan.

“Kalau ada benjolan dan riwayat TB atau gejala mencurigakan, jangan ragu untuk periksa. Karena deteksi dini akan sangat membantu pengobatan,” ujar dr. Saladdin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Virus Hanta yang Ditemukan di Indonesia Bahaya atau Tidak? Ini Penjelasannya…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau