KOMPAS.com - Belum lama ini publik heboh karena pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin soal perut buncit dan harapan hidup.
“Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33, sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat, dibandingkan dengan yang celana jeans-nya 32,” demikian yang disampaikan Budi pada Rabu (14/5/2025).
Dalam klarifikasinya, Budi mengatakan bahwa pernyataannya adalah analogi dari adanya bahaya memiliki visceral fat.
Visceral fat adalah lemak yang menumpuk di rongga perut dan menyelubungi organ dalam tubuh manusia.
“Gini, ini saya tuh kalau diomongi suka salah. Gini ya, liver ini, kalau lemak itu dimakan, normalnya masuk di bawah kulit subkutan. Kalau dari situ lebih, dia nempel ke organ (lain), jantung, liver, ini. Itu namanya visceral fat, ini bahaya,” ujar Budi mengklarifikasi.
Budi mengingatkan agar orang-orang menurunkan lemak jahat yang bisa menyebabkan penumpukan visceral fat.
Dari pernyataan Menkes yang mengejutkan publik itu, perlu kita ketahui fakta dalam dunia medis berikut ini.
Baca juga: Belajar Dari Menkes, Apa Bahaya Perut Buncit? Ini Ulasannya…
Perut buncit sudah terbukti dalam studi ilmiah bisa memperpendek harapan hidup seseorang.
Dengan kata lain, perut buncit berisiko mempercepat kematian seseorang.
Menurut rilis Mayo Clinic pada Maret 2014, sebuah studi kolaboratif internasional yang dipimpin oleh peneliti Mayo Clinic telah menemukan keterkaitan dari dua hal tersebut.
Para peneliti menemukan fakta bahwa pria dan wanita dengan lingkar pinggang besar lebih mungkin meninggal di usia lebih muda.
Mereka lebih mungkin meninggal karena sejumlah penyakit, seperti penyakit jantung, masalah pernapasan, dan kanker.
Para peneliti mengumpulkan data dari 11 studi kohort yang berbeda, yang melibatkan lebih dari 600.000 orang dari seluruh dunia.
Baca juga: Penderita Diabetes dan Obesitas Rentan Alami Jamur Kulit
Mereka menemukan bahwa pria dengan lingkar pinggang 43 inci (sekitar 109 cm) atau lebih memiliki risiko kematian 50 persen lebih tinggi daripada pria dengan lingkar pinggang kurang dari 35 inci (sekitar 90 cm).
Itu berarti harapan hidup sekitar tiga tahun lebih rendah setelah usia 40 tahun.
Wanita dengan lingkar pinggang 37 inci (sekitar 94 cm) atau lebih memiliki risiko kematian sekitar 80 persen lebih tinggi daripada wanita dengan lingkar pinggang 27 inci (sekitar 69 cm) atau kurang.
Itu berarti harapan hidup sekitar lima tahun lebih rendah setelah usia 40 tahun.
Sebuah penelitian berbeda yang diterbitkan dalam British Medical Journal 2020, perut buncit dapat meningkatkan risiko kematian dini.
Mengutip Men’s Health, studi yang meneliti data dari lebih dari 2,5 juta orang ini mengungkapkan bahwa seiring bertambahnya ukuran pinggang, maka semua penyebab kematian pun ikut bertambah.
Faktanya, untuk setiap penambahan ukuran pinggang sebesar 4 inci (10 cm), peluang kematian dini meningkat sebesar 11 persen.
Baca juga: Belajar dari Menkes, Apakah Miliki Lingkar Pinggang Besar Bahaya? Ini Ulasannya…
Seperti yang disinggung oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin, para peneliti dalam studi pada 2020 itu percaya bahwa visceral fat merupakan indikator perut buncit atau obesitas, dan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit tidak menular lainnya.
Penulis studi Tauseef Ahmad Khan, dari departemen ilmu gizi di Universitas Toronto mengatakan bahwa visceral fat yang berlebihan terkait dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Selanjutnya, Tauseef mengatakan ukuran lingkar pinggang seseorang adalah indikator visceral fat.
Oleh karena itu, ia menghimbau kepada orang-orang untuk lebih memerhatikan ukuran lingkar pinggang sesuai standar kesehatan.
Merujuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), lingkar pinggang ideal untuk wanita 80 cm dan pria 90 cm.
Lingkar pinggang lebih dari 80 cm pada wanita dan 90 persen pada pria, merupakan salah satu risiko penyakit tidak menular.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Obesitas? Ini Rekomendasinya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.