Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bahaya Gadget untuk Anak di Bawah 2 Tahun Menurut Dokter

Kompas.com - 16/05/2025, 20:00 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com - Di era digital saat ini, penggunaan gadget sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan di kalangan anak-anak usia dini.

Namun, tahukah Anda bahwa anak-anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya tidak terpapar gadget sama sekali?

Menurut dr. Julian Raymond Irwen, M.Med.SC., Sp.KJ, dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Hermina Bitung, penggunaan gadget pada usia yang sangat dini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tumbuh kembang anak.

"Kalau kita bicara mengenai umur paling muda anak menggunakan gadget, mungkin sampai dengan satu tahun itu sudah ada yang mulai menggunakan gadget," ungkap dr. Julian, dikutip dari Bincang Sehat ANTARA TV, Jumat (16/5/2025).

Baca juga: Tips Menyiapkan Mental Anak Sebelum Masuk Sekolah

Mengapa anak di bawah 2 tahun tidak direkomendasikan menggunakan gadget?

Dampak negatif penggunaan gadget pada anak di bawah 2 tahun cukup serius, karena ini merupakan periode emas dalam tumbuh kembang anak.

Pada usia ini, anak seharusnya mendapatkan stimulasi yang seimbang untuk perkembangan optimal mereka.

"Ada beberapa panduan yang mengatakan bahwa anak yang di bawah usia 2 tahun, itu sebaiknya tidak menggunakan gadget sama sekali, dan boleh mulai menggunakan gadget sampai dengan 1 jam ketika dia berusia 2 sampai dengan 5 tahun, dan di atas itu maksimal sampai dengan 2 jam, di luar dari kegiatan sekolah misalnya," jelas dr. Julian.

Baca juga: Dampak Media Sosial bagi Kesehatan Mental Anak

Berikut beberapa risiko yang mungkin terjadi ketika anak di bawah 2 tahun terlalu dini terpapar gadget:

1. Gangguan perkembangan bicara (speech delay)

Salah satu dampak paling umum yang sering ditemukan adalah keterlambatan bicara pada anak.

"Sering terjadi speech delay, keterlambatan dibicara. Karena apa? Karena tadi itu fokusnya dia memburuk, sedangkan untuk belajar, anak butuh fokus. Sehingga akhirnya untuk dia mampu belajar bicara dan sebagainya itu bisa terpengaruh," jelas dr. Julian.

2. Kesulitan fokus

Anak-anak yang mendapatkan stimulasi tinggi dari gadget seringkali kesulitan untuk fokus pada aktivitas sehari-hari yang memerlukan konsentrasi.

"Pada beberapa kasus, yang paling sering tampak adalah pertamanya adalah kesulitan untuk fokus. Jadi anak itu kalau dipanggil itu kurang responsif ya, karena dia terpaksa dengan gadget," tambah dr. Julian.

Baca juga: 7 Cara Jaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi

3. Gangguan perkembangan motorik

Penggunaan gadget berlebihan membuat anak cenderung kurang bergerak aktif, yang dapat memengaruhi perkembangan motorik kasar dan halus.

"Ketika anak dia fokus hanya dengan gadget, dia akan hanya kebanyakan duduk, nonton gitu ya. Biasanya nanti akan ada keterlambatan atau gangguan di motorik kasar atau motorik halusnya," papar dr. Julian.

4. Gangguan emosional

Anak-anak yang sudah terbiasa dengan gadget sejak dini juga berisiko mengalami gangguan emosional ketika akses mereka ke gadget dibatasi.

"Kemudian tentunya pada anak-anak yang lebih kecil, kita bisa melihat banyaknya emosional tantrum. Jadi anak itu bisa mengeluapkan emosinya secara berlebihan karena menggunakan gadget yang berlebihan," jelas dr. Julian.

Baca juga: Dukungan Ibu Optimalkan Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus

Mengapa anak mudah kecanduan gadget?

Menurut dr. Julian, gadget memiliki stimulus yang sangat tinggi, berwarna-warni, dan memiliki suara yang menarik, sehingga anak dengan mudah mendapatkan kesenangan ketika menggunakan gadget.

"Jadi, kalau kita lihat gadget, seperti yang kita gunakan sehari-hari juga, kalau kita lihat HP, itu kan stimulusnya sangat tinggi, berwarna-warni, suaranya menarik. Tentunya anak itu jadi terbiasa untuk mendapatkan stimulasi yang tinggi, dan dengan gadget itu mereka dengan mudahnya mendapatkan kesenangan-kesenangan," tutur Dr. Julian.

Ilustrasi anak bermain gadgetfreepik.com Ilustrasi anak bermain gadget

Gejala kecanduan gadget pada anak

Untuk orangtua yang ingin mengetahui apakah anaknya sudah mulai kecanduan gadget, dr. Julian menjelaskan beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

  • Toleransi

    Anak membutuhkan waktu yang semakin lama untuk menggunakan gadget.

"Toleransi itu pada gadget, misalnya yang biasanya hanya dengan satu jam saja sudah cukup, maka nanti satu jam sudah tidak cukup nih, butuh dua jam, tiga jam, bahkan sampai ada anak-anak yang dia rela untuk tidak tidur demi untuk main gadget," jelas dr. Julian.

Baca juga: Speech Delay Pada Anak: Definisi, Gejala, dan Cara Penanganannya

  • Gejala withdrawal

Munculnya emosi yang tidak nyaman ketika gadget diambil.

"Ketika anak itu diminta untuk menghentikan gadget atau misalnya diambil gadgetnya, muncul emosi yang sangat tidak nyaman, nanti bisa bentuknya tantrum, marah-marah, atau bahkan bisa cemas sampai depresi," tambahnya.

  • Kesulitan untuk berhenti

Anak sadar bahwa ia menggunakan gadget berlebihan, tapi tidak mampu menghentikan kebiasaan tersebut.

  • Gangguan fungsi keseharian

Penggunaan gadget mengakibatkan gangguan pada aktivitas sehari-hari anak.

Baca juga: Kenali Apa itu Cerebral Palsy, Penyebab Gangguan Perkembangan Anak

Peran orangtua dalam mencegah paparan gadget terlalu dini

Dr. Julian menekankan pentingnya peran orangtua dalam mengendalikan penggunaan gadget pada anak, terutama di usia dini. Berikut beberapa sarannya:

  • Menjadi teladan

"Orang tua harus menjadi model. Tidak bisa orang tua hanya menyuruh anak untuk berhenti menggunakan gadget, tapi orang tuanya masih gadget-an. Terus itu kan sangat menggoda anak," ungkap dr. Julian.

  • Menyediakan alternatif aktivitas

"Orang tua ketika orang tua meminta anak untuk tidak bermain gadget, maka konsekuensinya adalah orang tua harus memberikan aktivitas lain. Jadi tidak bisa hanya, kamu jangan main gadget ya, tapi terus anaknya bingung kan. Terus aku suruh ngapain? Maka orang tua harus bantu untuk punya aktivitas yang lain. Misalnya, yuk main ke taman bareng," sarannya.

  • Membuat kesepakatan keluarga

"Misalnya kalau sudah malam, sudah ada kesepakatan di keluarga juga. Misalnya jam 8 sudah ya, semua gadget sudah stop," tambah dr. Julian.

Baca juga: Tanda-tanda Perkembangan Anak Terlambat yang Orangtua Harus Ketahui

Dr. Julian juga menekankan pentingnya komitmen bersama dalam keluarga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

"Di Indonesia secara kultural kita masih sangat komunal jadi anak itu kan satu rumah kadang gak cuma sama ayah ibu ya bisa sama nenek nanti kemudian ada ART dan sebagainya, maka harus ada sebuah komitmen bersama tentang bagaimana penggunaan gadget itu sehingga anak itu memiliki role model itu yang ideal," jelasnya.

Ternyata ada beberapa bahaya penggunaan gadget di bawah dua tahun. Salah satunya gejala speech delay. Ini kata dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau