KOMPAS.com - Di era digital, tak jarang anak-anak bahkan yang masih berusia di bawah lima tahun sudah lihai memainkan ponsel pintar. Meski gadget bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi atau hiburan, penggunaan yang tidak terkontrol berisiko menyebabkan kecanduan.
Menurut psikiatri dr. Julian Raymond Irwen, Sp.KJ, kecanduan gadget pada anak-anak adalah masalah yang semakin sering dijumpai di praktik keseharian. Ia mengingatkan bahwa penggunaan berlebihan bisa berdampak serius terhadap perkembangan, emosi, hingga kesehatan mental anak.
Baca juga: BKKBN Sebut Otak Anak Stunting Masih Bisa Berkembang hingga 20 Tahun
Berikut empat alasan utama mengapa anak mudah kecanduan gadget:
Anak-anak cenderung menyukai hal-hal yang memberi kepuasan secara instan. Gadget menyajikan tampilan visual penuh warna, suara menarik, dan aktivitas menyenangkan seperti bermain gim atau menonton video.
“Stimulus dari gadget itu sangat tinggi. Anak terbiasa mendapatkan kesenangan instan tanpa usaha berarti,” kata dr. Julian, dikutip dari Bincang Sehat ANTARA TV, Jumat (16/5/2025).
Inilah yang membuat gadget terasa lebih menarik dibanding aktivitas fisik atau bermain dengan teman sebaya.
Baca juga: 6 Makanan yang Membantu Pertumbuhan Otak Anak
Pada usia dini, fungsi pengendalian diri anak belum berkembang secara optimal. Maka, ketika sudah mulai asyik dengan gadget, anak akan kesulitan berhenti.
“Anak-anak itu belum punya kemampuan untuk membatasi diri. Begitu mereka senang, akan terus dikejar tanpa bisa mengatur waktunya sendiri,” jelas dr. Julian.
Kondisi ini bisa memunculkan ciri kecanduan seperti tantrum saat gadget diambil atau meningkatnya durasi bermain secara signifikan.
Baca juga: Saluran Pencernaan yang Sehat Dukung Perkembangan Otak Anak
Tidak sedikit orang tua yang memberikan gadget agar anak tenang dan tidak rewel, apalagi saat orang tua sedang sibuk.
“Orang tua kerap mencari solusi cepat. Akhirnya gadget digunakan sebagai alat pengalih perhatian tanpa kontrol yang jelas,” ujar dr. Julian.
Kebiasaan ini membentuk pola ketergantungan, di mana anak mengasosiasikan gadget sebagai satu-satunya cara untuk merasa nyaman atau tenang.
Baca juga: Bagaimana Bentakan Memengaruhi Perkembangan Otak Anak?
Banyak anak yang tidak memiliki cukup aktivitas pengganti yang menarik selain gadget. Ketika tidak ada kegiatan fisik, sosial, atau kreatif yang menyenangkan, gadget menjadi satu-satunya pelarian.
“Anak hanya dilarang main gadget, tapi tidak diberi alternatif aktivitas lain. Akhirnya ya kembali lagi ke gadget,” jelas dr. Julian.
Ia menekankan pentingnya peran orang tua sebagai role model dan fasilitator kegiatan lain yang positif.
Baca juga: 5 Fungsi Yodium , Penting untuk Tiroid sampai Perkembangan Otak Anak
Psikiater ini juga mengingatkan agar orang tua memperhatikan gejala awal kecanduan, seperti sulit fokus, keterlambatan bicara, gangguan tidur, hingga perubahan suasana hati yang drastis saat gadget diambil.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan mental, performa akademik, kemampuan sosial, bahkan risiko obesitas dan masalah fisik lain.
“Perlu kesepakatan keluarga dalam penggunaan gadget, bukan hanya ke anak, tapi juga orang tua harus memberi contoh,” tegas dr. Julian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.