KOMPAS.com – Apakah melakukan seks itu sehat? Jawabannya bisa iya, asalkan dilakukan dalam frekuensi yang seimbang dan kondisi fisik yang mendukung.
Aktivitas seksual bukan hanya soal keintiman, tapi juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental.
Bahkan, berhubungan intim secara rutin disebut dapat membantu menjaga imunitas, meningkatkan kualitas tidur, hingga mendukung kesehatan jantung.
Namun, seks yang terlalu sering, apalagi jika tidak disertai komunikasi atau kesiapan tubuh, juga dapat menimbulkan masalah seperti kelelahan berlebihan, nyeri otot, hingga penurunan performa fisik.
Oleh karena itu, penting memahami manfaat hubungan seksual dan kapan justru berpotensi membebani tubuh berikut ini.
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Hasrat Seksual Tidak Terpenuhi? Ini 10 Efeknya…
Berikut sejumlah manfaat jika seseorang melakukan hubungan seksual secara rutin setiap hari, sebagaimana disarikan dari WebMD dan Healthline.
Setelah orgasme, tubuh melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin yang membantu tubuh lebih rileks dan mengantuk. Inilah alasan mengapa seks bisa mendukung tidur lebih nyenyak dan berkualitas.
Seks dapat menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol dan merangsang pelepasan endorfin, yang memberi efek bahagia dan nyaman. Hal ini sangat bermanfaat dalam meredakan tekanan emosional sehari-hari.
Baca juga: Puncak Nafsu Seksual Pria: Usia 20-an atau 30-an? Ini Penjelasannya…
Aktivitas seksual membantu meningkatkan kadar imunoglobulin A (IgA) dalam tubuh, yaitu antibodi yang berperan sebagai pertahanan awal terhadap infeksi, termasuk flu dan virus HPV.
Saat berhubungan seksual, tubuh melepaskan zat kimia yang bekerja sebagai pereda nyeri alami. Ini membantu meredakan sakit kepala, nyeri otot, hingga kram menstruasi.
Seks termasuk aktivitas fisik ringan yang meningkatkan detak jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa pria dan wanita yang aktif secara seksual memiliki risiko lebih rendah terhadap gangguan kardiovaskular.
Kontak fisik yang intens selama berhubungan seksual dapat memperkuat ikatan emosional berkat pelepasan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai "hormon cinta". Ini bisa memperkuat rasa percaya dan kedekatan dengan pasangan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang lebih sering ejakulasi, sekitar 21 kali per bulan, memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat dibanding mereka yang jarang melakukannya.
Meski daftar manfaatnya cukup panjang, penting dicatat bahwa manfaat tersebut paling optimal jika seks dilakukan secara sehat, dalam hubungan yang saling setuju dan bebas risiko infeksi menular seksual.
Baca juga: Nafsu Seks Meningkat, Ini Penyebab dan Cara Mengendalikannya
Meski berhubungan intim secara rutin dapat memberikan sejumlah keuntungan, seks yang terlalu sering juga dapat berdampak negatif, terutama jika tubuh belum siap atau kondisi mental tidak mendukung.
Beberapa kondisi berikut bisa menjadi tanda bahwa aktivitas seksual perlu dikurangi:
Jika setelah berhubungan badan tubuh justru terasa kehabisan energi hingga mengganggu aktivitas harian, bisa jadi frekuensinya terlalu tinggi.
Ketidaknyamanan, iritasi, atau nyeri setelah seks bisa mengindikasikan bahwa tubuh membutuhkan jeda atau bahwa teknik yang digunakan tidak sesuai.
Jika seks dilakukan hanya sebagai rutinitas tanpa keintiman emosional, justru bisa menciptakan jarak dalam hubungan.
Seks yang menjadi obsesi atau mengganggu pekerjaan dan kehidupan sosial bisa termasuk perilaku kompulsif yang perlu dikonsultasikan secara medis.
Bila hubungan seksual dilakukan hanya karena tekanan atau kewajiban, tanpa rasa nyaman atau kepuasan, maka efek negatif secara psikologis bisa lebih besar dibanding manfaat fisiknya.
Jadi, apakah melakukan seks itu sehat? Bila dilakukan secara konsensual, aman, dan tidak berlebihan, hubungan seksual dapat membawa banyak manfaat bagi tubuh dan mental.
Meski demikian, frekuensi yang terlalu sering tanpa mempertimbangkan kondisi fisik dan emosional justru dapat berdampak negatif. Intinya, seperti hal lain dalam hidup, seks pun perlu dijalani dengan seimbang.
Baca juga: Apa Manfaat Seks untuk Kesehatan? Berikut 10 Daftarnya…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.