Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Melakukan Seks Itu Sehat? Ini 7 Manfaatnya untuk Tubuh...

Kompas.com - 18/05/2025, 21:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Apakah melakukan seks itu sehat? Jawabannya bisa iya, asalkan dilakukan dalam frekuensi yang seimbang dan kondisi fisik yang mendukung.

Aktivitas seksual bukan hanya soal keintiman, tapi juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental.

Bahkan, berhubungan intim secara rutin disebut dapat membantu menjaga imunitas, meningkatkan kualitas tidur, hingga mendukung kesehatan jantung.

Namun, seks yang terlalu sering, apalagi jika tidak disertai komunikasi atau kesiapan tubuh, juga dapat menimbulkan masalah seperti kelelahan berlebihan, nyeri otot, hingga penurunan performa fisik.

Oleh karena itu, penting memahami manfaat hubungan seksual dan kapan justru berpotensi membebani tubuh berikut ini.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Hasrat Seksual Tidak Terpenuhi? Ini 10 Efeknya…

Manfaat berhubungan intim setiap hari

Berikut sejumlah manfaat jika seseorang melakukan hubungan seksual secara rutin setiap hari, sebagaimana disarikan dari WebMD dan Healthline.

  • Meningkatkan kualitas tidur

Setelah orgasme, tubuh melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin yang membantu tubuh lebih rileks dan mengantuk. Inilah alasan mengapa seks bisa mendukung tidur lebih nyenyak dan berkualitas.

  • Mengurangi stres dan kecemasan

Seks dapat menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol dan merangsang pelepasan endorfin, yang memberi efek bahagia dan nyaman. Hal ini sangat bermanfaat dalam meredakan tekanan emosional sehari-hari.

Baca juga: Puncak Nafsu Seksual Pria: Usia 20-an atau 30-an? Ini Penjelasannya…


  • Menguatkan daya tahan tubuh

Aktivitas seksual membantu meningkatkan kadar imunoglobulin A (IgA) dalam tubuh, yaitu antibodi yang berperan sebagai pertahanan awal terhadap infeksi, termasuk flu dan virus HPV.

  • Meredakan nyeri secara alami

Saat berhubungan seksual, tubuh melepaskan zat kimia yang bekerja sebagai pereda nyeri alami. Ini membantu meredakan sakit kepala, nyeri otot, hingga kram menstruasi.

  • Menjaga kesehatan jantung dan sirkulasi darah

Seks termasuk aktivitas fisik ringan yang meningkatkan detak jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa pria dan wanita yang aktif secara seksual memiliki risiko lebih rendah terhadap gangguan kardiovaskular.

  • Mendukung kesehatan mental dan hubungan emosional

Kontak fisik yang intens selama berhubungan seksual dapat memperkuat ikatan emosional berkat pelepasan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai "hormon cinta". Ini bisa memperkuat rasa percaya dan kedekatan dengan pasangan.

  • Membantu mencegah kanker prostat

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang lebih sering ejakulasi, sekitar 21 kali per bulan, memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat dibanding mereka yang jarang melakukannya.

Meski daftar manfaatnya cukup panjang, penting dicatat bahwa manfaat tersebut paling optimal jika seks dilakukan secara sehat, dalam hubungan yang saling setuju dan bebas risiko infeksi menular seksual.

Baca juga: Nafsu Seks Meningkat, Ini Penyebab dan Cara Mengendalikannya

Kapan hubungan seks dikatakan tidak sehat?

Meski berhubungan intim secara rutin dapat memberikan sejumlah keuntungan, seks yang terlalu sering juga dapat berdampak negatif, terutama jika tubuh belum siap atau kondisi mental tidak mendukung.

Beberapa kondisi berikut bisa menjadi tanda bahwa aktivitas seksual perlu dikurangi:

  • Tubuh merasa terlalu lelah atau lesu

Jika setelah berhubungan badan tubuh justru terasa kehabisan energi hingga mengganggu aktivitas harian, bisa jadi frekuensinya terlalu tinggi.

  • Muncul rasa sakit atau nyeri setelah berhubungan

Ketidaknyamanan, iritasi, atau nyeri setelah seks bisa mengindikasikan bahwa tubuh membutuhkan jeda atau bahwa teknik yang digunakan tidak sesuai.

  • Menurunnya kualitas hubungan emosional

Jika seks dilakukan hanya sebagai rutinitas tanpa keintiman emosional, justru bisa menciptakan jarak dalam hubungan.

  • Menjadi kecanduan atau mengganggu aktivitas lain

Seks yang menjadi obsesi atau mengganggu pekerjaan dan kehidupan sosial bisa termasuk perilaku kompulsif yang perlu dikonsultasikan secara medis.

  • Tidak menikmati hubungan seksual

Bila hubungan seksual dilakukan hanya karena tekanan atau kewajiban, tanpa rasa nyaman atau kepuasan, maka efek negatif secara psikologis bisa lebih besar dibanding manfaat fisiknya.

Jadi, apakah melakukan seks itu sehat? Bila dilakukan secara konsensual, aman, dan tidak berlebihan, hubungan seksual dapat membawa banyak manfaat bagi tubuh dan mental.

Meski demikian, frekuensi yang terlalu sering tanpa mempertimbangkan kondisi fisik dan emosional justru dapat berdampak negatif. Intinya, seperti hal lain dalam hidup, seks pun perlu dijalani dengan seimbang.

Baca juga: Apa Manfaat Seks untuk Kesehatan? Berikut 10 Daftarnya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau