Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Paru Tak Bergejala, Penting Lakukan Deteksi Dini

Kompas.com - 19/05/2025, 14:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kanker paru termasuk jenis kanker yang tidak mudah dideteksi sebab gejala baru dirasakan ketika sudah dalam stadium lanjut. Oleh karena itu kesadaran untuk melakukan deteksi dini perlu ditingkatkan, terutama pada mereka yang beresiko tinggi.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 30.000 kasus baru kanker paru terdiagnosis setiap tahun. Bahkan kanker paru menjadi penyebab kematian akibat kanker nomor satu di Indonesia.

Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Toraks Indonesia (POTI) dr.Andika Chandra Putra, Sp.P(K) mengatakan, dalam rangka meningkatkan deteksi dini kanker paru, POTI juga menekankan pentingnya skrining untuk deteksi kanker paru pada tahap awal.

"Skrining kanker paru dapat membantu mendeteksi kanker paru pada tahap awal, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih efektif dan meningkatkan prognosis yang lebih baik," kata dr. Andika dalam siaran pers.

Baca juga: Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Kementrian Kesehatan telah memperkenalkan program skrining mandiri kanker paru atau Naru "Kenali Paru". Dalam skrining ini kita tinggal menjawab beberapa kuesioner untuk mengetahui apakah faktor risiko kita termasuk "rendah", "sedang", atau "tinggi".

Jika kita masuk dalam risiko "sedang" dan "tinggi" kita akan dirujuk ke dokter paru atau melanjutkan pemeriksaan Low Dose CT Scan untuk paru.

Pada stadium lanjut, keluhan yang banyak dialami, antara lain, batuk secara persisten, sesak napas, batuk darah, suara serak, dan penurunan berat badan.

Meski begitu, diagnosis kanker tidak bisa langsung diberikan kepada pasien dengan keluhan tersebut. Sebab, keluhan tersebut tidak spesifik hanya ditemukan pada pasien kanker. Sejumlah pemeriksaan tetap perlu dilakukan untuk memastikan kondisi kanker pasien.

Menurut dr.Andika, selain menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker, prognosis yang buruk dari kanker paru juga menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian.

"Penanganan kanker paru memerlukan pendekatan yang komprehensif dan multidisiplin. Kolaborasi pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam memerangi kanker paru di Indonesia," katanya.

Terkait dengan hal tersebut, POTI menggelar Rapat Kerja Nasional yang mengusung tema “Menuju Penanganan Kanker Paru yang Lebih Baik di Indonesia”.

Baca juga: 12 Tanda Kanker Paru-Paru yang Harus Diwaspadai sejak Stadium Awal

Rapat kerja yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 18 Mei 2025 di Jakarta ini, bertujuan untuk membahas strategi penanganan kanker paru.

Rapat kerja yang dihadiri oleh Pengurus dan anggota POTI ini juga membahas tentang perkembangan terbaru dalam penanganan kanker paru, termasuk terapi target dan imunoterapi.

"Kami berharap bahwa dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, kita dapat meningkatkan kualitas penanganan kanker paru di Indonesia dan mengurangi angka kematian akibat kanker paru," jelas dr.Andika.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau