Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia Usai Alami Stroke, Kenali Gejalanya

Kompas.com - 20/05/2025, 15:56 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Suami jurnalis senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf, meninggal dunia pada Selasa (20/5/2025). Kabar duka ini dikonfirmasi oleh tokoh Nahdlatul Ulama, Gus Ulil Abshar Abdalla.

“Betul,” ujar Gus Ulil dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya. Ia menyebut bahwa Ibrahim meninggal karena stroke.

Semasa hidup, Ibrahim dikenal sebagai pengacara yang bekerja di firma hukum Assegaf Hamzah & Partners.

Ia juga menjabat sebagai Komisaris Utama Narasi, dan merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Melbourne, Australia.

Kabar wafatnya Ibrahim turut disampaikan melalui akun Instagram resmi Narasi.

“Kami turut berbelasungkawa atas wafatnya Komisaris Utama Narasi dan suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf,” tulis keterangan resmi tersebut.

Baca juga: Dokter Ini Beri Tipa Cegah Stroke Berulang pada Pasien Moyamoya

Stroke, salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia

Stroke merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019 menunjukkan stroke sebagai penyebab kematian utama di Indonesia (19,42% dari total kematian).

Stroke diketahui terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Dalam hitungan menit, sel-sel otak bisa mulai mati.

Ada dua jenis utama stroke:

  • Stroke iskemik: terjadi karena pembuluh darah ke otak tersumbat, misalnya akibat gumpalan darah.
  • Stroke hemoragik: terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak, menyebabkan perdarahan.

Baca juga: Bisakah Krisis Hipertensi Sebabkan Stroke? Ini Kata Dokter…

Kenali gejala awal stroke

Penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda awal stroke agar penanganan medis bisa segera diberikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan menggunakan metode FAST untuk mengenali gejala stroke:

  • F (Face drooping): wajah terlihat menurun sebelah atau tidak simetris saat tersenyum.
  • A (Arm weakness): salah satu tangan terasa lemas atau tidak bisa diangkat.
  • S (Speech difficulty): bicara pelo atau sulit dimengerti.
  • T (Time to call): segera hubungi layanan medis darurat jika menemukan gejala di atas.

Semakin cepat penanganan diberikan, semakin besar peluang pasien untuk pulih dan menghindari kecacatan permanen.

Baca juga: Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Pencegahan Stroke

Menurut laman Kemenkes, saktor risiko stroke antara lain tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, stres kronis, serta gaya hidup kurang gerak.

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Menjaga tekanan darah tetap stabil
  • Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
  • Mengelola stres
  • Menjaga berat badan ideal dan aktif secara fisik
  • Mengonsumsi makanan sehat dan rendah garam

Mengenali gejala sejak dini dan menerapkan pola hidup sehat adalah kunci utama untuk mencegah stroke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau