KOMPAS.com - Pada hari ini, Ibrahim Assegaf, suami jurnalis senior, Najwa Shibab, meninggal dunia.
Menurut berita Kompas.com sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil mengonfirmasi kabar duka ini.
Gus Ulil juga menyampaikan bahwa suami Najwa Shihab meninggal karena stroke.
Dari kabar duka ini, kita bisa belajar bagaimana bahaya stroke dan cara mencegahnya.
Baca juga: Dokter Ini Beri Tipa Cegah Stroke Berulang pada Pasien Moyamoya
Mengutip National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), stroke adalah kondisi di mana aliran darah ke otak tersumbat atau terjadi pendarahan mendadak di otak.
Stroke yang terjadi karena aliran darah ke otak tersumber disebut stroke iskemik.
Pada saat ini, otak tidak dapat memperoleh oksigen dan nutrisi dari darah yang dibutuhkan.
Tanpa oksigen dan nutrisi, sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.
Stroke yang terjadi karena pendarahan mendadak di otak disebut sebagai stroke hemoragik.
Darah yang bocor mengakibatkan tekanan pada sel-sel otak, sehingga menyebabkan kerusakan.
Menurut data NHLBI, 90 persen kasus serangan stroke terjadi karena penyumbatan di pembuluh darah menuju otak (iskemik).
Baik stroke iskemik maupun hemoragik, keduanya adalah keadaan darurat medis.
Baca juga: Bisakah Krisis Hipertensi Sebabkan Stroke? Ini Kata Dokter…
Ketika stroke terjadi, dibutuhkan pertolongan medis segera.
Hal ini karena stroke dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kecacatan jangka panjang, atau bahkan kematian.
Komplikasi stroke bisa terjadi bergantung pada berapa lama otak kekurangan aliran darah dan bagian mana yang terpengaruh.
Mengutip Johns Hopkins Medicine, jika stroke terjadi pada batang otak saja, akibatnya bisa meliputi:
Baca juga: Ini 9 Komplikasi Setelah Stroke yang Harus Diwaspadai Para Penyintasnya
Jika secara umum, mengutip Mayo Clinic, komplikasi stroke bisa meliputi berikut:
Stroke sering menyebabkan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
Penderitanya bisa kehilangan kemampuan menggerakkan otot-otot di wajah, lengan, atau kaki pada satu sisi tubuh, yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Kerusakan otak akibat stroke dapat membuat penderitanya kesulitan untuk berbicara dengan jelas atau memahami bahasa.
Selain itu, otot di mulut dan tenggorokan bisa terganggu, sehingga menimbulkan masalah saat menelan.
Banyak pasien stroke mengalami kehilangan ingatan, kesulitan berpikir, bernalar, dan mengambil keputusan.
Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam menjalani aktivitas normal dan mandiri.
Stroke juga dapat menyebabkan perubahan emosi yang tidak terduga, seperti mudah marah, depresi, atau kesulitan mengendalikan perasaan.
Nyeri dan sensasi abnormal
Sebagian pasien merasakan nyeri, mati rasa, atau kesemutan pada bagian tubuh yang terkena stroke.
Perubahan perilaku dan kebutuhan perawatan
Orang yang mengalami stroke mungkin menjadi lebih pendiam atau menarik diri dari lingkungan sosial.
Penderita stroke juga sering membutuhkan bantuan untuk perawatan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Dari Paus Fransiskus Meninggal: Stroke Bisa Sebabkan Gagal Jantung
Menurut Harvard Health Publishing, ada tujuh langkah efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke, yaitu:
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terbesar stroke.
Pengurangan asupan garam, menghindari makanan tinggi kolesterol, dan mengonsumsi lebih banyak buah, sayur, serta ikan dapat membantu menjaga tekanan darah.
Obesitas beserta komplikasinya, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, meningkatkan risiko terkena stroke.
Penurunan berat badan, bahkan sedikit saja dapat mengurangi risiko stroke.
Aktivitas fisik moderat selama minimal 30 menit sehari, lima hari seminggu, terbukti menurunkan risiko stroke.
Olahraga juga berperan langsung dalam menurunkan berat badan dan tekanan darah.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke.
Minum sedikit alkohol, seperti rata-rata satu gelas sehari, masih dianggap dalam batas aman. Begitu mulai minum lebih dari dua gelas sehari, risiko stroke meningkat sangat tajam.
Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Akibat Komplikasi Stroke: Belajar Cara Mencegahnya
Fibrilasi atrium adalah bentuk detak jantung tidak teratur yang menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di jantung.
Gumpalan darah tersebut kemudian dapat berpindah ke otak, yang mengakibatkan stroke.
Penanganan medis seperti obat pengencer darah bisa sangat membantu mengelola kondisi ini.
Gula darah yang terjaga baik mengurangi risiko kerusakan pembuluh darah menuju otak.
Sebaliknya, kadar gula darah tinggi seiring waktu akan membentuk gumpalan darah yang bisa menyumbat aliran darah ke otak hingga terjadi stroke.
Merokok mempercepat pembentukan plak dan penggumpalan darah yang dapat memicu stroke.
Bersamaan dengan diet sehat dan olahraga teratur, berhenti merokok adalah salah satu perubahan gaya hidup paling ampuh yang akan membantu untuk mengurangi risiko stroke secara signifikan.
Selain itu, Mayo Clinic menekankan pentingnya mengenali gejala stroke dengan cepat menggunakan prinsip F-A-S-T (Face, Arms, Speech, Time)
FAST untuk memastikan pertolongan segera:
Baca juga: Bisakah Serangan Stroke Berulang? Ini Penjelasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.