Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Najwa Shihab Meninggal akibat Stroke, Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Penyakitnya…

Kompas.com - 20/05/2025, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pada hari ini, Ibrahim Assegaf, suami jurnalis senior, Najwa Shibab, meninggal dunia.

Menurut berita Kompas.com sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil mengonfirmasi kabar duka ini.

Gus Ulil juga menyampaikan bahwa suami Najwa Shihab meninggal karena stroke.

Dari kabar duka ini, kita bisa belajar bagaimana bahaya stroke dan cara mencegahnya.

Baca juga: Dokter Ini Beri Tipa Cegah Stroke Berulang pada Pasien Moyamoya

Apa itu stroke?

Mengutip National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), stroke adalah kondisi di mana aliran darah ke otak tersumbat atau terjadi pendarahan mendadak di otak.

Stroke yang terjadi karena aliran darah ke otak tersumber disebut stroke iskemik.

Pada saat ini, otak tidak dapat memperoleh oksigen dan nutrisi dari darah yang dibutuhkan.

Tanpa oksigen dan nutrisi, sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.

Stroke yang terjadi karena pendarahan mendadak di otak disebut sebagai stroke hemoragik.

Darah yang bocor mengakibatkan tekanan pada sel-sel otak, sehingga menyebabkan kerusakan.

Menurut data NHLBI, 90 persen kasus serangan stroke terjadi karena penyumbatan di pembuluh darah menuju otak (iskemik).

Baik stroke iskemik maupun hemoragik, keduanya adalah keadaan darurat medis.

Baca juga: Bisakah Krisis Hipertensi Sebabkan Stroke? Ini Kata Dokter…

Macam bahaya stroke

Ketika stroke terjadi, dibutuhkan pertolongan medis segera.

Hal ini karena stroke dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kecacatan jangka panjang, atau bahkan kematian.

Komplikasi stroke bisa terjadi bergantung pada berapa lama otak kekurangan aliran darah dan bagian mana yang terpengaruh.

Mengutip Johns Hopkins Medicine, jika stroke terjadi pada batang otak saja, akibatnya bisa meliputi:

  • Masalah pernapasan dan fungsi jantung
  • Masalah dengan kontrol suhu tubuh
  • Masalah keseimbangan dan koordinasi
  • Kelemahan atau kelumpuhan
  • Kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara
  • Perubahan penglihatan
  • Koma
  • Kematian

Baca juga: Ini 9 Komplikasi Setelah Stroke yang Harus Diwaspadai Para Penyintasnya

Jika secara umum, mengutip Mayo Clinic, komplikasi stroke bisa meliputi berikut:

  • Hilangnya gerakan otot (kelumpuhan)

Stroke sering menyebabkan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.

Penderitanya bisa kehilangan kemampuan menggerakkan otot-otot di wajah, lengan, atau kaki pada satu sisi tubuh, yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.

  • Kesulitan berbicara dan menelan

Kerusakan otak akibat stroke dapat membuat penderitanya kesulitan untuk berbicara dengan jelas atau memahami bahasa.

Selain itu, otot di mulut dan tenggorokan bisa terganggu, sehingga menimbulkan masalah saat menelan.

  • Gangguan fungsi kognitif dan ingatan

Banyak pasien stroke mengalami kehilangan ingatan, kesulitan berpikir, bernalar, dan mengambil keputusan.

Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam menjalani aktivitas normal dan mandiri.

  • Perubahan emosional

Stroke juga dapat menyebabkan perubahan emosi yang tidak terduga, seperti mudah marah, depresi, atau kesulitan mengendalikan perasaan.

  • Nyeri dan sensasi abnormal

Sebagian pasien merasakan nyeri, mati rasa, atau kesemutan pada bagian tubuh yang terkena stroke.

  • Perubahan perilaku dan kebutuhan perawatan

Orang yang mengalami stroke mungkin menjadi lebih pendiam atau menarik diri dari lingkungan sosial.

Penderita stroke juga sering membutuhkan bantuan untuk perawatan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Dari Paus Fransiskus Meninggal: Stroke Bisa Sebabkan Gagal Jantung

Cara mencegah stroke

Menurut Harvard Health Publishing, ada tujuh langkah efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke, yaitu:

  • Menjaga tekanan darah tetap ideal

Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terbesar stroke.

Pengurangan asupan garam, menghindari makanan tinggi kolesterol, dan mengonsumsi lebih banyak buah, sayur, serta ikan dapat membantu menjaga tekanan darah.

  • Menurunkan berat badan, jika obesitas

Obesitas beserta komplikasinya, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, meningkatkan risiko terkena stroke.

Penurunan berat badan, bahkan sedikit saja dapat mengurangi risiko stroke.

  • Rajin berolahraga

Aktivitas fisik moderat selama minimal 30 menit sehari, lima hari seminggu, terbukti menurunkan risiko stroke.

Olahraga juga berperan langsung dalam menurunkan berat badan dan tekanan darah.

  • Membatasi atau menghindari minum alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke.

Minum sedikit alkohol, seperti rata-rata satu gelas sehari, masih dianggap dalam batas aman. Begitu mulai minum lebih dari dua gelas sehari, risiko stroke meningkat sangat tajam.

Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Akibat Komplikasi Stroke: Belajar Cara Mencegahnya

  • Mengelola fibrilasi atrium, jika punya

Fibrilasi atrium adalah bentuk detak jantung tidak teratur yang menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di jantung.

Gumpalan darah tersebut kemudian dapat berpindah ke otak, yang mengakibatkan stroke.

Penanganan medis seperti obat pengencer darah bisa sangat membantu mengelola kondisi ini.

  • Mengontrol diabetes

Gula darah yang terjaga baik mengurangi risiko kerusakan pembuluh darah menuju otak.

Sebaliknya, kadar gula darah tinggi seiring waktu akan membentuk gumpalan darah yang bisa menyumbat aliran darah ke otak hingga terjadi stroke.

  • Berhenti merokok

Merokok mempercepat pembentukan plak dan penggumpalan darah yang dapat memicu stroke.

Bersamaan dengan diet sehat dan olahraga teratur, berhenti merokok adalah salah satu perubahan gaya hidup paling ampuh yang akan membantu untuk mengurangi risiko stroke secara signifikan.

Selain itu, Mayo Clinic menekankan pentingnya mengenali gejala stroke dengan cepat menggunakan prinsip F-A-S-T (Face, Arms, Speech, Time)

FAST untuk memastikan pertolongan segera:

  • Face (Wajah): Apakah satu sisi wajah turun saat tersenyum?
  • Arms (Lengan): Apakah satu lengan melemah saat diangkat?
  • Speech (Bicara): Apakah ucapan terdengar tidak jelas?
  • Time (Waktu): Segera hubungi layanan darurat jika ada gejala tersebut

Baca juga: Bisakah Serangan Stroke Berulang? Ini Penjelasannya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau