KOMPAS.com – Sakit kepala merupakan keluhan yang sangat umum dialami banyak orang, namun tidak semua jenis sakit kepala sama
Menurut dr. Jeffry Foraldy Haryanto, Sp.N, spesialis neurologi dari RS Hermina Bitung, penting bagi masyarakat untuk mengenali jenis sakit kepala yang diderita karena penyebab dan penanganannya berbeda.
“Untuk secara umum, nyeri kepala itu dibagi jadi dua. Yang pertama nyeri kepala primer, yang kedua itu nyeri kepala sekunder,” jelas dr. Jeffry dikutip dari acara Bincang Sehat ANTARA TV, Rabu (21/5/2025).
Baca juga: Apa Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala? Ini Penjelasan Dokter
Nyeri kepala primer adalah jenis sakit kepala yang tidak disebabkan oleh penyakit lain. Umumnya, jenis ini tidak berbahaya dan lebih sering terjadi.
Tiga jenis utama nyeri kepala primer, menurut dr. Jeffry, antara lain:
Ini adalah jenis paling umum, biasanya terasa seperti ditekan atau diremas di sekitar kepala.
Migrain
Ditandai nyeri kepala berdenyut, sering kali di satu sisi kepala, dan dapat disertai mual, muntah, atau sensitif terhadap cahaya dan suara.
Jenis ini lebih jarang, tapi sangat nyeri. Biasanya menyerang satu sisi kepala secara tiba-tiba dan berulang selama periode tertentu.
“Kalau nyeri kepala primer ini hampir sebagian besar itu tidak berbahaya. Tidak mengancam jiwa,” kata dr. Jeffry.
Baca juga: Mengenal Gejala Penyakit Moyamoya yang Langka, Meliputi Sakit Kepala
Nyeri kepala sekunder terjadi karena adanya penyakit atau gangguan lain di dalam tubuh, baik yang ringan maupun serius.
“Kalau yang sekunder ini disebabkan oleh penyakit lain. Nah ini banyak, banyak penyebabnya,” ujar dr. Jeffry.
Beberapa contoh penyebab nyeri kepala sekunder antara lain:
Baca juga: Ketahui Penyebab Sakit Kepala Saat Puasa
Namun, ada juga nyeri kepala sekunder yang berbahaya, yaitu bila berasal dari gangguan dalam otak, seperti:
Dr. Jeffry menegaskan bahwa salah satu cara membedakan nyeri kepala yang perlu diwaspadai adalah dengan memperhatikan gejalanya.
“Yang berbahaya itu kalau misalnya nyeri kepalanya itu tiba-tiba muncul, nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba muncul nyeri. Terus kedua, nyerinya itu sakit sekali.”
Baca juga: Waspada Sakit Kepala Hebat, Bisa Jadi Ciri Stroke
Gejala lain yang menunjukkan tanda bahaya antara lain:
“Kalau misalnya ada sakit kepala, tapi disertai dengan empat gangguan tadi (motorik, sensorik, otonomik, kognitif), nah itu udah tanda bahayanya,” jelas dr. Jeffry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.