KOMPAS.com - Akses intervensi penyakit jantung bawaan (PJB) saat ini masih terkonsentrasi hanya di Jakarta.
Dalam konferensi pers pada Rabu (21/5/2025) di Jakarta, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Kardiologi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Rizky Adriansyah menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 2.169 intervensi bedah dan 1.505 intervensi non-bedah PJB di Jakarta pada 2024.
Sementara, terdapat total sebanyak sekitar 7.500 intervensi PJB yang dilakukan pada 2024, baik bedah maupun non-bedah.
Baca juga: 8 Tanda-tanda Penyakit Jantung Bawaan pada Orang Dewasa
“Padahal, terdapat 50 ribu bayi yang terlahir dengan PJB, dan 12 ribu di antaranya adalah kasus PJB kritis yang membutuhkan penanganan segera,” ungkap Rizky seperti yang dilansir dari Antara pada Rabu (21/5/2025).
Oleh karena itu, Rizky mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pendampingan bagi berbagai rumah sakit di daerah sebagai upaya perluasan akses intervensi PJB.
“Sebenarnya, kita bukan mengajari dokter anaknya, dokter jantung anaknya, tapi kita ajarkan dia membangun sistem kerja karena kalau sistem kerjanya enggak terbangun dia akan kelimpungan sendiri,” jelasnya
Menurutnya, sistem itu diperlukan karena intervensi PJB memerlukan kolaborasi dengan berbagai ahli, seperti para perawat, dokter ahli anestesi, dan dokter anak.
Baca juga: Bagaimana Minum Obat Penyakit Jantung Saat Puasa Ramadhan?
Lebih lanjut, Rizky menjelaskan bahwa perwakilan IDAI yang akan mendampingi adalah sejumlah dokter ahli jantung anak dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.
Dokter pendamping ini akan membantu hingga rumah sakit daerah dapat melakukan layanan intervensi PJB secara mandiri.
Selain RS daerah, pendampingan diberikan oleh IDAI kepada RS vertikal.
Ia menjelaskan bahwa pendampingan ini merupakan salah satu inisiatif IDAI guna meningkatkan akses pelayanan intervensi PJB.
IDAI juga berinisiatif untuk memberikan pelatihan skrining dan diagnosis awal PJB untuk dokter umum, perawat, dan bidan.
Kemudian, IDAI menginisiasi program Indonesian Newborn Pulse Oximetry Screening Training (INPOST) untuk tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP).
Ia mengatakan, itu adalah pelatihan skrining ekokardiografi dasar bagi dokter spesialis anak di seluruh Indonesia.
Dia menyebutkan bahwa pihaknya selalu mendukung upaya Pemerintah untuk menyehatkan anak-anak Indonesia.
Hal ini, katanya, sesuai dengan poin keempat Asta Cita, yakni penguatan sumber daya manusia serta kesehatan.
Baca juga: Amankah Penderita Penyakit Jantung Puasa Ramadhan? Ini Ulasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.